Warga Bandung Tawarkan Obat PMK dari Ramuan Asam Laktat

Jumat, 8 Juli 2022 10:29 WIB

Dokter hewan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Bogor memasang infus pada sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di perternakan sapi perah Kampung Kunak, Kabupaten Bogor, 21 Juni 2022. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Bandung, Simon Yudistira Sanjaya, meracik ramuan yang dinamakan Obat Luar Organik Serbaguna atau OLOS untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini banyak menyerang sapi peternak. “Saya semprotin ke kaki sapi yang sudah tiga hari ngadeprok tidak mau berdiri, beberapa menit kemudian sapi itu berdiri,” katanya, Kamis, 7 Juli 2022.

Selain pada bagian kaki, penyemprotan juga dilakukan pada bagian mulut sapi yang mengalami gejala seperti sariawan dan mengeluarkan cairan berbuih. Ramuan sudah dicoba gunakan pada sapi milik peternak di Pengalengan.

Menurut Simon, dia membuat racikan itu dari 11 jenis buah: pisang, salak, pepaya, jeruk, lemon, jambu batu, rambutan, strawberry, bayam, tomat, dan mentimun. “Dari semua bahan yang dipakai itu, yang dikejar adalah asam laktatnya,” kata lulusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan pada 1990 itu sambil menambahkan dari hasil pengukurannya, asam laktat yang dihasilkan memiliki pH 4

Guru Besar di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Rahmana Emran Kartasasmita, menerangkan zat asam laktat merupakan senyawa alami yang antara lain bisa diperoleh dari proses fermentasi. Dia mencontohkan susu yang menghasilkan yogurt atau sayuran kol menjadi Sauerkraut.

“Mungkin juga dihasilkan pada fermentasi sayuran lain, sepanjang terdapat bakteri asam laktat,” ujarnya, Kamis, 7 Juli 2022.

Advertising
Advertising

Sesuai namanya, asam laktat bersifat asam dan terasa asam bila dicicipi. Secara kuantitatif, derajat keasaman dinyatakan dengan skala pH 1-7. Secara umum, kata Emran, dengan mengatur keasaman atau tingkat pH pada nilai yang rendah yaitu sekitar 2-3, bisa menghambat pertumbuhan mikroba.

“Ini yang jadi dasar penambahan asam seperti asam cuka atau asam laktat untuk pengawetan makanan,” kata dia.

Soal keampuhan asam laktat untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak seperti sapi, menurut Emran, tentunya perlu pembuktian melalui pengujian yang sesuai kaidah keilmuan. “Dalam hal ini kalangan kedokteran veteriner yang berkompeten,” ujarnya.

Pada Juni lalu, Simon pernah menawarkan ramuannya itu ke instansi berwenang untuk dipakai pada sapi yang sakit. Namun tawarannya ditolak. Alasan yang diterimanya karena sudah ada cara untuk mengatasi. “Caranya dengan disemprotkan asam sitrat,” katanya.

Simon kemudian menawarkan ramuan berbentuk cairan coklat itu langsung ke kalangan peternak sapi di Lembang dan Pangalengan. Bersamaan dengan itu, seorang peternak sapi di Pangalengan, Usep Asrul, mengatakan belum ada petugas yang datang terkait pencegahan dan penanganan PMK di wilayahnya.

Sementara semua sapinya yang berjumlah lima ekor kini mengalami gejala penyakit yang sedang mewabah tersebut. Berawal dari seekor sapinya yang berusia 26 bulan, menyusul empat ekor lainnya yang lebih muda tertular. “Kalau penyakit ini kan satu kena semuanya juga,” ujarnya saat dihubungi Kamis, 7 Juli 2022.

Mengaku tidak tahu bagaimana bisa tertular, Usep berusaha sendiri mengobati sapi-sapinya dengan mengundang seorang ahli kesehatan hewan untuk berkonsultasi sekaligus menyuntikan vitamin. Usep pun menjajal OLOS racikan Simon dengan cara menyemprotkan pada bagian mulut dan kaki sapi setiap satu jam sekali.

“Saya coba reaksinya bagus, dua hari ini meskipun belum sembuh tapi ada kemajuan sapinya mau makan lagi dan buang air besar,” kata Usep.

Selain itu kandang sapinya juga dibersihkan dengan semprotan desinfektan. Usep berharap semua sapinya bisa sembuh dari PMK dalam kurun 3-5 hari setelah sakit.

Baca juga:
Penelitian Ungkap Sel Kanker Payudara Menyebar Saat Tidur

Berita terkait

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

8 jam lalu

Korban Pembunuhan Mayat dalam Koper Telah Dimakamkan di Bandung

RM, 49 tahun, korban pembunuhan pada kasus mayat dalam koper telah dimakamkan di kampung halamannya di Bandung

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

18 jam lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

21 jam lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

21 jam lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

1 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Pakai Uang Kantor Sebesar Rp 7 Juta

Pelaku kasus mayat dalam koper gunakan uang kantornya sebesar Rp 7 juta untuk kabur.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

1 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

1 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Polisi Sebut Korban Sempat Minta Dinikahi Pelaku

Polisi mengungkap motif pembunuhan kasus mayat dalam koper.

Baca Selengkapnya