Bersih-bersih di Antariksa, Inggris Ingin Tangkap 2 Satelit Mati di Orbit

Rabu, 13 Juli 2022 08:00 WIB

Ilustrasi salah satu proposal misi menangkap sampah satelit di orbit Bumi. newscientist.com

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris menyediakan 5 juta Poundsterling atau setara Rp 89 miliar untuk mendanai sebuah misi pembersihan sampah antariksa. Proyeknya bertujuan membawa pulang dua satelit yang sudah tak berfungsi menembus atmosfer Bumi pada dekade ini. Sebuah proyek atau misi yang baru pertama akan dilakukan.

George Freeman mengungkapnya di Secure World Foundation’s Summit for Space Sustainability di London, saat masih menjabat sebagai Menteri Sains Inggris, akhir bulan lalu. Dia menggarisbawahi komitmen negara itu untuk menjaga orbit Bumi rapi dan bersih sebagai bagian dari Plan for Space Sustainability yang dijalankan pemerintahannya. Ini mencakup penyusunan norma-norma hukum untuk pengoperasian satelit yang aman dan menurunkan biaya untuk misi-misi yang berkelanjutan.

"Kita sedang berada di masa transisi ledakan massif satelit-satelit," kata Freeman. "Kami ingin memastikan kalau Inggris berada di depan dalam hal ilmu kelestarian."

Misi Active Debris Removal, pertama kali diumumkan tahun lalu, akan berupa sebuah wahana antariksa yang diluncurkan ke orbit pada 2026. Begitu berada di luar angkasa, wahana akan menuju dua satelit Inggris yang sudah mati di orbit Bumi dan menarik mereka untuk dibawa masuk ke atmosfer sehingga bisa terbakar habis.

"Mengambil beberapa sampah sekaligus dengan satu wahana antariksa sudah tepat untuk dilakukan," kata Hugh Lewis dari University of Southampton, Inggris. Dia menyebut jumlah lebih dari 30 ribu serpihan terlacak berada di orbit Bumi saat ini, termasuk di dalamnya adalah sekitar 2.500 bangkai satelit.

Advertising
Advertising

Rencana bersih-bersih sampah antariksa yang sudah ada saat ini seperti misi yang akan datang dari ClearSpace, Swiss. Didanai Badan Antariksa Eropa (ESA), misi yang rencananya meluncur pada 2025 itu hanya berfokus memindahkan satu per satu potongan sampah antariksa.

Misi oleh Inggris akan menjadi yang pertama untuk bisa menangkap dan membawa lebih dari satu potongan sekaligus untuk sekali pemusnahan. Wahana atau pesawatnya juga didesain untuk tinggal di orbit Bumi, memungkinkan untuk nantinya melakukan isi ulang bahan bakar sehingga bisa lebih efektif bersih-bersih di antariksa.

Ilustrasi sampah antariksa. (Space.com)

Tiga perusahaan berkompetisi untuk kontrak misi itu: ClearSpace; perusahaan gabungan Jepang dan Inggris, Astroscale; dan Surrey Satellite Technology (SSTL) yang berbasis di Inggris. Dua akan dipilih untuk berbagi uang 5 juta Poundsterling pada bulan ini, lalu satu yang akan dipilih di akhir 2023 dengan sebuah kontrak senilai hingga 60 juta Poundsterling atau lebih dari Rp 1 triliun.

"Sampah di antariksa adalah masalah yang sangat besar," kata Freeman. "Tujuan misi ini adalah membuat Inggris pemimpin dunia dalam sistem pemulihan satelit."

Setiap perusahaan memiliki metode berbeda yang ditawarkan untuk menjalankan misi tersebut. Astroscale akan menggunakan teknologi lengan robotik untuk menggenggam setiap bangkai satelit, Clearspace berencana menggunakan empat lengan untuk 'mendekap' obyek-obyek dan membawanya turun ke Bumi, sedangkan SSTL mengkaji peluang penggunaan sebuah jaring raksasa untuk menggapai satu obyek dan menarik obyek yang lain dengan lengan robotik.

Dua bekas satelit yang dituju belum ditentukan dari belasan bangkai satelit milik Inggris yang ada di antariksa saat ini. Sementara tidak ada hambatan hukum untuk sebuah negara yang mengincar satelitnya sendiri. Yang perlu diantisipasi, menurut Joanne Wheeler, pengacara di London, adalah, "Apa yang terjadi jika Anda naik ke sana dan menangkap obyek yang salah." Itu, kata dia, bisa menjadi isu keamanan negara.

Harapannya adalah skema yang disiapkan, yang memiliki pendanaan terbesar untuk satu misi antariksa selama ini oleh Inggris, akan mendorong misi komersial pembersihan sampah antariksa. "Kami mencoba mempercepat pengembangan teknologinya," kata Jacob Geer dari Badan Antariksa Inggris.

NEW SCIENTIST

Berita terkait

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 jam lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

22 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

1 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

1 hari lalu

Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Starlink Sebelum Memakainya

Sebelum menggunakannya, ada baiknya Anda mengetahui kelebihan dan kekurangan Starlink. Salah satu kelebihannya adalah speed tinggi.

Baca Selengkapnya

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

4 hari lalu

Rishi Sunak Minta Universitas di Inggris Lindungi Mahasiswa Yahudi dari Pelecehan

Rishi Sunak menyerukan pada universitas di Inggris agar melindungi mahasiswa pemeluk yahudi dari pelecehan menyusul unjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

4 hari lalu

Terdapat 24.000 Sampah Antariksa, Ini Studi BRIN soal Potensi Jatuhnya ke Wilayah Indonesia

Sampah antariksa saat ini sekitar 24.000. Peneliti BRIN melakukan studi soal potensi jatuhnya ke wilayah Indonesia.

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

7 hari lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

7 hari lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

7 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

7 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya