Kemenkes Bahas Vaksin Booster Kedua untuk Covid-19, Ini Kata ITAGI dan IDI

Reporter

Antara

Jumat, 22 Juli 2022 21:06 WIB

Calon penumpang kereta api mengikuti vaksin booster di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin 18 Juli 2022. Aturan terbaru ini mewajibkan pelaku perjalanan yang belum divaksinasi COVID-19 ketiga atau vaksin booster wajib menunjukkan hasil tes negatif COVID-19. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Wacana dari Kementerian Kesehatan untuk distribusi vaksin Covid-19 dosis keempat, atau dosis penguat (vaksin booster) yang kedua, belum bersambut di Tanah Air. Pertimbangan Kemenkes adalah prediksi pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan sejumlah negara lain yang sudah membagikan vaksin booster kedua tersebut.

"Perencanaan itu sudah ada pertimbangannya di Indonesia, karena pandemi jangka panjang," kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, dikutip dari Antara, Jumat 22 Juli 2022.

Menurut Syahril, Kemenkes bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) sedang membahas secara intensif program vaksinasi dosis keempat untuk masyarakat umum di Indonesia. Prioritas ditujukan kepada kelompok berisiko tinggi, yakni tenaga kesehatan, usia lanjut, tenaga pelayanan publik.

Hal lain dibahas adalah kemampuan pemerintah dalam penyediaan stok vaksin untuk dosis keempat. Juga target vaksinasi dosis tiga atau vaksin booster pertama yang masih jauh dari target. Berdasarkan data dari Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, vaksinasi ketiga baru mencapai 53,89 juta jiwa atau 25,88 persen dari target sasaran 208 juta jiwa lebih.

Terpisah, Ketua ITAGI Sri Rezeki Hadinegoro menyangkal telah dimintai pendapat secara resmi perihal dosis keempat atau vaksin booster kedua oleh Kementerian Kesehatan. ITAGI pun, Sri menambahkan, belum memberi rekomendasi vaksinasi dosis keempat tersebut. Alasannya, cakupan vaksin primer dan booster yang belum terpenuhi.

Advertising
Advertising

"Cakupan dosis pertama sudah bagus 90-an persen, dosis kedua agak rendah meskipun sudah lumayan juga, sudah 81 persen," katanya kepada Antara, Jumat.

Menurut Sri, kajian dosis keempat untuk masyarakat yang berisiko tinggi adalah mengikuti anjuran WHO. Tapi penerapannya bergantung kepada masing-masing negara. "Seperti di Thailand, tren wisata yang mumpuni ya jadi pegawai wisata itu didahulukan untuk dosis empat," katanya.

Sedang untuk Indonesia, Sri meminta pemerintah untuk memperhatikan cakupan vaksinasi dosis lengkap primer maupun dosis booster yang belum tercapai.

Anjuran yang sama diberikan Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban. "Booster yang pertama saja masih belum sampai targetnya. Jadi (lebih baik) itu dulu prioritasnya," kata dia saat dihubungi terpisah mengenai kebutuhan vaksin booster kedua.

Baca juga:
Tes PCR Cegah Bupati Bantul Terbang Bawa Covid-19 ke Bogor

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

11 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

14 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

1 hari lalu

Apa Itu Sistem KRIS yang Bakal Menggantikan Kelas BPJS Kesehatan?

KRIS merupakan sistem baru dalam mengatur rawat inap yang melayani pengguna BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

4 hari lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Diubah, Iuran Harus Pertimbangkan Finansial Masyarakat

Pemerintah mewacanakan penghapusan sistem kelas BPJS Kesehatan dan menggantikannya dengan sistem KRIS sejak tahun lalu

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

8 hari lalu

4 Vaksin Wajib Bagi Jamaah Haji 2024, Dua Jamaah dari Provinsi Ini Ada Tambahan Vaksin Polio

Jamaah Haji 2024 wajib menerima 3 vaksin, namun khusus jamaah dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, ada penambahan vaksin polio.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya