Ledakan Sinar Gamma Terbesar

Reporter

Editor

Senin, 23 Februari 2009 19:06 WIB

TEMPO Interaktif, Washington:Ledakan besar di antariksa yang terdeteksi oleh teleskop Fermi milik Badan Antariksa Amerika (NASA) diperkirakan sebagai ledakan sinar gamma terbesar yang pernah terdeteksi selama ini. Dalam laporan yang dipublikasikan di Science Express, Kamis lalu, para ilmuwan mengatakan, ledakan hebat itu terjadi pada September 2008 di konstelasi Carina.
Ledakan itu menghasilkan energi berkisar dari 3.000 sampai lebih dari lima miliar kali lipat daripada cahaya terlihat, kata ahli astrofisika. "Cahaya terlihat memiliki kisaran energi antara dua dan tiga elektron volt. Ledakan ini mencapai jutaan sampai miliaran elektron volt," kata Frank Reddy, astrofisikawan NASA.
Reddy menyatakan, ledakan ini amat luar biasa. "Jika Anda memandangnya dalam terminologi energi, sinar X jauh lebih berenergi karena mereka menembus apa pun, ujarnya. "Sinar ini tidak dapat dihentikan oleh apa pun, mereka langsung menembus masuk dan itulah mengapa kita bisa melihatnya dari jarak yang amat jauh."
Sebuah tim yang dipimpin oleh Jochen Greiner dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, Jerman, memperkirakan pancaran sinar gamma yang amat dahsyat itu terjadi pada lokasi yang berjarak 12,2 miliar tahun cahaya.
Itu berarti ledakan tersebut bersumber dari tempat yang amat jauh karena matahari yang berjarak 150 juta kilometer dari bumi cuma delapan menit cahaya. Sedangkan Pluto yang 39 kali lebih jauh daripada bumi-matahari berjarak 12 jam cahaya.
Berdasarkan jarak ledakan itu dari bumi, para ilmuwan mengetahui bahwa pancaran energi itu jauh lebih kuat daripada 9.000 supernovae--ledakan kuat yang terjadi pada saat bintang mati--dan semburan gas yang dilepaskan sinar gamma bergerak hampir sama dengan kecepatan cahaya. "Kekuatan dan kecepatannya membuat ledakan ini sebagai ledakan sinar gamma paling ekstrem yang pernah tercatat," kata keterangan resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Energi Amerika Serikat.
Letusan sinar gamma adalah ledakan paling terang di alam semesta. Para astronom yakin bahwa letusan sinar ini terjadi ketika bintang raksasa kehabisan bahan bakar nuklirnya dan hancur. Hamburan sinar yang berlangsung lama, berakhir lebih dari dua detik, terjadi pada bintang raksasa yang hampir hancur sementara ledakan singkat atau kurang dari dua detik terjadi pada bintang yang lebih kecil.
Dengan mempelajari ledakan sinar gamma ini, para ilmuwan bisa mengambil contoh bintang individual pada jarak teramat jauh, bahkan galaksinya pun tak terlihat jelas. Observasi terhadap ledakan besar ini juga dapat mengungkap tentang teka-teki antariksa. "Emisi ledakan pada energi ini masih kurang dipahami dan Fermi memberi kita perangkat untuk memahaminya," kata Peter Michelson, fisikawan Stanford University, kepala intigator teleskop area luas Fermi. "Dalam beberapa tahun, kami akan dapat memiliki sampel letusan yang amat baik dan mungkin bisa menjawab segalanya."
Teleskop Fermi dan satelit Swift NASA mendeteksi 1.000 ledakan sinar gamma setahun atau satu ledakan setiap 100.000 tahun di salah satu galaksi. Astrofisikawan memperkirakan ada ratusan miliar galaksi di seluruh alam semesta.
TJANDRA | AFP

Berita terkait

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

21 hari lalu

Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.

Baca Selengkapnya

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

27 hari lalu

Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

27 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

28 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

6 September 2023

Jakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta

DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.

Baca Selengkapnya

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

4 September 2023

Dzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya

Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.

Baca Selengkapnya