Lewat Media Sosial, Doktor ITS Bisa Prediksi Jumlah Kasus DBD

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Jumat, 29 Juli 2022 21:11 WIB

Wiwik Anggraeni saat mempresentasikan disertasinya tentang memanfaatkan media sosial untuk memprediksi jumlah kasus DBD di Indonesia. ITS

TEMPO.CO, Jakarta - Wiwik Anggraeni, mahasiswa program studi S3 Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil meraih gelar doktor lewat penelitian mengenai sistem untuk menghitung kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Wiwik meraih gelar doktor dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor pada Rabu, 29 Juli 2022.

Wiwik menjelaskan disertasinya dilatarbelakangi oleh data kasus DBD di beberapa wilayah di Indonesia yang tidak sesuai antara data di komputer dengan kondisi di lapangan. Hal ini disebabkan masyarakat cenderung untuk mencari informasi suatu gejala penyakit melalui internet. “Dari jejak digital ini yang dapat kami manfaatkan untuk memprediksi jumlah kasus DBD pada suatu wilayah,” katanya seperti dilansir di laman resmi ITS pada Jumat, 29 Juli 2022.

Dalam disertasinya yang berjudul "Representasi dari Media Sosial, Query Internet, dan Data Surveilans untuk Memprediksi Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue menggunakan Model WHAI", Wiwik menciptakan sebuah sistem pemodelan gabungan dari sistem Dekomposisi dan Bidirectional Long Short Term Memory (BiLSTM) yang disebut dengan sistem model WHAI.

Wiwik menyampaikan, penggabungan dua sistem tersebut dilakukan agar pemetaan dan prediksi jumlah kasus DBD lebih akurat dan aktual. Selain itu, sistem model WHAI bekerja dengan mengombinasikan beberapa variabel tertentu seperti jumlah aktivitas media sosial yang terkait dengan penyakit DBD, jumlah kasus DBD yang terdeteksi, jumlah curah hujan, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin, dan temperatur cuaca.

Dosen Departemen Sistem Informasi ITS ini melanjutkan, data akhir yang diolah dari variabel tersebut akan dibandingkan dengan data kasus jumlah DBD yang terlapor. Jika data yang didapat dari sistem model WHAI sama atau mendekati sama, maka sistem model WHAI berhasil untuk memprediksi jumlah kasus DBD tersebut. “Didapatkan daerah Kabupaten Malang dan Kota Surabaya menjadi daerah yang rawan DBD,” ucap Wiwik.

Advertising
Advertising

Penelitian untuk disertasi tersebut berlokasi di Kabupaten Malang dan Kota Surabaya. Wiwik menuturkan, alasan pemilihan Kabupaten Malang sebagai tempat penelitian karena wilayah tersebut cukup luas dan ditambah kondisi geografis yang beragam. Sehingga mampu memberikan hasil data yang lebih variatif. “Sementara Surabaya dipilih sebagai salah satu tempat penelitian di kota besar,” jelasnya.

Wiwik menyampaikan, ide nama sistem model WHAI diambil dari akronim nama Wiwik Anggraeni dan tiga peneliti lain sekaligus promotor dalam sidang doktor ini yaitu Mauridhi Hery Purnomo, Eko Mulyanto Yuniarti, dan Reza Fuad Rachmadi. “Sebenarnya penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang sama berkaitan dengan DBD,” ujar perempuan asal Madiun ini.

Dalam penerapannya, sistem model WHAI sudah mulai diterapkan di Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Wiwik berharap sistem model WHAI tersebut dapat digunakan tidak hanya untuk DBD, namun untuk antisipasi wabah lainnya. “Saya berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu kesehatan pada masyarakat,” tutur Wiwik.

Baca juga:PT Pindad dan ITS Kembangkan Inovasi Peluru Frangible untuk Operasi Khusus

Berita terkait

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

2 hari lalu

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

3 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

5 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

5 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

8 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

10 hari lalu

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

10 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

11 hari lalu

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

15 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya