Spesifikasi Rudal Dongfeng Militer Cina, Nenek Moyangnya dari Uni Soviet

Sabtu, 6 Agustus 2022 06:20 WIB

Rudal balistik antar benua (ICBM) Dongfeng-41 atau DF-41 merupakan rudal terbaru Tiongkok yang dibuat oleh China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT). Rudal seberat 80 ton ini diperkirakan mampu melaju dengan kecepatan 25 mach atau 30.626 km/jam. DF-41 mampu membawa 10-12 kepala nuklir yang dapat mencari sasarannya sendiri atau Multiple Independent Reentry Vehicle (MIRV). doisongphapluat.com

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina meluncurkan sejumlah rudal Dongfeng ke dekat pulau Matsu dan perairan sekitar timur laut dan barat daya Taiwan. Ini merupakan bagian dari latihan militer terbesar di sekitar Selat Taiwan, Kamis 4 Agustus 2022 tepat pukul 12 waktu setempat. Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan, beberapa titik latihan militer Cina melanggar perairan teritorial Taiwan, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut laporan media Prancis, France24, latihan itu digelar sehari setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taipei. Kunjungan Pelosi memicu kemarahan Beijing, yang langsung mengumumkan latihan militer di laut sekitar Taiwan, satu dari beberapa jalur air tersibuk di dunia. Per 4 Agustus, selama empat hari ke depan, Taiwan akan memantau latihan militer Cina.

Peluncuran rudal Dongfeng di selat Taiwan bukanlah kali pertama bagi negara Tirai Bambu itu pamer misil. Pada 2020 lalu, Cina juga pernah unjuk gigi kekuatan rudal balistiknya di Laut Cina Selatan. Kala itu, dua rudal diluncurkan sekaligus yaitu DF-21D dari Provinsi Zhejiang dan DF-26B dari provinsi Qinghai dalam sebuah uji coba yang digelar pada Rabu, 26 Agustus 2020. Membahas soal rudal Dongfeng, seperti apakah spesifikasi rudal balistik milik Cina ini?

Sejauh ini Cina memiliki sejumlah varian rudal Dongfeng, disingkat DF. Rudal DF-26B dan DF-21D hanyalah satu dari beberapa. Kedua misil ini merupakan rudal balistik jarak menengah yang dirancang untuk menyerang kapal perang, khususnya kapal induk. Rudal DF-21D memiliki jarak tempuh sekitar 1.355 mil atau setara 2.180 kilometer. Sedangkan DF-26 mampu menjangkau jarak sekitar 2.485 mil atau setara hampir 4 ribu kilometer.

Kedua jenis rudal DF ini diklaim menjadi ancaman bagi kapal perang yang tak dilengkapi teknologi penangkis serangan rudal balistik. Begitu melesat, kemampuan terbang hipersonik membuat rudal Dongfeng lebih cepat daripada rudal antikapal pada umumnya. Bahkan, dengan daya jangkaunya tersebut, rudal DF-26D dapat menjangkau Pasifik Barat, Samudera Hindia, bahkan Darwin di Australia.

Nenek Moyang Rudal Dongfeng

Advertising
Advertising

Mengutip laman globalsecurity.org, nenek moyang rudal Dongfeng boleh disebut berasal dari Uni Soviet, kini Rusia. Pada 1957, Uni Soviet dan Cina sepakat menandatangani perjanjian kerja sama Sino-Soviet Treaty of Friendship, Alliance, and Mutual Assistance yang berlangsung pada periode 1957 hingga 1962. Uni Soviet membantu R & D militer Cina dengan pelatihan, dokumentasi teknis, peralatan pabrik, serta lisensi produk senjata, termasuk mengirim rudal balistik ke Cina jenis R-1 (SS-1), R-2 (SS-2), dan R-11F.

Rudal SS-2 pada dasarnya adalah versi modifikasi dari roket V-2 Jerman. Misil ini menggunakan mesin RD-101 tunggal yang membakar oksigen cair dan alkohol. Pada 1958, Akademi Riset militer Cina mulai menggandakan R-2 (SS-2) Soviet dengan bantuan penasihat Soviet. Namun, program pengembangan terkendala masalah teknologi, personel, dan material. Sebagai solusinya, banyak aspek rudal yang diimpor, diganti, dan dikembangkan di dalam negeri. Peluncuran uji coba yang sukses dari tiga duplikat SS-2 dilakukan pada November dan Desember 1960.

Peluncuran perdana Dongfeng generasi pertama atau DF-1 terjadi pada 5 November 1960 dari pangkalan Jiuquan. Rudal itu memiliki panjang 17,7 meter, diameter 1,65 meter, memiliki berat lepas landas 20,5 ton, dengan jangkauan 590 kilometer, dan daya dorong 37 ton. Rudal Dongfeng generasi pertama itu menggunakan sistem kontrol tipe panduan campuran menggunakan panduan inersia dan koreksi deviasi transversal radio.

Berikut varian rudal Dongfeng, antara lain yaitu Dongfeng 1 (SS-2), Dongfeng 2 (CSS-1), Dongfeng 3 (CSS-2), Dongfeng 4 (CSS-3), Dongfeng 5 (CSS-4), Dongfeng 11 (CSS-7), Dongfeng 15 (CSS-6), Dongfeng 16, Dongfeng 21 (CSS-5), Dongfeng 25, Dongfeng 31 (CSS-10), Dongfeng 41 (CSS-X-10).

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: China Tembakkan Rudal Balistik Dongfeng ke Selat Taiwan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

4 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

8 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

6 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

6 hari lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

7 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

7 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

9 hari lalu

Presiden Tsai Ing-wen Gembira Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Militer ke Taiwan

Tsai Ing-wen gembira Kongres Amerika Serikat meloloskan paket bantuan asing, di mana Taiwan masuk dalam daftar yang berhak mendapat bantuan

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

10 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Pastikan Tak Ada WNI Jadi Korban Gempa Susulan Taiwan

Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya bersama KDEI Taipei terus memantau dampak gempa susulan di Taiwan.

Baca Selengkapnya