Dalam satu bulan terakhir, enam orang tewas akibat serangan harimau Sumatera di provinsi Jambi. Menurut Didy, tiga korban yang tewas diterkam harimau akhir pekan lalu diduga keras adalah pelaku illegal logging.
Diperkirakan harimau yang menyerang mereka telah masuk kembali ke hutan
habitatnya. Sedangkan harimau yang menewaskan tiga orang sebelumnya
telah berhasil ditangkap.
Sementara itu di Riau, tige ekor harimau Sumatera muda juga tewas dibunuh dalam satu bulan terakhir setelah kedapatan masuk ke perkampungan penduduk. Dalam insiden terpisah di Riau, dua orang petani juga terpaksa dirawat di rumah sakit setelah diserang oleh seekor harimau akhir pekan lalu.
“Situasi kritis ini terjadi akibat pembukaan hutan habitat Harimau Sumatera yang menyebabkan terganggunya satwa dilindungi ini,” kata Ian
Kosasih, Direktur program Kehutanan WWF-Indonesia dalam siaran persnya. Menurutnya Ian, konflik antara harimau dan manusia yang terjadi di Jambi merupakan sebuah peringatan akan perlunya penghentian pembukaan hutan alam di Jambi, bukan hanya untuk penyelamatan harimau Sumatera saja tetapi juga untuk keselamatan publik.
Provinsi Jambi adalah salah satu dari dua lanskap yang ditetapkan sebagai Prioritas Global Konservasi Harimau di pulau Sumatera oleh para ahli konservasi harimau pada tahun 2005. Jumlah populasi Harimau Sumatera diperkirakan hanya tersisa sekitar 400 individu di alam bebas di seluruh Sumatera.
Didy Wurjanto mengatakan bahwa untuk mengantisipasi berlanjutnya serangan harimau Sumatera terhadap warga, timnya bekerjasama dengan aparat setempat melakukan patroli penghentian aktivitas pembukaan hutan oleh pembalak liar mapun oleh pendatang yang merambah hutan untuk perkebunan sawit.
UWD