Badan Bahasa Perbarui EYD Edisi V, Perubahan Lebih dari 50 Persen

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Jumat, 19 Agustus 2022 16:44 WIB

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Aminudin Aziz. Foto: UKBI Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V. Selain itu, Badan Bahasa juga meluncurkan tema dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII.

Acara tersebut berlangsung di Aula Sasadu, Kantor Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta pada Kamis, 18 Agustus 2022. Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz mengatakan peluncuran EYD edisi V menandakan bahwa perkembangan bahasa Indonesia makin pesat.

Hal itu, kata dia, merupakan salah satu akibat dari terpajannya pengguna bahasa pada konsep-konsep keilmuan dan kebudayaan dalam tatanan masyarakat yang baru. Selain itu karena cairnya batas-batas wilayah akibat perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, yang memengaruhi komunikasi verbal yang terjadi antarpengguna bahasa.

“Peluncuran EYD Edisi V tentu berpengaruh pada KBBI yang kami mutakhirkan dua kali dalam setahun, yakni akhir April dan akhir Oktober. Sejak saat ini, penyesuaian pada KBBI akan berjalan hingga akhir Oktober sehingga semua penyempurnaan EYD sepenuhnya diakomodasi dalam sistem,” tuturnya dilansir dari laman resmi Kemendikbudristek pada Jumat, 19 Agustus 2022.

Aminudin mengatakan fenomena kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang makin intensif tersebut memerlukan penanganan yang sistematis dalam bentuk kaidah kebahasaan yang lebih adaptif, responsif, dan akomodatif. Melalui kaidah yang adaptif, responsif, dan akomodatif, pengguna bahasa dapat mengekspresikan pemikiran, ide, dan perasaannya dengan lebih tertib, baik, dan terarah.

Advertising
Advertising

Pedoman ejaan edisi kelima ini kembali menggunakan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), sebuah nama yang telah lama muncul dan melekat di benak masyarakat penutur bahasa Indonesia.

Pada edisi keempat, ejaan ini dikenal dengan nama Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Jika dilihat sejarahnya, sejak pertama kali diresmikan pada 1972, ejaan ini telah menggunakan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Kemudian, pada edisi kedua (1987) dan edisi ketiga (2009), ejaan ini mendapatkan tambahan frasa pedoman umum sehingga diterbitkan dengan nama Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (PUEYD).

Ada Penambahan Kaidah Baru dan Perubahan Lebih dari 50 Persen

EYD Edisi Kelima ini ditetapkan bertepatan dengan 50 tahun penetapan EYD, yaitu 16 Agustus 1972. Secara umum, perubahan yang terdapat dalam edisi ini berupa penambahan kaidah baru dan perubahan pada kaidah yang telah ada. Selain itu, terdapat perubahan redaksi, contoh, dan tata cara penyajian.

Secara keseluruhan, perubahan yang ada lebih dari 50 persen. Selain itu, untuk menjamin kemudahan akses dan keluasan jangkauan, EYD juga diterbitkan dalam bentuk aplikasi web yang dapat diakses melalui laman ejaan.kemdikbud.go.id.

Selain peluncuran EYD Edisi V, Badan Bahasa juga meluncurkan tema, subtema, slogan, dan logo Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII. Slogan Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023 adalah “Adibasa, Adiwangsa" yang diwujudkan dalam tema “Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa”.

Tema KBI XII Tahun 2023 itu sendiri mengandung makna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan yang meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.

“Untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia, tahun depan (2023) ada isu penting yang kita bahas dalam KBI. Tujuan kongres ini harus mengidentifikasikan masalah apa saja yang ditemukan dalam bahasa dan sastra. Hasil rekomendasi diberikan ke Presiden agar memberi kewenangan kepada pihak terkait untuk menindaklanjuti upaya penyelamatan bahasa daerah,” katanya.

Kebinekaan yang merupakan keniscayaan bangsa Indonesia tersebut adalah aset yang dapat menjadi kekayaan dan kekuatan untuk merajut rasa bangga sebagai bangsa yang beragam. Kekuatan inilah yang akan menjadi modal yang kuat untuk memajukan bangsa.

Dari Tema KBI XII Tahun 2023 tersebut dikembangkan tiga subtema yang selaras dengan tiga program prioritas Badan Bahasa, yaitu (1) Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, (2) Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, dan (3) Penginternasionalan Bahasa Indonesia yang bermuara pada peningkatan literasi bahasa dan sastra daerah dan literasi bahasa dan sastra Indonesia.

Logo Kongres Lambangkan 3 Program Unggulan

Logo Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023 melambangkan tiga program unggulan Badan Bahasa, yaitu Revitalisasi Bahasa Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Penginternasionalan Bahasa Indonesia. “Ketiga program inilah yang akan menjadi payung besar bagi kerja-kerja kebahasaan dan kesastraan yang dipumpunkan pada peningkatan literasi yang menjadi tema utama kongres ini,” ucap Aminudin Aziz.

Tampilan logo KBI XII mencakup beberapa unsur. Tiga bendera melambangkan tiga program prioritas Badan Bahasa, yaitu Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah, Literasi Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Penginternasionalan Bahasa Indonesia.

Buku dengan perspektif terbuka melambangkan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dan sarana penguatan literasi bahasa dan sastra Indonesia. Kisi-kisi (grid) segitiga yang mendasari bidang logo melambangkan kebinekaan bahasa daerah yang membentuk bahasa persatuan Indonesia. Kisi-kisi segitiga juga melambangkan tiga program prioritas Badan Bahasa.

Segitiga lepas melambangkan kemerdekaan dan keterbukaan penguatan literasi bahasa dan sastra Indonesia di tengah kebinekaan bangsa. Tangga melambangkan peningkatan fungsi bahasa Indonesia secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Pita melambangkan bahasa Indonesia sebagai sarana penguatan solidaritas kemanusiaan.

Warna biru melambangkan kebijaksanaan bahasa dan sastra sebagai unsur ilmu pengetahuan. Warna merah melambangkan semangat memanfaatkan bahasa dan sastra sebagai sarana pemajuan bangsa dan negara Indonesia. Gradasi merah, ungu, dan biru melambangkan keharmonisan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Gradasi warna itu juga melambangkan transformasi bahasa dan sastra sebagai ilmu pengetahuan yang dimanfaatkan menjadi sarana pemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Baca juga: Kata Oppa Resmi Masuk Kata Baku dalam KBBI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

2 jam lalu

Skor Literasi Anjlok, Kemendikbudristek Sebar 4 Juta Eksemplar Buku ke Sekolah di Indonesia

Kemendikbudristek menyebar jutaan buku pengayaan ke sekolah di berbagai daerah. Upaya mengatasi pelemahan literasi membaca.

Baca Selengkapnya

Festival Bahasa Ibu, Cara Kemendikbudristek Mengawetkan Bahasa Daerah

5 hari lalu

Festival Bahasa Ibu, Cara Kemendikbudristek Mengawetkan Bahasa Daerah

Kemendikbudristek menggelar festival bahasa ibu nasional. Berisi talenta penjaga bahasa etnis dari berbagai wilayah.

Baca Selengkapnya

25 Bahasa Daerah Terancam Punah, Jarang Dipakai Dalam Percakapan Harian

58 hari lalu

25 Bahasa Daerah Terancam Punah, Jarang Dipakai Dalam Percakapan Harian

Pemerintah berusaha merevitalisasi 25 bahasa daerah yang nyaris punah dari Indonesia. Jangan sampai menyusul 11 bahasa yang sudah lenyap.

Baca Selengkapnya

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

21 Desember 2023

Festival DONGDALA Budaya Desa Hadirkan Apresiasi Desa Budaya

Festival ini menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kepedulian terhadap budaya dan melestarikannya untuk generasi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Komitmen Perkuat Ekosistem Sastra Nasional

13 Desember 2023

Kemendikbudristek Komitmen Perkuat Ekosistem Sastra Nasional

Badan Bahasa Kemendikbudristek menyelenggarakan Pentas Karya Komunitas Sastra Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan 2023.

Baca Selengkapnya

Capaian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2023

8 Desember 2023

Capaian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2023

Tiga program prioritas Badan Bahasa, yaitu Pelindungan Bahasa dan Sastra, Literasi Kebahasaan dan Kesastraan, serta Internasionalisasi Bahasa Indonesia diampu oleh empat satuan kerja pusat.

Baca Selengkapnya

Ihwal Bahasa dan Ibu Kota Nusantara

8 Desember 2023

Ihwal Bahasa dan Ibu Kota Nusantara

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara telah disahkan pada tanggal 15 Februari 2022.

Baca Selengkapnya

Berbahasa Luhur dan Beragama Maslahat

4 Desember 2023

Berbahasa Luhur dan Beragama Maslahat

Patutlah bersyukur atas penetapan bahasa Indonesia baru-baru ini sebagai bahasa persidangan di forum UNESCO.

Baca Selengkapnya

Pakar Unair Sebut Bahasa Indonesia Potensial Jadi Bahasa Internasional

23 November 2023

Pakar Unair Sebut Bahasa Indonesia Potensial Jadi Bahasa Internasional

Penetapan itu membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ke-10 yang terakui di Konferensi Umum UNESCO.

Baca Selengkapnya

Bahasa dan Pembangunan Berkelanjutan

14 November 2023

Bahasa dan Pembangunan Berkelanjutan

Istilah 'pembangunan berkelanjutan' telah menjadi sorotan utama dalam perbincangan global saat ini.

Baca Selengkapnya