Nitya, Anak Buruh Pabrik Raih Gelar Doktor di IPB pada Usia 25 Tahun

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Senin, 22 Agustus 2022 11:07 WIB

Nitya Ade Santi mencetak rekor baru IPB University atas pencapaiannya menyandang gelar Dr di usia 25 tahun. Foto : IPB

TEMPO.CO, Jakarta - Nitya Ade Santi, mahasiswa IPB University menyandang gelar doktor di usia muda. Dia berhasil menyelesaikan studi S3 di IPB di usia 25 tahun. Nitya mencetak rekor baru IPB University atas pencapaiannya menyandang gelar doktor di usia yang terbilang muda.

Nitya bercerita meraih gelar doktor semula adalah hal yang mustahil baginya. Pekerjaan orang tuanya hanya buruh pabrik dan guru SD. “Sewaktu kecil saya ingin menjadi guru, namun setelah mendapat gelar doktor saya bercita-cita menjadi guru besar,” katanya dilansir dari laman alumniipbpedia.id pada Senin, 22 Agustus 2022.

Anak kedua dari dua bersaudara ini lahir di Karanganyar, 17 Februari 1997. Ia merupakan anak kedua dari pasangan Purwoto dan Sri Yanti. Orang tuanya sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Kakak laki-laki Nitya, Ananta Ade Kurniawan merupakan alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Saat masuk SD, Nitya masih sangat muda. Usianya baru 5 tahun. Tak heran jika saat lulus SDN Jetis 2 Sambirejo, Sragen usianya baru 11 tahun. Ditambah lagi, Nitya mengambil kelas akselerasi saat melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Sragen. Ia hanya butuh dua tahun untuk lulus SMP. Nitya kemudian masuk SMA Negeri 2 Sragen dan lulus di usia 16 tahun.

Ia lantas menempuh pendidikan S1 Manajemen Hutan IPB University dan lulus di usia 20 tahun. Nitya melanjutkan studi S2 mengambil Pengelolaan Hutan IPB University dan S2 di Tropical International Forestry di University of Gottingen, Jerman. Ia lulus di usia 23 tahun. Dua tahun berselang, Nitya berhasil menyelesaikan S3 Ilmu Pengelolaan Hutan IPB University.

Advertising
Advertising

Nitya menyelesaikan sekolah tanpa biaya dari orang tuanya. Sejak menempuh S1-S3, Nitya mendapat beasiswa dari Tanoto Foundation. Ia juga berkesempatan keliling Eropa dengan dibiayai beasiswa Erasmus+ KeyAction 107, dan Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Meski begitu, perjuangannya meraih gelar doktor bukanlah hal yang mudah. “Tidak menyangka bisa sampai di tahap ini. Ternyata seberat dan semelelahkan ini aku bisa survive,” ungkapnya.

Sempat Ingin Menyerah

Nitya bertutur, untuk menyelesaikan pendidikan S3, ia harus menyelesaikan berbagai penelitian. Dia mengaku sempat kelelahan secara fisik dan mental. "Pikirannya harus fokus. Belum lagi secara fisik, energinya kerap kali habis terkuras," ujarnya.

Selama kuliah S3 Nitya juga kurang tidur. Berbagai tugas sering dikerjakannya hingga subuh. Sepanjang itu, Nitya hampir tidak punya waktu untuk beristirahat hingga tetap harus mengerjakan disertasi di hari libur.

“Itu sangat melelahkan buat saya. Pernah hampir menyerah karena kondisinya seberat itu. Tapi pada akhirnya survive juga,” ucap perempuan yang hobi masak dan main game ini.

Kerja kerasnya tak sia-sia. Melalui sidang tertutup pada Selasa, 7 Juni 2022 lalu dan sidang terbuka pada 28 Juni 2022, Nitya mengajukan disertasi berjudul "Pengembangan Metode Pengukuran Tingkat Keparahan Kebakaran dan Regenerasi Vegetasi menggunakan Analisis Multi Waktu Langsung”. Dia dinilai menemukan metode yang andal untuk mendeteksi kerusakan dan pertumbuhan vegetasi akibat kebakaran.

Nitya akhirnya diganjar gelar doktor dan telah diwisuda pada Rabu, 10 Agustus 2022. Selama masa studi Nitya dibimbing oleh tiga profesor yang ahli di bidang remote sensing, GIS serta kebakaran hutan, yaitu I Nengah Surati Jaya, Muhamad Buce Saleh, dan Lailan Syaufina. Karenanya, kriteria perubahan yang terjadi akibat kebakaran hutan juga dapat ditemukan dengan menggunakan remote sensing.

Aktif di Berbagai Kegiatan dan Organisasi

Nitya juga sering menjadi pembicara pada bidang yang ia teliti tersebut, yaitu deteksi perubahan tutupan lahan di lokasi terbakar menggunakan remote sensing. Dia juga aktif menjadi peneliti di FORCI (Center for Forestry Organizational Capacity and Institutional Studies), pernah bekerja sebagai tenaga ahli di Badan Informasi Geospasial (BIG) dan tenaga ahli di Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait kegiatan pembuatan peta kebakaran hutan, manual pengendalian kebakaran hutan dan lahan, serta peningkatan cadangan karbon untuk kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FoLU) Indonesia 2030.

Hal tersebut ia lakukan sebagai wujud pengabdiannya untuk membantu pemerintah di negeri ini dalam menangani kasus kebakaran hutan dan lahan. Melalui penelitiannya, Nitya berharap agar dapat memperoleh metode yang mudah, murah, dan cepat dalam mendetaksi area terbakar, keparahan kebakaran, serta perubahan yang terjadi pasca kebakaran.

Terbitkan Berbagai Jurnal Ilmiah Internasional

Ia juga telah mempublikasikan hasil risetnya pada delapan jurnal ilmiah dan seminar bertaraf internasional. Beberapa kesempatan menempatkan Nitya sebagai pembicara di antaranya di The 6th International Symposium on LAPAN-IPB Satellite 2019 dan The 7th International Symposium on Strategies for Sustainability in Food Production, Agriculture, and the Environment 2021.

Sementara karya ilmiah yang dipublikasikannya antara lain dalam Journal of Tropical Forest Management, Journal Telecommunication, Computing, Electronics and Control yang sejak 2019 rutin dipublikasikan hingga karya ilmiahnya terakhir pada 2022 mengetengahkan studi kasus kebakaran hutan di Sumatera Selatan yang tengah direview dalam Int Journal of Wildland Fire.

Ia berharap, hasil perjuangannya menempuh pendidikan di IPB University bisa membawa perubahan bagi Indonesia dan lingkungan hidup. “Semoga ilmu yang kita dapat dari kampus dapat digunakan sebijak mungkin untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan,” katanya.

Baca juga: Cerita Anak Pedagang Kerupuk Raih Beasiswa, Kuliah Gratis dan Digaji

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024, Diperluas hingga Jenjang S3

13 jam lalu

Kemendikbud Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024, Diperluas hingga Jenjang S3

Di tahun sebelumnya, beasiswa calon dosen masih terbatas untuk jenjang S2.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

2 hari lalu

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

Kemendikbudristek membuka pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 2024 hingga 15 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

3 hari lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

5 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

5 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

5 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

5 hari lalu

UTBK SNBT di IPB University, Sebagian Peserta Harus Parkir Terpisah dan Naik Bus Ini

IPB University menjadi salah satu pusat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

6 hari lalu

Sebanyak 16.627 Peserta Akan Ikuti UTBK-SNBT IPB University, Panitia Ingatkan Ini

16.627 peserta akan ikuti UTBK-SNBT di IPB University pada 30 April 2024, 02 - 07 Mei 2024 dan 14 - 20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

6 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya