Penyakit Anak Biasa Mungkin di Balik Heboh Flu Tomat

Jumat, 26 Agustus 2022 18:49 WIB

Ilustrasi penyakit tangan, kaki dan mulut. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa minggu ini ada laporan satu jenis penyakit yang disebut 'flu tomat' menyerang beberapa anak di Kerala, India. Dugaannya, flu tomat itu hanyalah namanya saja yang baru dan menyesatkan untuk jenis penyakit yang sudah umum dan ringan saja pada anak-anak, yakni penyakit tangan, kaki dan mulut (HFMD).

Ada kemungkinan lain kalau pada sebagian kasus itu adalah chikungunya dan demam berdarah dengue. Berikut ini yang sudah diketahui dari kejadian di Kerala tersebut dikutip dari New Scientist,

Apa yang kita ketahui tentang flu tomat ini?

Tidak banyak. Ada beragam laporan pemberitaan media tentang kasus di Kerala ini tetapi, sejauh ini, hanya bisa ditemukan satu laporan hasil tes yang dipublikasikan.

Tes dilakukan terhadap dua anak yang baru saja kembali ke Inggris dari Kerala di mana keduanya disebutkan sempat bermain dengan anak lainnya yang disebutkan oleh ibunya baru saja sakit flu tomat.

Seminggu sekembalinya dari Kerala, remaja perempuan usia 13 tahun dan adik lelakinya usia 5 tahun itu mengalami gejala gatal-gatal terdiri dari bintik-bintik kecil berisi cairan, tanpa gejala lain.

Advertising
Advertising

Julian Tang dari University of Leicester, Inggris, dan koleganya menemukan kakak beradik itu terinfeksi coxsackievirus, virus penyebab penyakit tangan, kaki dan mulut (HFMD). Dalam kata lain, flu tomat bisa saja HFMD.

"Penyakit tangan, kaki dan mulut sudah ada selama berabad-abad," kata Tang. "Saya bingung melihat ramai pemberitaannya di media."

Sejumlah dokter di India memiliki kesimpulan yang sama. "Flu tomat adalah sebutan yang keliru dalam percakapan-percakapan mengenai penyakit tangan, kaki dan mulut yang terjadi," kata Rajeev Jayadevan dari Ikatan Dokter India.

Jadi ini bukan virus baru sama sekali?

Bukan, ini bukan virus baru. Benar bahwa sepucuk surat yang dipublikasi di The Lancet melukiskan ini sebagai 'virus baru'. Namun, surat itu tak menyediakan bukti dan mendulang kritik dari beberapa ahli lainnya.

"(Ini) kelihatannya mengabaikan fakta-fakta dan kumpulan informasi yang sudah diketahui untuk penyakit itu, dan bahkan mencoba membuat gambaran kedaruratan dan sensasi," cuit Vinod Scaria dari Institut Genomik dan Biologi Integratif di India.

Meski begitu, Tang juga membuka kemungkinan beberapa anak di Kerala yang disebut terinfeksi flu tomat itu terjangkit antara dengue atau chikungunya. Kedua penyakit ini disebarluaskan oleh nyamuk dan ditandai bintik-bintik merah, demam, dan nyeri sendi, dan beberapa anak dengan flu tomat dikatakan memiliki gejala-gejala itu.

Namun, bedanya, dengue dan chikungunya tidak menyebabkan bintik merah berisi cairan, gejala yang mempopulerkan nama flu tomat.

Dan ini tidak ada hubungannya dengan flu ataupun tomat?

Tidak. coxsackievirus penyebab HFMD berasal dari kelompok virus yang disebut enterovirus, yang tidak terhubung ke virus-virus influenza dan tidak ada kaitannya juga dengan tanaman tomat.

Lalu kenapa beberapa dokter di Kerala berpikir ini adalah penyakit baru?

Ini yang belum jelas. Bagaimanapun, Tang menjelaskan, bisa ada banyak variasi dalam gatal bintik merah yang disebabkan oleh satu jenis virus. Terlebih lagi, dia mengatakan, varian baru enterovirus telah muncul di Cina dan menyebar ke dunia dalam beberapa dekade ini.
"Turunannya yang terkini dapat bermanifestasi berbeda," katanya. Satu di antaranya disebut coxsackie A6, kadang menyebabkan lesi besar seukuran sentimeter atau lebih. Itu, menurut Tang, bisa jadi sangat mengejutkan bagi banyak orang tua. "Mungkin beberapa dokter di Kerala juga belum mengenali manifestasi baru virus ini dan menyuarakan kewaspadaan atas sesuatu yang dianggapnya baru berkembang."

Menurut Tang, kalau tidak meneliti dan mengamatinya dengan dekat, seseorang tidak akan menyadari evolusi dari penyakit ini. Gatal atau lesinya, dia menambahkan, telah jauh berbeda dari gejala klasiknya yang biasa dilihat 20 atau 30 tahun lalu.

Tang menyebut menemukan virus dalam dua anak di Inggris adalah coxsackie A16, yang termasuk turunan lama. Varian virus ini disebutnya masih satu di antara penyebab umum HFMD.

Baik coxsackie A6 maupun A16 bersirkulasi di India, dan di sana telah dilaporkan menjadi gelombang infeksi HFMD setelah anak-anak kembali ke pembalajaran tatap muka di sekolah usai pembatasan karena Covid-19 diakhiri.

Apakah ada pengobatan untuk HFMD?

Tidak, tidak ada pengobatannya tapi banyak anak-anak sembuh lagi dengan cepat tanpa efek jangka panjang. Sebagian kecil saja yang mengembangkan komplikasi serius seperti encephalitis (radang otak) dan acute flaccid paralysis (tungkai lemas), tapi ini pun tergolong jarang.

"Yang paling penting adalah anak-anak ini sembuh kembali," kata Tang. "Sangat sedikit yang penyakitnya parah, sangat sedikit yang lukanya membekas."



Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

1 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

3 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

1 hari lalu

Kunci Cegah Flu Singapura, Kebersihan dan Imunitas Tubuh

Pakar kesehatan kebersihan dan kekuatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Ini yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

5 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

9 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

10 hari lalu

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

11 hari lalu

Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

Vivo T3x 5G ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 6 Gen 1.

Baca Selengkapnya

Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

13 hari lalu

Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.

Baca Selengkapnya

Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

15 hari lalu

Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

Hari ini 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar, India. Peristiwa tersebut diabadikan dalam film Jallianwala Bagh, Berikut sinopsis dan pemerannya.

Baca Selengkapnya

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

15 hari lalu

Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.

Baca Selengkapnya