TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Studi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat atas sembilan kasus di Alabama periode Oktober 2021-Februari 2022 telah mencoret SARS-CoV-2 dari daftar virus yang mungkin menyebabkan hepatitis akut pada anak-anak. Hepatitis akut misterius karena penyebab sebenarnya belum bisa dipastikan.
Bersama virus corona penyebab Covid-19 yang telah menyebabkan pandemi selama lebih dari dua tahun belakangan tersebut, kemungkinan penyebab lain yang disisihkan adalah virus hepatitis A-C, hepatitis autoimun dan penyakit Wilson. Adapun satu tersangka kuat yang muncul adalah virus yang menginfeksi banyak hewan dan manusia, dengan rute penularan feses-mulut, adenovirus.
"Saat ini kami meyakini adenovirus mungkin penyebab untuk kasus-kasus yang sudah dilaporkan ini, tapi faktor situasional dan lingkungan potensial lain masih diselidiki," bunyi hasil studi yang dipublikasikan pada 29 April 2022.
Seluruh sembilan pasien anak yang diperiksa terkonfirmasi positif terinfeksi adenovirus. Sebanyak enam anak di antaranya juga positif untuk infeksi virus Epstein-Barr tapi tidak terdeteksi antibodinya, yang berarti infeksi yang tidak aktif.
Hasil pemeriksaan laboratorium mengidentifikasi lebih jauh kalau beberapa dari anak-anak itu terinfeksi adenovirus subtipe 41 yang selama ini kerap ditemukan menyebabkan gastroenteritis akut atau flu perut pada anak-anak. Sebagai tambahan, beberapa menunjukkan riwayat virus lain termasuk enterovirus/rhinovirus, metapneumovirus, virus syntactical pernapasan, dan virus corona OC43.
Per 27 April lalu, sudah 12 kasus hepatitis akut misterius pada anak yang dilaporkan di seluruh Amerika Serikat. Di negara lain seperti Israel (12 kasus), Jepang (1), Uni Eropa (55 kasus dari 12 negara), dan Inggris Raya yang terbanyak dengan 111 kasus. Indonesia belakangan mengumumkan tiga kasus dengan dugaan yang sama, dan seluruhnya meninggal.
Laporan pemeriksaan dari Inggris Raya melaporkan yang sama bahwa hepatitis akut didahului sakit gastrointestinal dengan gejala muntah, diare dan mual. Hasil pemeriksaan laboratorium di Inggris dan Skotlandia mendapati 75,5 dan 50 persen dari antara kasus-kasusnya terkonfirmasi positif infeksi adenovirus. Namun mereka juga melaporkan adanya infeksi SARS-CoV-2 sebagai yang kedua setelah adenovirus.
Meski begitu, dugaan terkuat sama tertuju kepada infeksi adenovirus sebagai penyebab, yang dipicu oleh faktor lain sehingga gejala infeksi yang biasanya ringan menjadi parah dan menyebabkan kerusakan organ hati. "Aetiologi lain (seperti infeksi atau keracunan lain) masih diteliti dan belum dikesampingkan tapi dipandang kecil kemungkinannya," bunyi laporan CDC Uni Eropa dalam laporan kajian risiko 28 April 2022.
Baca juga:
Hepatitis Akut Misterius, Kenapa Profesor Ini Ingatkan Kemenkes Harus Transparan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.