Dokter FKUI Bicara Banyak Orang Rasakan Gejala Covid-19 tapi Abai

Reporter

Antara

Sabtu, 27 Agustus 2022 08:53 WIB

Warga melintasi zebra cross di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022. Berdasarkan data Satgas Covid-19, daerah penyumbang kasus terbanyak adalah DKI Jakarta 2.974 kasus. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini banyak orang mengaku merasakan gejala Covid-19 seperti batuk, pilek dan demam. Ringannya gejala tersebut karena tingginya cakupan vaksinasi di Indonesia yang menaikkan kadar antibodi dalam tubuh dan memperkuat imun dalam menghadapi mutasi Covid-19. Tapi, sayangnya, ringannya gejala itu justru menyebabkan orang sering abai atau tak menyadari dirinya telah terinfeksi.

Keabaian tersebut kemudian memicu turunnya jumlah orang yang melakukan pemeriksaan kesehatan Covid-19 seperti pemeriksaan tes antigen ataupun PCR. Kemudian muncul pertanyaan apakah benar jumlah kasus harian saat ini benar-benar mencerminkan jumlah pasien Covid-19 yang ada atau sebenarnya jauh lebih banyak.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prasenohadi, mengangkat situasi tersebut dalam temu wicara "Perkembangan Gejala pada Subvarian BA.5" pada Jumat 26 Agustus 2022. Dia mendorong pemerintah untuk menggencarkan kembali tes atau pemeriksaan sampel pasien (testing) untuk mengimbangi perkembangan mutasi virus corona Covid-19 yang dinilainya masih berbahaya.

Menurut dokter spesialis paru itu, mutasi Covid-19 akan terus terjadi dengan berbagai perkembangan yang masih belum sepenuhnya dapat diprediksi. Testing juga penting agar jumlah orang yang terinfeksi dapat diketahui secara pasti, untuk melindungi setiap individu yang hidup dan tinggal di Indonesia.

"Keabaian meningkat sejak adanya pelonggaran kebijakan yang memperbolehkan orang bepergian dengan bebas setelah mendapatkan suntikan vaksin booster," kata Prasenohadi.

Advertising
Advertising

Kalaupun melakukan tes, kata dia, orang akan melakukannya saat mulai merasakan sesak napas atau gejala sedang hingga berat lainnya. Padahal, ditambahkannya, pemeriksaan kesehatan dapat membedakan penyakit yang diderita seseorang, sehingga bisa segera mendapatkan tindakan yang tepat.

“Pada dasarnya pemeriksaan minimal antigen, syukur-syukur bisa PCR," katanya yang menekankan pentingnya mengetahui apakah pasien benar influenza biasa atau memang Covid-19 apapun variannya. "Jadi sekali lagi, sepertinya pemeriksaan ini menjadi hal yang wajib dan penting,” kata Prasenohadi .

Temu wicara juga menghadirkan Guru Besar Departemen Patologi Klinik Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, Tonny Loho. Dia meminta, dengan adanya subvarian Omicron BA.5 yang diketahui mampu menular lebih cepat lagi, seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan melalui pengetatan protokol kesehatan, baik pada diri sendiri maupun lingkungan.

Tonny menyarankan agar jangan melakukan aktivitas sosial tanpa mengenakan masker. Selain itu, usahakan untuk selalu menjaga jarak minimal satu meter antar-sesama dan rajin mencuci tangan agar virus yang menempel pada suatu permukaan benda atau tangan, tidak menyebar ke area tubuh lain.

Tonny kembali mengingatkan agar mengurangi mobilitas yang tidak terlalu diperlukan, karena manusia menjadi inang virus corona Covid-19, serta menghindari kerumunan. Sedangkan untuk lingkungan sekitar, usahakan setiap ruangan diberikan ventilasi agar sirkulasi udara berjalan dengan baik. Ventilasi juga dapat membantu menukar udara, sehingga virus terbawa ke luar ruangan.

Baca juga:
Virus Corona Covid-19 Bisa Bikin 'Terowongan' dari Hidung ke Otak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

9 jam lalu

Dosen FKUI Raih Penghargaan Best Paper pada Kongres Obstetri dan Ginekologi di Jepang

Dosen FKUI dapat bersaing di dunia medis secara global.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya