Vaksin Covid-19, Cina Pengguna Vaksin Isap Pertama di Dunia

Kamis, 8 September 2022 20:18 WIB

Ilustrasi - Vaksin COVID-19 buatan CanSinoBIO . (ANTARA/Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Cina menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan vaksin Covid-19 bukan lewat suntikan, melainkan dihirup atau diisap (inhale). Otoritas produk medis di negara itu telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin itu yang dibuat oleh CanSino Biologics, perusahaan farmasi berbasis di Tianjin, pada Minggu 4 September 2022.

Convidecia Air, vaksin yang baru disetujui itu, menggunakan teknologi platform yang sama dengan Convidecia, vaksin Covid-19 versi injeksi produksi perusahaan yang sama. Pada Convidecia, CanSino menggunakan adenovirus yang tidak berbahaya sebagai vektor yang disisipi material genetis SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, sehingga tubuh bisa berlatih melawannya.

Vaksin Covid-19 rekombinan itu telah digunakan di Cina dan beberapa negara lain. Berdasarkan publikasi hasil uji klinis finalnya (fase 3), vaksin versi sekali suntik CanSino 57,5 persen efektif mencegah gejala Covid-19, dan 91,7 persen efektif mencegah sakit parah setelah empat minggu atau lebih jaraknya dari pemberian dosis pertama.

Pertama di dunia dan jumlah dosis lebih rendah

Vaksin Convidecia Air menggunakan sebuah nebulizer untuk mengubah cairan ke dalam bentuk aerosol untuk dihirup lewat mulut. Pemerintah Cina menyetujuinya digunakan sebagai dosis penguat alias booster, dan pemberian dosisnya bisa dilakukan sendiri oleh setiap orang.

Advertising
Advertising

Menurut data WHO, vaksin tanpa jarum ini adalah yang pertama digunakan secara massal dan komersil dari antara 100 lebih vaksin Covid-19 oral ataupun nasal yang sedang dikembangkan di dunia. Adapun para ilmuwan berharap pemberian vaksin lewat mulut atau hidung dapat menyiapkan sel-sel imun dari membran lendir tipis di dalam organ itu, menjadikan mencegah menyebarnya kasus Covid-19 yang ringan sekalipun.

Hal itu karena vaksin diperhitungkan akan membunuh virus tepat saat mencoba memasuki tubuh. "Dosisnya dapat secara efektif memicu proteksi imun yang komprehensif dalam merespons SARS-CoV-2 hanya dalam sekali napas," ujar perwakilan dari Cansino dalam pernyataannya.

Hasil uji klinis finalnya dipublikasi dalam jurnal The Lancet, 26 Juli lalu. Di sana ditunjukkan level imunitas yang dibangkitkan dari dua kali hirup vaksin Convidecia Air yang berjarak 28 hari satu sama lain mencapai level yang didapat dari sekali pemberian dosis vaksin suntik.

Jenis Vaksin Covid-19 ini mengingatkan kepada pemberian vaksin flu yang lewat hidung, seperti vaksin FluMist. Selain dinilai lebih efektif menghentikan penyebaran infeksi, vaksin hirup dinilai butuh jumlah dosis yang lebih rendah.

Ilustrasi Flumist. immunizationinfo.com

Sebagai contoh, dalam sebuah studi vaksin Convidecia Air yang hasil-hasilnya dimuat di server preprint (belum mendapat tinjauan dari ahli lain), dua dosis vaksin Sinovac yang diikuti satu dosis lebih rendah dari vaksin hirup menghasilkan antibodi penetralisir Omicron di 92,5 persen kasus. Sedangkan, jika dosis yang digunakan lebih tinggi, antibodi muncul dalam 88,9 persen kasus.

Jumlah kasus dengan bangkitan antibodi untuk kedua kelompok drop menjadi sekitar 70 persen enam bulan kemudian.

LIVESCIENCE, PIPELINE REVIEW, CANSINOTECH

Baca juga:
Covid-19, Indonesia Akan Produksi Vaksin mRNA Teknologi Cina


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

21 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya