Ditemukan, Praktik Medis Amputasi Manusia Zaman Batu di Kalimantan

Sabtu, 10 September 2022 16:30 WIB

Ilustrasi seniman tentang pemburu-pengumpul muda, yang kakinya diamputasi oleh ahli bedah prasejarah yang terampil. (Kredit gambar: Jose Garcia (Garciartist) dan Universitas Griffith

TEMPO.CO, Jakarta - Tim arkeolog multinasional menemukan sisa kerangka manusia yang kehilangan kaki kiri bagian bawah, di situs gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur. Dugaannya, itu menunjukkan adanya praktik amputasi atau operasi bedah, sehingga kemungkinan sudah ada keahlian medis tingkat lanjut di daerah hutan hujan tropis 31 ribu tahun yang lalu.

Tim arkeolog gabungan dari Indonesia dan Australia tersebut menemukan rangka yang bagian kirinya lebih pendek itu saat menggali di Liang Tebo yang merupakan sebuah gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat, pada 2020. Lokasi gua tergolong terpencil karena hanya dapat diakses dengan perahu pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.

Melandri Vlok, bioarkeolog dari University of Sydney, menyimpulkan bahwa anggota badan itu telah diamputasi melalui pembedahan beberapa tahun sebelumnya. Tepatnya ketika individu tersebut masih anak-anak dan adanya pertumbuhan tulang yang berhubungan dengan penyembuhan.

Menurut Vlok, kejutan besar bahwa pemburu purba itu selamat dari operasi yang sangat serius yang dapat mengancam keselamatannya. "Bahkan bekas lukanya pun telah tertutup dengan baik," katanya dalam Rilis Media Publikasi yang dihelat daring melalui Zoom dan kanal YouTube, Kamis 8 September 2022.

Vlok dkk telah mempublikasikan temuan dan hasil studi mereka itu dalam jurnal Nature yang terbit online pada Rabu, 7 September 2022. Di sana disebutkan pemilik rangka bertahan hidup 6-9 tahun setelah amputasi. Itu diketahui berdasarkan teknik penanggalan pakai radiokarbon yang dilakukan tim penelitinya terhadap enamel gigi yang ditemukan.

Advertising
Advertising

Tim Maloney dari Pusat Riset Evolusi Manusia di Griffith University, anggota tim, memaparkan kalau penelitian arkeologi di wilayah Eurasia dan Amerika juga pernah menemukan tulang manusia yang menunjukkan tanda-tanda adanya operasi amputasi pada zaman prasejarah. Dia menyebut contoh lubang yang dibor di bagian tengkorak (trepanasi).

Dan, sebelum temuan di Liang Tebo, bukti tertua adanya operasi amputasi pada manusia berasal dari kerangka berumur 7.000 tahun dari seorang petani Zaman Batu di Perancis yang pulih setelah lengannya dipotong. Artinya, Maloney membandingkan, kerangka yang ditemukan di Liang Tebo merupakan bukti operasi amputasi tertua.

Pindi Setiawan, anggota tim riset asal Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, menyebutkan bahwa temuan ini memperkuat bukti kawasan karst Sangkulirang-Mangkalihat sebagai World Heritage. Sedangkan peneliti di Pusat Riset Arkeometri BRIN, juga di Griffith University, Adhi Agus Oktaviana, mengungkap kalau dinding Liang Tebo juga memuat 54 motif gambar, sebagian besar adalah cat tangan dan beberapa darinya sudah mengelupas.

Sofwan Noerwidi dari Kelompok Riset Paleoantropologi di Pusat Riset Arkeometri, BRIN, merefleksikan kompleksitas sosial masyarakat pemburu pengumpul pada periode Pleistosen Akhir sekitar 31 ribu tahun lalu di Nusantara. "Penanganan kondisi kesehatan melalui operasi amputasi mengindikasikan bahwa masyarakat pemburu pengumpul berusaha mempertahankan komposisi jumlah anggota mereka untuk dapat bertahan di hutan hujan tropis dengan segala potensi bahayanya,” kata Sofwan seperti dikutip dari siaran pers ‘Penemuan bukti operasi amputasi paling awal pada zaman batu’.

Kepala Organisai Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra BRIN, Herry Yogaswara, mengatakan hasil penelitian yang tertuang dalam jurnal berjudul “Surgical amputation of a limb 31,000 years ago in Borneo” membuktikan wilayah Indonesia sejak lama memberikan kontribusi penting terkait pengetahuan evolusi manusia.

ZAHRANI JATI HIDAYAH (LIVESCIENCE, NATURE)

Baca juga:
Data Rentetan Gempa Kuat di Mamberamo Papua dari BMKG


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

11 jam lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

15 jam lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

23 jam lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

3 hari lalu

Mengungkap Misteri Sesar Baribis Lewat Ekspedisi Susur Sesar, Aktif Sejak 2,5 Juta Tahun Lalu

Sesar Baribis merupakan salah satu sesar mayor di Jawa bagian Barat dan membentang mengikuti pola pulau.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

3 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

4 hari lalu

Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

4 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

4 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

4 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

5 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya