Jadi Penyebab Cuaca Surabaya Panas Menyengat, Apa Itu Fenomena Ekuinoks?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 28 September 2022 07:39 WIB

Ekuinoks

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir cuaca di Surabaya terasa panas menyengat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan, suhu udara di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu mencapai 33 derajat celcius pada Jumat, 23 September 2022. Peningkatan suhu terus terjadi hingga Senin, 26 September 2022.

Melalui keterangan resminya, Kasi Data dan Informasi BMKG Klas I Juanda, Teguh Tri Susanto, mengungkapkan suhu panas hingga terasa menyengat di Surabaya akhir-akhir ini diakibatkan oleh fenomena ekuinoks. Dalam setahun, fenomena ini hanya terjadi dua kali, yakni Maret dan September. Lantas, seperti apa itu fenomena ekuinoks?

Melansir National Geographic, ekuinoks adalah salah satu fenomena astronomi di mana matahari melintasi garis khatulistiwa. Ketika fenomena ini berlangsung, di luar bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis bagian utara maupun selatan. Sedangkan wilayah tropis sekitar ekuator mendapat penyinaran matahari maksimum.

Selain itu, pada periode ekuinoks Maret, belahan bumi utara mengalami titik balik musim semi, dan titik balik musim gugur di belahan bumi selatan. Sementara pada periode ekuinoks September, terjadi musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di selatan. Selama ekuinoks, deklinasi matahari adalah nol derajat.

Deklinasi matahari ringkasnya menggambarkan posisi garis lintang bumi di mana matahari berada tepat di atas kepala pada siang hari. Dengan kata lain, titik subsolar tepat berada di khatulistiwa. Titik subsolar dimengerti sebagai area sinar matahari bersinar tegak lurus dengan permukaan bumi.

Advertising
Advertising

Setelah ekuinoks Maret, titik subsolar bermigrasi ke utara saat belahan bumi utara miring ke arah matahari. Sekitar 21 Juni, titik subsolar menyentuh Tropic of Center, yakni 23,5 derajat lintang utara. Ini merupakan titik balik matahari, lalu titik subsolar bermigrasi ke selatan.

Setelah ekuinoks September, titik subsolar terus bergerak ke selatan saat belahan Bumi selatan miring ke arah matahari. Sekitar 21 Desember, titik subsolar menyentuh Tropic of Capricorn, yakni 23,5 derajat lintang selatan.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, fenomena ekuinoks tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrim. Fenomena ini bukan bukanlah seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika, dan Amerika.

"Ekuinoks bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrim di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama," ujar Prabowo dikutip dari situs resmi BMKG.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Puncak Maret Ekuinoks, Kota Mana Saja Alami Hari Tanpa Bayangan?

Berita terkait

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

14 jam lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Teluk Kendari Mendangkal, Meteor Sporadis Terlihat di Yogya, Penyebab Suhu Panas

Topik tentang Teluk Kendari di Kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

1 hari lalu

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

Masyarakat perlu mewaspadai serangan panas atau heat stroke akibat cuaca panas. Ini yang perlu dilakukan menurut Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

1 hari lalu

Cuaca Panas Bekap Asia Daratan, Indonesia Masih Punya Potensi Hujan Lebat Hari Ini

Ketika cuaca panas masih membekap wilayah luas di daratan Asia, potensi hujan lebat masih ada untuk wilayah Indonesia hingga hari ini.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

2 hari lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

2 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

2 hari lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

3 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

3 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya