BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset

Rabu, 28 September 2022 17:30 WIB

Logo Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-26 pada Selasa 10 Agustus 2021. ANTARA/HO-Humas BRIN/am. (ANTARA/HO-Humas BRIN)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Majelis Profesor Riset mengukuhkan empat orang peneliti di lingkungan BRIN sebagai profesor riset di Jakarta, Rabu, 28 September 2022.

Keempat peneliti tersebut adalah Anang Hari Kristanto dari Organisasi Riset (OR) Hayati dan Lingkungan, Angela Mariana Lusiastuti dari OR Kesehatan, dan Dina Bisara dari OR Kesehatan, serta Erni Budiwanti dari OR Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, mengharapkan semangat keempat periset dapat menular kepada rekan-rekannya. ““Semoga hal ini bisa menjadikan semangat bagi para periset lainnya, agar kaderisasi serta kompetensi pada kepakaran tertentu tetap terjaga dan berkesinambungan,” kata Handoko.

"Kaderisasi ini penting untuk terus menghasilkan penelitian yang berkualitas untuk terus dikembangkan guna mendukung sustainability pembangunan. Seperti harapan Indonesia, harapannya BRIN selalu memiliki terobosan atau inovasi baru untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik," tambahnya.

Domestikasi dan Pengembangan Vaksin Ikan

Advertising
Advertising

Pada acara hari ini, dua orang peneliti memiliki objek yang sama, yaitu ikan. Anang Hari Kristanto, pakar Bidang Pemuliaan Genetika menyampaikan tentang domestikasi ikan air tawar mendukung perikanan.

Sementara, Angela Mariana Lusiastuti, pakar Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan, dalam orasinya membahas tentang inovasi pengembangan vaksin untuk budidaya ikan air tawar berkelanjutan.

Secara lebih mendalam, Anang menjelaskan adanya ancaman kepunahan karena berbagai sebab, seperti terjadinya penebangan hutan yang tidak terkontrol, pencemaran lingkungan dan terjadi penangkapan yang berlebih. “Agar tidak punah diperlukan teknologi domestikasi,” jelas Anang.

Namun, niat baik bukan tanpa masalah, ia harus menghadapi berbagai tantangan. "Keberadaan populasi ikan air tawar makin berkurang. Selain itu, kegiatan domestikasi memerlukan sarana penampungan dan biaya besar,” jelas Anang. Dan pastinya, masalah penyediaan pakan selama pemeliharaan larva, benih dan pembesaran.

Ia menyimpulkan usaha domestikasi ikan air tawar asli Indonesia dapat dilakukan melalui modifikasi lingkungan mendekati habitat asli. Selain itu, pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan gonad. Gonad adalah bagian dari organ reproduksi pada ikan yang menghasilkan telur pada ikan betina dan sperma pada ikan jantan.

Anang juga menyarankan pemberian hormon secara oral melalui pakan atau implant/suntikan. Namun, pada ikan budidaya yang terdomestikasi secara alami, seperti ikan gurame, untuk meningkatkan produksi perlu perbaikan pada teknologi budidayanya. Menurutnya pemilihan induk yang benar, rasio induk yang digunakan, lama penggunaan induk dan penanganan larva menjanjikan hasil yang lebih baik.

Vaksin Ikan

Angela menyoroti kesehatan ikan. Menurutnya, penyakit pada ikan menjadi penting karena menjadi suatu kendala dalam kegagalan produksi komoditas unggulan perikanan budidaya. Munculnya penyakit pada ikan merupakan hasil interaksi komplek antara tiga biosistem dalam perairan, yaitu ikan yang lemah, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang memburuk.

Angela menjelaskan permasalahan pada perikanan budidaya berupa parasit, bakteri, virus dan jamur. “Total kerugian ekonomi akibat penyakit dapat mencapai lebih dari Rp 1 triliun setahun,” jelasnya.

Untuk pengelolaan kesehatan ikan terutama upaya pencegahan untuk masa mendatang adalah melalui pendekatan ekologis biologis seperti penggunaan vaksin, biosecurity, probiotik, herbal essential dan pembentukan populasi yang tahan penyakit.

Vaksinasi, sebagai bagian dari pencegahan, melindungi ikan terhadap satu jenis patogen melalui vaksin monovalen atau lebih dari satu patogen menggunakan vaksin bivalen atau polivalen. Vaksinasi terbukti menjadi pencegahan yang efektif untuk mengurangi wabah penyakit.

Dari berbagai jenis vaksin, menurut Angela, vaksin polivalen merupakan suatu keharusan yang dibutuhkan ke depannya, dengan pemetaan keberadaan dan fungsi gen virulen dikorelasikan dengan patogenitas penyakit.

Sementara itu, periset Dina Bisara, pakar bidang kesehatan masyarakat, menyampaikan hasil orasi berupa foto toraks dan tes cepat molekuler (TCM) yang merupakan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penemuan kasus TBC.

Kombinasi skrining gejala dan foto toraks dapat menambah penemuan kasus TBC dan penggunaan TCM untuk diagnosis TBC akan berdampak pada peningkatan cakupan kasus yang ditemukan dan diobati sehingga mengurangi penularan yang akhirnya kasus TBC dapat ditekan.

Periset Erni Budiwanti, pakar bidang antropologi agama, menyampaikan orasi bagaimana mengelola keberagaman agama dalam ruang publik. Isu utama dalam negara yang pluralistik, seperti Indonesia, adalah keragaman (diversity) dan kesatuan (unity).

Konflik yang mengatasnamakan agama sebagai bagian dinamika keberagaman. Oleh karena itu ruang publik dalam masyarakat idealnya merepresentasikan koeksistensi damai, di samping itu pemerintah dalam peran kebijakan pada negara juga diharapkan tidak mengabaikan aspirasi dan kepentingan minoritas agama.

Baca:
BRIN Beberkan Riset EV, dari Perahu Listrik sampai Baterai Nirkabel

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

5 jam lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

5 jam lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

7 jam lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

10 jam lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

10 jam lalu

Kaya Aktivitas Perikanan dan Tambang, Teluk Kendari Mendangkal dengan Cepat

Teluk Kendari di kota Kendari mengalami pendangkalan yang dramatis selama sekitar 20 tahun terakhir. Ini kajian sedimentasi di perairan itu oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

3 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya