Peneliti DNA Kuno Asal Swedia Raih Hadiah Nobel Kedokteran 2022

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Selasa, 4 Oktober 2022 13:41 WIB

Ahli genetika Swedia Svante Paabo, yang memenangkan Hadiah Nobel 2022. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli genetika asal Swedia Svante Paabo memenangi Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran 2022 pada Senin, 3 Oktober 2022. Paabo meraih penghargaan itu atas pemahamannya bagaimana manusia modern berevolusi dari nenek moyang yang telah punah.

Direktur Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Leipzig, Jerman itu meraih hadiah tersebut untuk sejumlah penemuan tentang genom hominin dan evolusi manusia. Hal itu diungkapkan oleh komite penghargaan tersebut.

Paabo bercerita informasi mengenai dirinya menang Nobel Kedoteran itu bermula dari sebuah panggilan telepon dari Swedia. Dia mengatakan awalnya mengira panggilan telepon tersebut adalah terkait dengan rumah musim panasnya di sana.

"Saya pikir tukang kebun merusakkan sesuatu atau perkara lainnya," kata dia.

Dia mengaku tak menyangka bakal meraih hadiah tersebut. "Tidak, saya sudah menerima sejumlah penghargaan sebelumnya tetapi saya tak pernah berpikir akan masuk kriteria penilaian penghargaan Nobel," ujarnya.

Advertising
Advertising

Salah satu penghargaan sains paling bergengsi di dunia itu diberikan kepada Paabo oleh Majelis Nobel Institut Karolinska di Swedia dengan nilai hadiah 10 juta krona Swedia atau sekitar 13,85 miliar.

Paabo, putra seorang pakar biokimia peraih hadiah Nobel, dikenal karena memperbarui studi tentang asal-usul manusia. Dia mengembangkan cara yang memungkinkan pemeriksaan urutan DNA dari tulang-belulang arkeologi dan paleontologi dari sejak awal sejarah manusia.

Dia tidak hanya membantu mengungkap eksistensi spesies manusia Denisovans, yang sebelumnya tidak diketahui, dari sepotong tulang jari berusia 40.000 tahun yang ditemukan di Siberia, tetapi juga menemukan metode pengurutan seluruh genom Neanderthal.

Penelitian itu, menunjukkan bahwa beberapa gen tertentu dari spesies asli Neanderthal tetap ada dalam genom manusia saat ini. Awalnya hal itu dianggap mustahil mengingat bahwa DNA Neanderthal pada tulang telah mengerut selama ribuan tahun dan sangat dicemari oleh DNA mikroba.

"Aliran gen kuno ke manusia modern secara fisiologis menjadi relevan saat ini, misalnya memengaruhi cara sistem kekebalan tubuh kita bereaksi terhadap infeksi," kata Komite Nobel lewat pernyataannya.

Paabo yang lahir di Stockholm itu mempelajari ilmu kedokteran dan biokimia di Universitas Uppsala sebelum menciptakan sebuah disiplin ilmu sains yang disebut "paleogenomik".

Ilmu tersebut membantu menjelaskan perbedaan genetika antara manusia saat ini dan hominin yang telah punah. "Penemuannya memberikan dasar untuk mengeksplorasi apa yang menjadikan kita manusia unik," kata Komite.

Ketika ditanya mengapa hadiah tidak mengarah pada kemajuan dalam memerangi Covid, Thomas Perlmann, sekretaris Komite Nobel untuk Fisiologi atau Kedokteran, mengatakan bahwa komite hanya akan berbicara tentang pemenang hadiah, bukan mereka yang belum menang, atau belum menang.

Meski begitu, kerja forensik kuno Paabo memberikan wawasan tentang kenapa sebagian orang berisiko lebih tinggi terjangkit Covid yang parah.

Pada 2020, sebuah penelitian oleh Paabo dan timnya menemukan bahwa sebuah varian gen manusia modern, yang diturunkan dari manusia Neanderthal sejak 60 ribu tahun yang lalu, membuat pembawa varian itu berpeluang lebih tinggi memerlukan ventilasi buatan jika terinfeksi virus corona.

"Kami dapat menghitung rata-rata kematian tambahan selama pandemi akibat kontribusi Neanderthal ini. Ini cukup besar, lebih dari satu juta individu yang telah kehilangan nyawa akibat varian (gen) Neanderthal yang mereka bawa," kata Paabo dalam sesi kuliahnya pada 2022.

Para pemenang hadiah serupa di masa lalu terdiri dari sederet ilmuwan terkenal, seperti Alexander Fleming yang mendapat hadiah pada 1945 atas penemuan penisilin, dan Robert Koch pada 1905 atas penelitiannya tentang tuberkulosis.

Reuters

Baca juga: Mahasiswa ITB Bawa Pembalut Ramah Lingkungan ke Kompetisi di Berlin

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

Pasien Hidup Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal, Ini Komentar Profesor Genetika IPB

2 hari lalu

Pasien Hidup Penerima Donor Ginjal Babi Meninggal, Ini Komentar Profesor Genetika IPB

Richard 'Rick' Slayman dinyatakan meninggal pada Sabtu lalu, dua bulan setelah menjalani xenotransplantasi ginjal babi.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

20 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

34 hari lalu

Apa Itu Penyakit Pneumotoraks yang Diderita Winter Aespa?

SM Entertainment secara resmi mengkonfirmasi laporan bahwa Winter Aespa telah menjalani operasi untuk pneumotoraks. Penyakit apa itu?

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

36 hari lalu

Pemeriksaan Post Mortem dan Ante Mortem Jenazah Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek, Apa Itu?

Identifikasi jenazah kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek melalui cara post mortem dan ante mortem, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

50 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

51 hari lalu

Publikasi Penelitian Harimau Jawa di Jurnal Ilmiah, Peneliti Sempat Sepelekan Temuan

Baru-baru ini ada publikasi hasil analisis pemeriksaan DNA dari sehelai rambut yang membuktikan keberadaan harimau jawa di Sukabumi, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

54 hari lalu

Mengenal Kuda Nil Kerdil, Satwa Langka yang Hanya Tersisa Dua Ribu Ekor di Alam

Kelahiran bayi kuda nil kerdil di Yunani mendatangkan harapan bagi spesies langka tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

22 Januari 2024

Terapi dan Deteksi Dini Down Syndrome

Berkat kemajuan dalam teknologi medis sejumlah metode deteksi dini telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi Down syndrome alias sindrom Down

Baca Selengkapnya

RS Polri Melakukan Proses Identifikasi Jasad dalam Peti Kemas di Tanjung Priok

21 Januari 2024

RS Polri Melakukan Proses Identifikasi Jasad dalam Peti Kemas di Tanjung Priok

Kepala RS Polri mengatakan korban tewas tanpa identitas diperkirakan mati sekitar 2 sampai 10 minggu lalu.

Baca Selengkapnya