Mengapa Petir Menyambar Daratan?

Kamis, 13 Oktober 2022 09:02 WIB

Ilustrasi hujan petir. nydailynews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Petir suatu fenomena kelistrikan udara di alam yang bermula dari proses terbentuknya muatan listrik positif dan negatif di dalam awan. Di alam tersebar muatan yang ketika terjadi tumbukan di atmosfer, semua berkumpul di awan. Muatan itu terbentuk dari proses benturan (kolisi), tangkapan (koalisensi), proses pendinginan. Muatan di awan akan mengalami pemisahan.

Kejadian pelepasan muatan negatif (elektron) dari awan ke Bumi atau
sebaliknya terjadi jika ada perbedaan potensial. Hal itu tersebab munculnya kuat medan listrik antara muatan awan dengan induksi di permukaan tanah. Sambaran petir akan merusak jika mengena daratan.

Baca juga: Info Cuaca BMKG: Hujan dan Petir di Jakarta, Surabaya dan 5 Wilayah Ini

Sambaran petir

Advertising
Advertising

Petir kilatan cahaya dengan suara gemuruh yang sering muncul menjelang atau saat hujan. Jika muatan yang terdapat di awan besar, medan listrik yang terjadi akan membesar. Ketika kuat medan ini melebihi kekuatan untuk menembus udara, maka terjadilah aliran muatan dari awan ke tanah. Peristiwa aliran ini disebut kilat atau petir. Besarnya energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kilowatt perjam.

Mengutip publikasi Identifikasi Potensi Kejadian Petir di Sulawesi Utara, sambaran petir bisa langsung atau tidak, itu berupa radiasi, konduksi atau induksi gelombang elektromagnetik.

Sambaran petir tak langsung juga merusak, karena gelombang elektromagnet yang menyebar. Itu rentaan merusak peralatan elektronik, industri, dan instalasi penting lainnya yang bahkan mencapai jarak dua kilometer dari sumber petir.

Mengutip publikasi Pola Penyebaran Petir di Wilayah Bali pada Bulan Basah Tahun 2009, akibat pemanasan permukaan tanah tersebab radiasi sinar matahari menyebabkan ketakstabilan lapisan udara dekat permukaan tanah.

Pemanasan yang tak sama rata karena perbedaan sifat permukaan tanah akan berakibat gangguan. Itu mengakibatkan gerak udara ke atas dan bawah. Peristiwa ini membuktikan adanya gerak arus udara ke atas atau updraft akibat ketakstabilan itu

Awan bergerak vertikal ke atas membawa butiran-butiran bermuatan dan
tumbuh melalui tangkapan. Proses itu terjadi dalam awan panas dari teori Bowen-Ludlam mengenai proses tumbukan (kolisi), tangkapan (koalisensi). Jika sepasang butiran bertumbukan, beberapa interaksi akan terjadi seperti sepasang butiran mungkin melebur menjadi satu atau terpisah.

Selain tumbukan, ada pula proses pendinginan yang mengakibatkan berkumpulnya muatan di awan. Proses pendinginan itu kemudian dijelaskan dari teori Bergeron-Findeisen mengenai pembentukan muatan di awan dingin.

Baca: Pakar: Musim Hujan Tiba, Waspadai Petir di Tengah Kota

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

19 jam lalu

BMKG Prakirakan Hujan Melanda Sebagian Kota Besar, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jateng

Sirkulasi siklonik membentuk daerah konvergensi yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

2 hari lalu

Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Hujan, Suhu Udara, Kelembapan Udara

Prediksi cuaca dari BMKG menyebutkan Jakarta pagi ini cerah berlanjut cerah berawan sepanjang siang dan malam nanti. Bagaimana dengan Bodetabek?

Baca Selengkapnya

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

3 hari lalu

Antisipasi Hujan, BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Mendukung Tanggap Darurat Bencana Sumbar

Operasi TMC dilakukan sebagai upaya percepatan penanganan darurat bencana banjir bandang lahar dingin dan tanah longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

3 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

5 hari lalu

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Aceh Selatan, Sebanyak 8.142 Jiwa Terdampak

5 hari lalu

Banjir dan Tanah Longsor Melanda Aceh Selatan, Sebanyak 8.142 Jiwa Terdampak

Banjir mengakibatkan rusaknya beberapa fasilitas umum serta tanah longsor menutupi badan jalan lintas nasional.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

5 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Waspadai Gelombang Tinggi

6 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Ringan Guyur Sebagian Besar Wilayah Indonesia, Waspadai Gelombang Tinggi

BMKG memperingatkan masyarakat agar waspada hujan disertai petir pada siang hari ini di wilayah Banda Aceh, Pontianak, Banjarmasin, dan Palembang.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

6 hari lalu

Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

Seluas 77 persen wilayah Jawa Barat pada dasarian kedua Mei 2024 diprediksi masuk kriteria hujan rendah.

Baca Selengkapnya

729 Rumah Terendam Banjir Konawe Utara, Ratusan Hektare Lahan Pertanian Terdampak

7 hari lalu

729 Rumah Terendam Banjir Konawe Utara, Ratusan Hektare Lahan Pertanian Terdampak

Kerugian material yang berhasil dihimpun sekitar 729 rumah dan 327,2 hektare lahan pertanian terendam banjir.

Baca Selengkapnya