Indonesia Dorong G20 Deklarasi Soal Biodiversitas dan Ekonomi Hijau-Biru

Kamis, 20 Oktober 2022 05:13 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemudikan golf car saat meninjau Persemaian Modern Rumpin, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 10 Maret 2022. Jokowi meninjau Persemaian Modern Rumpin dengan ditemani Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Megawati Soekarnoputri. Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman

TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan G20 di Bali pada November nanti akan disertai dengan deklarasi pemanfaatan biodiversitas dunia secara berkelanjutan untuk ekonomi biru dan hijau. Deklarasi akan dilakukan di tingkat menteri lewat side event Pertemuan Inisiatif Riset dan Inovasi G20 atau G20 Research and Innovation Initiative Gathering (RIIG).

Ketua RIIG adalah Agus Haryono, Pelaksana tugas Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN. Rencana deklarasi diungkapnya dalam konferensi pers dari Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, yang diikuti daring, Rabu 19 Oktober 2022. “Diharapkan 28 Oktober, Insya Allah, akan disepakati deklarasi tingkat menteri untuk pemanfaatan biodiversitas secara berkelanjutan untuk green and blue economy,” katanya.

Baca juga: BRIN Undang Generasi Muda ke INARI Expo 2022, Janjikan Inspirasi juga Pendanaan

Advertising
Advertising

Agus menuturkan, RIIG 2022 telah melakukan serangkaian pertemuan sejak April lalu dan berfokus membahas dua topik utama. Yang pertama adalah peningkatan dan penguatan kolaborasi riset antara anggota G20 dengan berbagi sumber daya.

Selain itu juga pengaturan pemanfaatan biodiversitas berbasis riset untuk memastikan kesejajaran antaranggota G20, baik yang berperan sebagai sumber biodiversitas maupun pengembang pemanfaatannya. Apakah itu pemanfaatan untuk sektor kesehatan, energi, pangan, ataupun adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Yang kedua, rangkaian pertemuan juga membahas pendanaan untuk kolaborasi riset dan inovasi, skema penggunaan fasilitas riset dan inovasi bersama, resolusi, serta kerangka kolaborasi antarnegara anggota G20. Dalam hal ini, RIIG G20 mengusulkan Global Biodiversity Research and Innovation Platform (GBRIP).

"GBRIP adalah sebuah platform kolaborasi yang memberikan peluang kepada negara maju dan negara berkembang untuk melaksanakan tanggung jawab dalam konservasi, pemanfaatan berkelanjutan, serta pemanfaatan sumber daya alam yang adil dan merata," tutur Agus.

Rencananya, dari Indonesia, deklarasi nanti akan dilakukan oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Dalam pernyataannya, di konferensi pers yang sama, Handoko mengatakan Presidensi Indonesia di G20 pada 2022 menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif di sektor riset dan inovasi. Sehingga, targetnya, posisi Indonesia sebagai mitra kolaborasi riset dan inovasi ke depan dengan negara-negara anggota G20 bisa lebih tinggi.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko (tengah) dalam konferensi pers tentang G20 Research and Innovation Initiative Gathering di Gedung BJ Habibie BRIN di Jakarta, Rabu 19 Oktober 2022. Dia didampingi Pelaksana tugas Deputi Fasilitasi Riset dan Inovasi Agus Haryono dan Direktur Eksekutif Indonesian Space Agency atau INASA, Erna Sri Adiningsih. (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Handoko mengatakan, kekayaan keanekaragaman hayati di laut dan darat yang terbesar di dunia menjadi modal utama Indonesia untuk bisa menjadi pusat kolaborasi riset dan inovasi terkait biodiversitas. "Kami ingin lebih 'menjual' posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi besar, dengan biodiversitas sedemikian besar kalau darat digabung dengan laut," ujarnya.

Selain, tentu saja, Handoko juga menghubungkan dengan banyaknya BRIN melansir skema, klaim supporting system yang lengkap untuk ekosistem riset dan inovasi di Indonesia. Juga ketersediaan fasilitas riset, skema hibah riset, seri infrastruktur.

Ia juga membanggakan berbagai badan riset yang sudah dalam satu manajemen, BRIN. Tinggal dalam satu rumah diibaratkannya dengan pengaturan lebih mudah, efisien.

“Kami bisa kembalikan itu sebagai modal awal untuk seluruh komunitas periset, juga modal awal untuk membuka dan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi riset dengan berbagai negara tadi, khususnya anggota G20,” jelasnya.

ANTARA

Baca juga:
Pasien Anak Selamat dan Meninggal Karena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Kesaksian Dokternya


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

5 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

2 hari lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

2 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

3 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya