Pasir Hisap, Sumber Kerepotan di Tempat Berair

Sabtu, 22 Oktober 2022 12:27 WIB

Ilustrasi Pasir Hisap. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pasir hisap sering muncul dalam film sebagai salah satu sumber kerepotan dan bencana. Biasanya, salah satu dari tokoh dalam film tersedot ke dalam lubang pasir hisap kemudian diselamatkan dengan meraih cabang pohon untuk keluar. Jika tidak beruntung, mereka akan tenggelam di kuburan berpasir.

Pasir hisap dalam laman sciencehowstuffworks termasuk fenomena tanah padat yang telah dicairkan oleh saturasi air. Terbentuk saat air memenuhi area pasir lepas dan pasir biasa diaduk, ketika air terperangkap dalam tumpukan pasir tidak dapat keluar, maka menciptakan tanah cair yang tidak bisa menopang berat.

Ada dua kondisi pasir berpotensi menjadi pasir hisap, yaitu mengalirkan air bawah tanah dan gempa bumi. Kekuatan aliran air ke atas melawan gaya gravitasi, menyebabkan butiran pasir menjadi lebih apung.

Berbeda dengan gempa bumi, kekuatan tanah yang bergetar meningkatkan tekanan air tanah dangkal, yang mencairkan endapan pasir dan lanau (butiran penyusun tanah atau batuan). Permukaan yang dicairkan kehilangan kekuatannya, menimbulkan bangunan atau benda lain pada permukaan itu tenggelam.

Lepas dari Pasir Hisap

Advertising
Advertising

Untuk memahami pasir hisap, harus diketahui proses pencairan. Ketika tanah mencair, seperti pasir hisap, tanah akan kehilangan kekuatan dan berupa seperti cairan kental daripada padat. Pasir hisap dapat terjadi di hampir semua lokasi yang ada airnya, seperti tepi sungai, pantai, garis pantai danau, dekat mata air bawah tanah, dan rawa-rawa.

Menurut situs sporcle, sebagian besar pasir hisap terlihat padat dan kebanyakan orang tidak akan dapat mengenalinya hanya dengan melihat. Namun, jika diinjak atau dilempari sesuatu ke dalamnya, akan segera menyedot apapun di permukaanya yang tidak kokoh.

Jika terjebak dalam pasir hisap, ingatlah bahwa mengapung di atas air, jadi bersandarlah dan rileks sampai menemukan tanah yang kokoh. Jika menginjaknya dan kaki macet, menarik diri dengan cabang terdekat atau dengan bantuan teman tidak akan berhasil.

Gerakkan kaki secara perlahan untuk mengurangi kekentalan pasir hisap. Ini akan memindahkan partikel menjauh dari tubuh dan memberi ruang yang dibutuhkan agar keluar. Meskipun ada kematian akibat pasir hisap, namun hal itu merupakan fenomena alam yang sangat umum. Sebaliknya, pasir hisap tidak cukup dalam untuk menyedot seluruh tubuh ke bawah, biasanya manusia dapat lolos.

BALQIS PRIMASARI

Baca juga: Penyakit Silikosis Akibat Terlalu Banyak Menghirup Debu

Berita terkait

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

3 jam lalu

Top 3 Tekno: Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Prakiraan Cuaca BMKG, World Water Forum Bali

Topik tentang gempa tektonik bermagnitudo 3,5 mengguncang kuat wilayah Sumedang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Sumedang, Sumber Dekat Gempa Merusak 2023

Gempa dirasakan di wilayah Sumedang utara dan selatan dengan skala intensitas gempa III - IV MMI.

Baca Selengkapnya

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

2 hari lalu

Ledakan di Tambang Emas Bikin Wisatawan Pulau Merah Berhamburan, Begini Respons Pemkab Banyuwangi

Peledakan di lokasi tambang emas dikabarkan menimbulkan getaran hingga lokasi wisata Pulau Merah, Rabu siang, 15 Mei 2024. Ada bau menyengat.

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

3 hari lalu

Gempa Terkini Getarkan Cianjur, Lagi-lagi Aktivitas Sesar Cugenang

Warga Cianjur kembali merasakan gempa pada Rabu malam, 15 Mei 2024, pada pukul 20.06 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG mencatat kekuatan gempanya bermagnitudo 3,0.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

3 hari lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

3 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

5 hari lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

5 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya