Apa itu Barcode dan Bagaimana Sejarahnya

Reporter

Fani Ramadhani

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 4 November 2022 09:08 WIB

Ilustrasi barcode. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

TEMPO.CO, Jakarta -Sekarang bagi masyarakat terutama di perkotaan, kode batang atau yang lebih dikenal dengang barcode menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di semua produk, pasti ada barcode sebagai tanda pengenal.

Barcode merupakan data optik di terbentuk dari kumpulan garis-garis yang hanya mampu dibaca dan diterjemahkan oleh barcode reader. Biasanya berbentuk batangan-batangan dengan kobinasi ukurang yang berbeda-beda dan berwarna hitam putih yang yang digunakan untuk mengotomatiskan sistem transaksi.

Sehingga dengan menggunakan barcode, maka akan sangat mudah untuk membedakan suatu jenis produk dan mempermudah dalam memasukkan data suatu produk.

Awal Barcode

Melansir dari Barcoding, barcode pertama kali dikenalkan pada tahun 1932 oleh mahasiswa Harvard Amerika Serikat, yaitu Wallace Flint.

Pada awalnya, barcode hanya dipakai oleh perusahaan retail sampai akhirnya mulai banyak industri-industri yang ikut menggunakannya. Dan perusahaan retail pertama yang memproduksi perlengkapan kode batang adalah Monach Marking. Sedangkan pemakaian kode batang di dunia industri pertama kali adalah Plessey Telecommunications.

Advertising
Advertising

Baca juga : Cara Membuat QR Code secara Online dengan Bebas Desain Sendiri

Lalu pada tahun 1948, sebuah toko lokal meminta pada Drexel Institute of Technology di Philadelphia untuk membuatkan sebuah sistem yang bisa membaca informasi produk saat proses pembelian secara otomatis.

Kemudian, dua orang mahasiswa lulusan Dreaxel Patent Application, yaitu Bernand Silver dan Norman Joseph Woodland berusaha untuk mencarika solusi. Woodland mengusulkan untuk menggunaka tinta yang sensitif terhadap ultraviolet, namun ususlan ini ditolak karena tidak stabil dan mahal.

Sampai akhirnya di akhir tahun 1949, Woodland dan Silver berhasil membuat kode batang lalu ditahun 1952 mereka baru mendapatkan hak paten.

Pada tahun 1970 untuk pertama kalinya kode batang dipakai secara komersil ketika Logicon Inc. membuat Universal Grocery Product Identification Standard (UGPIC).

Lalu pada tahun 1972, Toko Kroger di Cicinnati mulai menggunaka bull’s-eye code. Selain itu, sebuah komite yang dibentuk dalam industri grosir juga memilih untuk menggunakan kode standar dalam industrinya.

Itulah sejarah singkat barcode yang sampai saat ini masih digunakan dan terus berkembang di berbagai sektor.

FANI RAMADHANI
Baca juga : 3 Cara Membuktikan STNK Palsu Mobil dan Motor

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

41 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

BI Siapkan Penukaran Uang hingga Rp 197,6 T untuk Ramadan dan Idul Fitri

15 Maret 2024

BI Siapkan Penukaran Uang hingga Rp 197,6 T untuk Ramadan dan Idul Fitri

BI memproyeksikan kebutuhan uang selama Ramadan dan Idul Fitri 2024 tahun sebesar Rp 197,6 triliun. Sebanyak itu pulalah jumlah uang yang disiapkan BI.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau KTP digital

1 Maret 2024

Begini Cara Aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau KTP digital

Identitas Kependudukan Digital (IKD) atau KTP digital merupakan proses pemindahan informasi e-KTP yang saat ini masih memiliki bentuk fisik.

Baca Selengkapnya

BI Catat Transaksi QRIS Capai Rp 31,65 Triliun, Melonjak 149,46 Persen

21 Februari 2024

BI Catat Transaksi QRIS Capai Rp 31,65 Triliun, Melonjak 149,46 Persen

Bank Indonesia mencatat transaksi pembayaran menggunakan QRIS naik signifikan pada Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Kenali Aplikasi Love Bali, Pembayaran Pungutan Rp 150 Ribu bagi Turis Asing Ke Pulau Dewata

9 Februari 2024

Kenali Aplikasi Love Bali, Pembayaran Pungutan Rp 150 Ribu bagi Turis Asing Ke Pulau Dewata

Mulai 14 Februari 2024, Pemprov Bali berlakukan pungutan Rp150 ribu bagi turis asing yang kunjungi Bali. Pembayaran dengan aplikasi Love Bali.

Baca Selengkapnya

Bayar Tol Pakai QRIS Apakah Bisa? Ini Penjelasannya

29 Januari 2024

Bayar Tol Pakai QRIS Apakah Bisa? Ini Penjelasannya

QRIS merupakan QR Code yang kini digunakan sebagai model pembayaran. Bisakah bayar tol pakai QRIS? Ketahui informasi lengkapnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Terapkan IKD Secara Bertahap, Apa Bedanya KTP Digital dan e-KTP Biasa?

12 Desember 2023

Pemerintah Terapkan IKD Secara Bertahap, Apa Bedanya KTP Digital dan e-KTP Biasa?

Pemerintah melalui Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan menerapkan IKD. Apa bedanya KTP Digital dan e-KTP Biasa?

Baca Selengkapnya

SIM Baru Sudah Pakai Barcode, yang Lama Tetap Berlaku

14 November 2023

SIM Baru Sudah Pakai Barcode, yang Lama Tetap Berlaku

Korlantas Polri telah memberlakukan model Surat Izin Mengemudi (SIM) terbaru yang dilengkapi dengan barcode. Namun model lama masih tetap berlaku.

Baca Selengkapnya

Sejak 2022 SIM Sudah Pakai Barcode, Ini Fungsinya

14 November 2023

Sejak 2022 SIM Sudah Pakai Barcode, Ini Fungsinya

Dirregident Korlantas Polri Brigjen Pol Yusri Yunus mengungkapkan bahwa Surat Izin Mengemudi (SIM) terbaru sudah menggunakan barcode.

Baca Selengkapnya

QR Code Tiket Kereta Cepat Whoosh Tak Bisa Digunakan Lagi jika Penumpang Cetak Tiket Fisik

30 Oktober 2023

QR Code Tiket Kereta Cepat Whoosh Tak Bisa Digunakan Lagi jika Penumpang Cetak Tiket Fisik

Operator kereta cepat Whoosh, PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC mengumumkan soal aturan penggunaan tiket fisik dan QR Code.

Baca Selengkapnya