Kelebihan Pondasi Cakar Ayam, Apa Saja?

Senin, 14 November 2022 09:40 WIB

Rangkaian pondasi jalan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) saat dibangun di Sidoarjo, 18 Juli 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Pondasi cakar ayam ditemukan oleh arsitek Indonesia, Sedyatmo. Sistem tersebut sangat terkenal, bahkan telah mendapat pengakuan di berbagai negara. Apa saja kelebihan dari pondasi tersebut?

Sistem pondasi cakar ayam diprakarsai oleh anak bangsa bernama Sedyatmo pada 1962. Ia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung yang juga merupakan Insinyur Perencanaan di sejumlah instansi Pemerintahan kala itu.

Lahirnya ide kreatif teknik cakar ayam berawal dari kesulitan tenaga pelaksana konstruksi saat membuat pondasi di kontur tanah yang lunak. Hal tersebut dialami Sedyatmo pada tahun 1962, saat ia menjadi pejabat di PLN. Sedyatmo ditugaskan memimpin proyek pembangunan tujuh menara listrik tegangan tinggi di kawasan Ancol, Jakarta yang berkontur rawa.

Baca : Mengenal Sedyatmo, Penemu Pondasi Cakar Ayam yang Mendunia

Saat itu, para tenaga ahli dan pelaksana proyek yang ditugaskan bersamanya mengalami banyak kesulitan untuk melaksanakan pembangunan menara listrik tegangan tinggi tersebut. Setelah bekerja keras dengan segala kemampuan, mereka hanya berhasil membangun dua menara.

Advertising
Advertising

Akhirnya, mereka mengalami jalan buntu untuk menyelesaikan lima menara lainnya mengingat kelabilan lahan yang merupakan daerah rawa. Disisi lain, proses konstruksi dua menara sebelumnya yang dibangun dengan sistem pondasi konvensional telah benar-benar menguras tenaga, biaya dan waktu yang lama.

Ketegangan tim juga makin meningkat sebab sangat menara-menara listrik tersebut perlu selesai dengan cepat untuk menyalurkan listrik dari pusat tenaga listrik di Tanjung Priok ke Gelanggang Olah Raga Senayan. Saat itu di Senayan akan dijadikan tempat penyelenggaraan pesta olah raga Asian Games 1962.

Dalam situasi genting itu, Sedyatmo akhirnya melahirkan ide pondasi cakar ayam. Melalui konsep ini, menara dibangun di atas pondasi yang terdiri dari plat beton yang didukung pipa-pipa beton di bawahnya. Pipa dan plat yang melekat, menyatu dan mencengkeram dengan sangat kuat di tanah lembek. Sistem yang mirip dengan cara kerja cakar ayam ini terbukti mampu mengatasi masalah yang dihadapai timnya sehingga tugas berat dapat diselesaikan. Alhasil, lima menara dapat berdiri kokoh, kuat dan selesai tepat waktu.

Kelebihan

Disarikan dari berbagai sumber, berikut sejumlah kelebihan pondasi cakar ayam:

1. Pemanfaatan tekanan tanah lunak

Baca : 5 Cara Membangun Rumah Tahan Gempa Bumi

Pada beberapa daerah di Indonesia memiliki struktur tanah yang lunak. Hal tersebut pula yang mendorong lahirnya ide pondasi cakar ayam ini oleh Prof. Sedyatmo.

Dengan sistem pondasi ini, tanah lunak yang pada sistem pondasi lain tak pernah dihiraukan dapat dimaksimalkan fungsinya. Plat beton yang tipis itu akan mengambang dipermukaan tanah, sedangkan kekakuan plat ini dipertahankan oleh pipa-pipa yang tetap berdiri akibat tekanan tanah pasif, dengan demikian maka plat dan konstruksi di atasnya tidak mudah bengkok,

2. Menjaga pelat beton tetap dalam kontak yang baik dengan material di bawahnya, sehingga umur perkerasan menjadi lebih lama

3. Memberi perkerasan dengan kekakuan yang tinggi, sehingga tidak mudah rusak akibat deformasi tanah dasar

4. Tidak memerlukan agregat batuan untuk tahap fondasi atau tahap fondasi bawah.

5. Dapat menyelesaikan masalah perkerasan jalan di atas tanah dasar yang ekspansif alias mudah mengembang.

6. Penetrasi air masuk ke dalam tahapan fondasi maupun tanah dasar sangat kecil.

Namun di samping itu, pondasi cakar tanah juga memiliki beberapa kekurangan pada konstruksi. Antara lain:

1. Biaya pembangunan awal tinggi.

2. Pembangunan memerlukan waktu yang relative lama karna banyaknya pekerjaan struktur yang harus dibangun dibandingkan apabila hanya menggunakan perkerasan konvensional.

Pondasi Cakar Ayam yang Mendunia

Konstruksi Cakar Ayam yang diperkenalkan Sedyatmo di tahun 1962 telah dipatenkan secara nasional maupun internasional. Sistem pondasi ini juga telah dikenal dibanyak negara, bahkan telah mendapat pengakuan paten internasional di 11 negara, diantaranya, Jerman Timur, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman Barat, Belanda dan Denmark.

Tidak sedikit bangunan yang telah menggunakan sistem pondaso ini. Contohnya adalah ratusan menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang di Jakarta dan Surabaya, serta beragam konstruksi lainnya.

DANAR TRIVASYA FIKRI

Baca : Pondasi Tahan Gempa dari Shock Breaker Motor Karya Mahasiswa UGM

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

3 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

6 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

15 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

16 hari lalu

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

Skytrax menetapkan Bandara Soekarno - Hatta peringkat 28 terbaik dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

16 hari lalu

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

16 hari lalu

Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

Bandara Soekarno-Hatta naik peringkat dari posisi 43 menjadi 28 terbaik dunia 2024, tertinggi dalam sejarah

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

16 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

17 hari lalu

Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi, Sejumlah Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Manado Dibatalkan

17 hari lalu

Gunung Ruang Erupsi, Sejumlah Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Manado Dibatalkan

Sejumlah penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (CGK) tujuan Manado (MDC) Sulawesi Utara dan sebaliknya dibatalkan dampak dari Gunung Ruang Erupsi.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik Lebaran 2024, Bandara Soekarno-Hatta Tersibuk di Asia Tenggara Mengalahkan Changi

17 hari lalu

Arus Mudik Lebaran 2024, Bandara Soekarno-Hatta Tersibuk di Asia Tenggara Mengalahkan Changi

Padatnya penumpang selama periode angkutan Lebaran 2024 menjadikan Bandara Soekarno-Hatta tersibuk di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya