Guardian Ajak Tempo dan Puluhan Media Buat Editorial Bersama Serukan Mitigasi Krisis Iklim Global

Jumat, 18 November 2022 15:17 WIB

Dua aktivis dari Fossil Free Jogja melakukan aksi Global Climate Strike (GCS) dengan menggambar mural di Jembatan Kewek, Yogyakarta, Jumat, 23 September 2022. Aksi yang mengkritisi persoalan krisis iklim dan dampaknya tersebut mengusung tema "Stop Bencana Iklim". ANTARA/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Jakarta - “Semua orang harus mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil,” kata editorial bersama yang dikoordinasikan oleh media ternama, Guardian. Negara kaya menyumbang hanya satu dari delapan orang di dunia, tetapi bertanggung jawab atas setengah dari gas rumah kaca. Jelas bahwa negara kaya memiliki tanggung jawab moral untuk membantu mengakhiri ketergantungan ini. Nantinya, krisis iklim global pun dapat teratasi dengan baik.

Sekjen PBB Antonio Guterres pun belum lama ini menyerukan pajak rejeki pada perusahaan bahan bakar fosil yang keuntungannya melonjak karena perang Rusia di Ukraina sehingga menaikkan harga energi dan cenderung mendorong perubahan iklim. Dalam tajuk rencana yang diterbitkan oleh lebih dari 30 organisasi media, mencatat krisis ekonomi yang berkembang di dunia.

Menurut Wahyu Dhyatmika, Direktur Utama PT Info Media Digital penerbit Tempo.co, Tempo turut serta dalam pembuatan editorial ini bersama puluhan media lain di seluruh dunia. Editorial bersama untuk mendorong transisi energi dan pembiayaan yang lebih besar agar negara berkembang bisa membiayai mitigai krisis iklim.

Baca: Aksi Greenpeace Kirim Pesan ke KTT G20 Bali Soal Transisi Energi

Catatan tersebut menjelaskan bahwa selama pandemi, bank sentral di seluruh dunia melumasi pengeluaran negara dengan membeli obligasi pemerintah mereka sendiri. Triliunan dolar yang dibutuhkan untuk menangani keadaan darurat ekologi pun menuntut pengembalian pemikiran radikal mencegah krisis iklim.

Advertising
Advertising

Nyatanya, perubahan iklim seperti ini memang menjadi masalah global yang membutuhkan kerja sama antara semua negara. Namun, tanpa dana yang memadai, tidak ada kepercayaan antara negara bagian utara dan selatan. Dengan begitu, urgensi permasalahan ini ada pada setiap orang, seperti dilansir The Guardian.

“Krisis iklim adalah tantangan terbesar generasi kita yang hanya bisa dipecahkan oleh kerja sama internasional. Pada saat pemerintah gagal melakukan apa yang dibutuhkan, baik di tingkat internasional maupun nasional, kita harus menyadari perlunya upaya gabungan, termasuk oleh media yang memiliki tanggung jawab moral untuk menunjukkan jalannya,” kata Aluf Benn, Pemimpin Redaksi Haaretz.

Baca: Wartawan Tempo Jadi Salah Satu Pembicara Foruk COP27 di Mesir

Dorongan yang hadir untuk menangani krisis iklim terlihat dari keberhasilan KTT Cop27 PBB yang berlangsung di Mesir. Secara luas, KTT tersebut membahas peningkatan cepat aliran pendanaan iklim ke negara-negara berkembang.

Serangkaian laporan menjelang Cop27 pun telah mengungkapkan seberapa dekat planet ini dengan bencana iklim yang tidak dapat diubah, seperti tidak adanya jalur pemotongan karbon hingga 1,5 celcius. Namun, hadirnya Cop27 disambut baik oleh Katharine Viner, Pemimpin Redaksi Guardian News and Media yang memimpin inisiatif ini.

“Dengan Cop27 terjadi di Mesir, kami ingin menerbitkan editorial ambisius yang menyoroti betapa kuatnya banyak organisasi berita yang berbeda dan para pembaca kami merasakan krisis iklim. Editorial bersama ini adalah demonstrasi yang kuat tentang bagaimana organisasi berita di seluruh dunia dapat bekerja sama untuk kepentingan publik,” kata Viner.

Masalah kerugian dan kerusakan berupa dana yang dibutuhkan untuk membangun kembali di negara-negara miskin setelah dampak iklim yang tak terhindarkan, telah menjadi inti dari Cop27. Sebab, dalam KTT sebelumnya, negara-negara kaya, termasuk Amerika Serikat, menolak seruan untuk pendanaan semacam itu. Alhasil, editorial bersama menyatakan bahwa PBB harus mendesak negara kaya untuk berpartisipasi menyelamatkan planet ini yang dikejar di Cop27. Nantinya, dapat mencegah risiko eksistensial bagi setiap manusia.

Natalie Hanman, kepala lingkungan Guardian News and Media pun berharap Cop27 menjadi langkah awal atasi krisis iklim global, khususnya para petinggi negara-negara kaya.

“Harapan saya adalah dengan memiliki satu suara yang bulat, kami mengingatkan orang-orang bahwa ini adalah krisis iklim global yang mengancam kita semua. Sekarang sangat penting bagi para pemimpin dunia untuk mendengarkan dan bertindak,” ujar Natalie.

RACHEL FARAHDIBA R I SDA

Baca juga: COP27, Pemerintah Diminta Tak Hanya Obral Komitmen Soal Krisis Iklim

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

19 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

1 hari lalu

Anggota Komunitas Pers Politeknik Tempo Tamatkan Pelatihan, Resmi jadi Agen Cek Fakta

Komunitas Pers Politeknik Tempo (Korste) telah menyelesaikan rangkaian pelatihan cek fakta bersama tim Cek Fakta Tempo pada Jumat, 3 Mei 2024 dan resmi menjadi agen cek fakta.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

4 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

7 hari lalu

Tempo Menggelar Pelatihan Jurnalisme Konstruktif

Tempo menggelar pelatihan jurnalisme konstruktif atau constructive journalism selama tiga hari sejak Ahad, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

12 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

14 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

18 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

19 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Israel dan Iran Saling Tuding dalam Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB

20 hari lalu

Israel dan Iran Saling Tuding dalam Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB

Israel dan Iran saling saling tuding dalam sidang darurat Dewan Kemanan PBB pada Ahad sebagai ancaman utama bagi perdamaian di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya