Studi: Pola Pikir Konspirasi Musuh Besar Vaksinasi Covid-19

Sabtu, 19 November 2022 13:00 WIB

Protes terhadap wajib vaksinasi Covid-19 di New York City, AS, 27 September 2021. REUTERS/David 'Dee' Delgado

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan studi, orang yang percaya Covid-19 adalah hoax memiliki kecenderungan percaya segala teori konspirasi. Mereka meyakiniya sekalipun tidak ada bukti kuat yang berada di balik setiap teori itu.

Kathleen Hall Jamieson, peneliti sekaligus Direktur Annenberg Public Policy Center (APPC) di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, mengaku telah mewawancarai ulang individu dalam sebuah panel survei sebelum pandemi berlangsung. Hasilnya, dia dapat menentukan bentuk kepercayaan yang membuat beberapa orang di Amerika cenderung mewaspadai vaksin Covid-19.

“Kami menemukan bahwa memiliki pola pikir konspirasi memainkan peran penting,” ujarnya yang telah mempublikasikan temuan tersebut dalam Jurnal Nature terbit 3 November 2022.

Dan Romer, penulis utama laporan hasil studi itu, juga Direktur Penelitian di APPC, mengatakan bahwa penelitian untuk mengetahui apa yang dipikirkan orang yang percaya konspirasi penting untuk dilakukan. "Temuan ini menggambarkan pentingnya menemukan cara untuk melemahkan pola pikir konspirasi secara umum, dan konspirasi tentang masalah kesehatan secara khusus,” kata dia.

Sebelumnya, para peneliti itu mewawancarai ulang panel perwakilan nasional pada 2021 yang telah dibentuk pada 2018 untuk mempelajari sumber resistensi terhadap vaksinasi. Ada 3.000 orang dewasa AS yang sebelumnya diwawancarai, dan para peneliti dapat mewawancarai ulang 1.243 di antaranya pada Januari 2021.

Dari survei tersebut didapatkan hasil mengenai beberapa kemungkinan sumber keraguan sebelum pandemi. Keraguan ditemukan dalam kurangnya kepercayaan terhadap FDA dan CDC, penerimaan informasi yang salah tentang keamanan dan kemanjuran vaksin lain seperti vaksin MMR (campak, gondok, dan rubella), dan kecenderungan untuk percaya pada teori konspirasi yang menantang kredibilitas otoritas kesehatan dan pemerintah.

Ketiga faktor itu dimasukkan dalam model untuk memprediksi keragu-raguan vaksinasi Covid-19 pada 2021. Disebutkan dalam laporan hasil studi itu, kurangnya kepercayaan kepada otoritas kesehatan dan penerimaan informasi yang salah pada 2019 tak berperan signifikan ketimbang kecenderungan untuk percaya pada konspirasi.

Beberapa bentuk misinformasi baru tentang vaksin Covid-19 muncul pada 2020, seperti klaim bahwa vaksin mengubah DNA seseorang. Misinformasi itu terbukti lebih mudah diserap oleh mereka yang memiliki pola pikir konspirasi. "Orang-orang ini lebih cenderung mengintegrasikan misinformasi baru tentang vaksinasi Covid-19 dengan misinformasi lama tentang vaksinasi secara umum dan tentang vaksin spesifik seperti vaksin MMR dan flu," bunyi laporan.

Baca juga: Kenapa Bill Gates di Hoax Teori Konsporasi Covid-19? Ini Jawabnya

Survei menemukan bahwa sekitar 20 persen panel cenderung menerima teori konspirasi pada 2019 ketika pola pikir diukur lewat dua pertanyaan: apakah responden mempercayai teori konspirasi seperti fluoridasi pasokan air publik adalah rencana untuk membuang limbah berbahaya, dan serangan 9/11 direncanakan oleh pemerintah AS.

Pada 2021, ukuran berbeda digunakan untuk menanyakan tentang bentuk konspirasi yang lebih umum. Misalnya, apakah hidup kita dikendalikan oleh plot yang dibuat di tempat rahasia. Responden yang cenderung menerima rangkaian konspirasi pertama juga cenderung menerima konspirasi terakhir yang lebih umum, meskipun diukur dengan jarak dua tahun.

Faktor lain yang memprediksi kesediaan untuk vaksinasi Covid-19 adalah kekhawatiran tentang risiko tertular dan kesediaan untuk mengambil vaksin flu. Kedua prediktor juga dikaitkan secara negatif dengan pemikiran konspirasi dua tahun sebelumnya.

Para peneliti juga memeriksa perubahan pola pikir konspirasi dari 2019 hingga 2021. Mereka menemukan bahwa konflik politik yang melingkupi pandemi, seperti pada Partai Republik yang kontravaksinasi dan Demokrat yang pro terhadap vaksin, juga tampaknya meningkatkan penerimaan teori konspirasi di antara beberapa orang.

Secara khusus, Partai Republik dan mereka yang mengandalkan media konservatif seperti Fox News lebih cenderung menerima teori konspirasi pada 2021 daripada dua tahun sebelumnya. Hal sebaliknya juga terjadi pada Demokrat, yang lebih cenderung menggunakan media arus utama dan menjadi kurang bersedia untuk mendukung konspirasi.

Perbedaan lain dalam kecenderungan untuk menentang vaksinasi tampaknya berkurang selama pandemi. Misalnya, orang dewasa yang lebih tua cenderung tidak mempercayai informasi yang salah tentang vaksin pada 2021 dibandingkan 2019. Pergeseran serupa terjadi pada responden yang lebih berpendidikan dan berpenghasilan lebih tinggi.

“Implikasi utama dari temuan kami adalah bahwa upaya untuk mendorong penerimaan Vaksin Covid-19 akan bergantung tidak hanya pada penyediaan informasi tentang kemanjuran dan keamanannya dari sumber yang dianggap kredibel oleh audiens, tetapi juga pada peningkatan pengetahuan vaksinasi secara umum,” tutur Roman.

ZAHRANI JATI HIDAYAH (FUTURITY, NATURE)


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

10 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

2 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

4 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Putri Eks Bupati Sragen Bakal Maju Pilkada 2024 lewat Partai Demokrat

10 hari lalu

Putri Eks Bupati Sragen Bakal Maju Pilkada 2024 lewat Partai Demokrat

Putri keempat mantan Bupati Sragen Untung Wiyono, Untung Wina Sukowati, berencana maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

10 hari lalu

Harapan Politikus hingga Pakar Hukum Jelang MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres

AHY menaruh harapan pada putusan sengketa Pilpres 2024 dalam sidang MK hari ini.

Baca Selengkapnya