TEMPO.CO, Jakarta - Panda jantan Tuan Tuan di kebun binatang di Taiwan mati saat menjalani pembiusan pada Sabtu, 19 November 2022. Tuan Tuan bukanlah sembarang panda, tapi lambang perdamaian antara Cina daratan dan Taiwan.

Pada Sabtu itu, Tuan Tuan dikabarkan menderita tiga kali kejang dan menjalani pengobatan berat. Rumah sakit hewan telah menambahkan dosis pengobatannya, namun hasilnya tidak ada perbaikan. Dokter pun akhirnya memutuskan untuk membiarkannya mati.

Baca juga: Panda tak Lagi Tergolong Spesies Langka

Tuan Tuan telah berjuang melawan sakit dan berulang kali kejang sejak Agustus. Namun baru belakangan bisa dipastikan kalau dia menderita nekrosis di otak. Penyakit ini diketahui berkembang pesat menurut hasil pemindaian magnetic resonance imaging (MRI) yang dilakukan pada 18 September dan 22 Oktober lalu.

Selain itu, dalam beberapa bulan terakhir, diet dan energinya terus turun hingga kaki belakangnya melemah. Kondisinya memburuk sekalipun dua dokter hewan senior dari Cina daratan telah berkunjung untuk membantu perawatannya pada akhir Oktober.

Tuan Tuan merayakan ulang tahunnya yang ke-18 pada September lalu. Rentang hidup panda raksasa di alam liar biasanya antara 14 dan 20, meskipun mereka dapat hidup lebih lama di penangkaran.

Pengelola kebun binatang mengatakan bahwa mereka berharap untuk memberikan obat anti-kejang untuk mengobati Tuan Tuan, tetapi setelah pengujian, indikator fisiologis Tuan Tuan dianggap tidak dapat diubah. Situasi itu akhirnya membuat kebun binatang untuk memutuskan "melepas" Tuan Tuan dalam tidurnya tanpa penderitaan.

Tsao Hsien-shao, juru bicara pengelola kebun binatang itu, mengatakan bahwa acara belasungkawa akan diadakan. Tapi kematian Tuan Tuan agak mendadak dan acara belasungkawa membutuhkan waktu untuk dipersiapkan.

Yang jelas, Tsao menambahkan, kebun binatang akan mencoba yang terbaik untuk melestarikan tubuh Tuan Tuan, yang mewakili periode paling harmonis dan positif untuk hubungan lintas selat. Pengelola kebun binatang akan mencoba menggunakan teknologi baru untuk mengawetkan sel hidup ke dalam biobank.

Tingkat kesehatan yang menurut drastis dalam waktu yang singkat membuat rumah sakit juga tidak sempat mengkomunikasikan tentang keputusan eutanasia. Namun kedua belah pihak telah melakukan kontak dekat dalam beberapa hari terakhir ketika situasi Tuan Tuan memburuk dengan cepat.

Pasangan Panda Hadiah

Tuan Tuan bersama pasangannya, Yuan Yuan, dikirim ke Taiwan pada 2008 lalu. Keduanya lahir 2004 dan sudah memiliki dua anak sebagai keturunannya, yakni Yuan Zai dan Yuan Bao yang lahir pada 2013 dan 2020.

Panda raksasa Yuan Yuan dan bayinya di Kebun Binatang Taipei di Taipei, Taiwan, China tenggara, 28 Juni 2020. Panda raksasa Yuan Yuan, salah satu dari pasangan panda asal China Daratan, melahirkan anak keduanya di Kebun Binatang Taipei pada Minggu 28 Juni 2020 pukul 13.53 waktu setempat. Xinhua/Kebun Binatang Taipei

Cina dan Taiwan memiliki hubungan kurang baik akibat perang saudara pada 1949. Hingga kini Cina menganggap Taiwan sebagai daerah otonom. Sebaliknya dengan Taiwan yang ingin berdiri sebagai negara sendiri.

Baca juga: Perang Lawan Cina di Taiwan Akan Korbankan 500 Pesawat Tempur Amerika

Adapun Cina mengirim panda ke luar negeri sebagai tanda niat baik, tetapi mempertahankan kepemilikan atas hewan dan keturunan yang mereka hasilkan.

GLOBAL TIMES, PHYS.ORG