Mitra Asing Elon Musk dalam Pembelian Twitter Dipantau Pemerintah AS

Senin, 21 November 2022 17:09 WIB

Elon Musk. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Akuisisi Twitter oleh Elon Musk menyebabkan pemerintah AS harus meninjau kembali sepak terjang mitra investasi asing Musk. Pemerintah meminta perincian lebih lanjut tentang perjanjian pribadi Musk dengan investor internasional yang memegang saham di perusahaan tersebut, termasuk Pangeran Al Waleed bin Talal Al Saud dari Arab Saudi dan Otoritas Investasi Qatar. Bahkan, transaksi bisnis Musk di Ukraina dan Cina juga menarik perhatian untuk dilirik.

Awal pekan ini, Menteri Keuangan Janet Yellen, yang juga ketua Komite Investasi Asing di AS (CFIUS), mengatakan bahwa dia tidak melihat ada dasar untuk menyelidiki akuisisi Twitter oleh Musk. Namun, adanya arahan Presiden Joe Biden menyatakan bahwa hubungan Musk dengan negara lain layak untuk dilihat. Pihak lain, Senator Chris Murphy (D-CT) juga meminta CFIUS untuk menyelidiki saham Arab Saudi di Twitter. “CFIUS dirancang untuk meninjau transaksi seperti ini.”

Sedangkan di parlemen, sejumlah anggota termasuk Richard Blumenthal (D-CT), Dianne Feinstein (D-CA), Elizabeth Warren (D-MA), Ed Markey (D-MA), Ben Ray Luján (D-NM), dan Cory Booker (D-NJ), juga mendorong Komisi Perdagangan Federal untuk mengambil tindakan terhadap Twitter.

Para senator meminta Komisioner Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, Lina Khan, untuk menyelidiki apakah Twitter milik Musk telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Pada surat yang dikirimkan, mereka menyatakan Musk telah mengambil langkah-langkah mengkhawatirkan yang telah merusak integritas dan keamanan platform. Surat tersebut merujuk ke Twitter Blue Musk dengan verikasi berlangganan yang ditarik Twitter setelah marak dengan akun terverifikasi palsu. Musk berencana mengaktifkan kembali Blue dengan verifikasi akhir bulan ini.

Advertising
Advertising

Twitter dikabarkan siap untuk mematuhi ketentuan penyelesaian yang dicapai dengan Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat awal tahun ini atas klaim yang menggunakan informasi pribadi untuk menjual iklan bertarget.

Seperti yang dilaporkan oleh Alex Heath dari The Verge, pengacara Twitter telah memperingatkan bahwa perusahaan dapat menghadapi denda miliaran jika tidak mengikuti perintah persetujuan Komisi Perdagangan.

THE VERGE

Baca:
Elon Musk Pulihkan Akun Twitter Donald Trump Setelah Jajak Pendapat Pribadi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

13 jam lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

20 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya