TEMPO.CO, Jakarta - Google.org, lembaga filantropi milik Google, mengumumkan pemberian hibah sebesar US$724.490 atau setara Rp 11,3 miliar kepada Edufarmers International Foundation pada Selasa, 22 November 2022. Hibah ini untuk mendukung penelitian dan peningkatan kesadaran tentang cara meningkatkan hasil produksi di sektor pertanian, serta mengajarkan bisnis dan soft-skill kepada para calon pemimpin di bidang pertanian.

Menurut Putri R. Alam, Director of Goverment Affairs & Public Policy Google Indonesia, perusahaan mendukung Edufarmers di area dimana teknologi dapat sangat membantu. “Kami ingin berkontribusi untuk dunia yang lebih baik dan kami percaya dengan menerapkan inovasi berbasis data,” katanya di Sheraton Hotel, dalam acara “Solve…for Sustainability”.

Google.org juga menyediakan hibah sebesar US$500 ribu atau Rp 7,8 miliar untuk World Food Program, untuk mendukung upaya badan PBB itu di Indonesia. WFP bertujuan mengurangi dampak perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia dengan memberikan dukungan kepada pemerintah dan masyarakat agar dapat merespons peristiwa cuaca ekstrem dan kendala terkait iklim dengan lebih baik.

Amri Ilmma, Chief Operating Officer, Edufarmers, mengatakan bangga dapat menerima hibah dari Google.org. Melalui hibah itu, Edufarmers berjanji akan berusaha meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia melalui berbagai kegiatan, antara lain, penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

"Selain juga pengembangan modul dan video pelatihan tentang keterampilan teknis pertanian dan soft-skill, pelatihan dan program pengembangan untuk petani dan pemuda, serta konferensi agri-innovation untuk mendukung regenerasi petani ke pemuda dan mengakselerasi penggunaan teknologi agrikultur,” tutur Amri.

Christa Räder, Country Representative United Nations World Food Programme, Indonesia, mengakui bantuan dana dari Google.org dapat mendukung WFP untuk terus menyediakan bantuan teknis bagi Pemerintah Indonesia. Christa merujuk kepada manajemen risiko bencana dan iklim.

"Secara keseluruhan, dialog kebijakan WFP dengan Pemerintah Indonesia akan menjadi lebih baik melalui pemanfaatan bukti dan inovasi teknologi untuk meningkatkan kemampuan prediksi dan adaptasi bencana dan peristiwa terkait iklim,” kata Christa.

Binaan Edufarmers di Cianjur Terdampak Gempa

Amri mengungkap basis kegiatan Edufarmers, Bertani untuk Negeri, berada di Cianjur, Jawa Barat. Mereka tak lepas dari dampak gempa yang terjadi pada Senin lalu. Beruntung tidak ada siswa magang, fasilitator dan petani yang berada di antara korban luka dan meninggal.

"Dengar-dengar ada salah satu mentor yang keluarganya jadi korban. Rumahnya roboh dan empat orang anggota keluarga meninggal,” kata Amri. Dia menambahkan, beberapa mahasiswa harus mengungsi dari tempat tinggalnya.

Sembari menjanjikan bantuan, Amri berharap program Edufarmers tetap bisa berjalan, sekaligus menjaga kegiatan mata pencarian.

Edufarmers memiliki fokus pada tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran, contohnya cabai. Menurut Amri, cabai adalah salah satu item yang banyak dikonsumsi masyarakat dan harga jual cukup tinggi seandainya petani bisa menanam dengan baik. Produksinya banyak dan bisa menjualnya di waktu yang tepat juga.

Edufarmers memilih Cianjur terlebih dahulu untuk berkarya karena menilainya banyak area pertanian tanaman sayur-sayuran dan sudah kerja sama dengan dinas kehutanan setempat. "Kami engajak petani untuk langsung jual ke hotel atau restoran."