Gempa Susulan di Cianjur 191 Kali, Korban Jiwa Ditemukan 271

Kamis, 24 November 2022 08:53 WIB

Pengungsi akibat gempa bumi magnitudo 5,6 berada dalam tenda terpal di Desa Ciputri, Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu 23 November 2022. Sebanyak 2.000 warga di kawasan tersebut mengungsi di tenda karena hampir 80 persen rumah rusak serta masih seringnya potensi gempa bumi susulan. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Lokasi gempa Cianjur masih terus bergetar sampai pagi ini. Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa susulan telah terjadi sebanyak 191 kali.

“Update susulan gempa bumi Cianjur M5.6 hingga 24 November 2022 pukul 06.00 WIB terjadi 191 kali gempa dengan magnitudo terbesar M4.2 dan magnitudo terkecil M1.2, tren meluruh,” cuit Daryono pada akun media sosial pribadinya.

Sedikit mundur ke belakang, pada hari Rabu, 23 November 2022, pukul 21 tercatat 176 kali gempa susulan, sementara pada siang hari pukul 12.30 tercatat 169 kali.

Untuk korban akibat gempa Cianjur, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan adanya kenaikan jumlah korban yang ditemukan tewas.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, berdasar data temuan BNPB pada Rabu, 23 November 2022, total jumlah korban meninggal dunia yang telah ditemukan adalah 271 orang.

Advertising
Advertising

Jumlah total korban yang ditemukan oleh BNPB hari ini ada empat orang. Dari keempat orang tersebut, tiga meninggal dunia sementara satu orang masih hidup.

"Data tersebut dihimpun dari laporan-laporan yang masuk sampai pada pukul 17.00 WIB tadi," kata Suharyanto dalam konferensi pers.

Daryono menjelaskan gempa Sukabumi-Cianjur ini merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri terdiri atas tiga segmen sesar aktif, yaitu segmen Cimandiri di selatan, segmen Nyalindung-Cibeber di tengah dan segmen Rajamandala di utara.

Ia juga menjelaskan alasan magnitudo 5,6 namun berdampak besar hingga banyak korban jiwa, terluka dan bangunan yang roboh. “Pertama karena kedalaman gempa yang dangkal,” tulisnya.

Faktor kedua karena struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa. Hal terakhir adalah lokasi pemukiman berada di tanah lunak atau local site effect - efek tapak dan perbukitan.

Baca:
Tips Menghadapi Gempa saat Berada dalam Gedung

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

10 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

11 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

11 jam lalu

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

Kepala Pusat Data, Informasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan 14 warga yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

17 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

19 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

1 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

1 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya