Mengenali Sistem Konstruksi Ferrocement untuk Bangunan Rumah

Selasa, 29 November 2022 14:40 WIB

Ferrocement. Foto : the constructor

TEMPO.CO, Jakarta - Sistem konstruksi ferrocement dinilai tahan gempa. Mengutip publikasi Analisa Kekuatan Ferrocement, sistem konstruksi ferrocement sejenis beton bertulang yang berukuran tipis.

Bahan ini biasanya dibuat dari mortar semen hidraulik dengan kerangka kawat berjarak lapisan dan ukuran jaringan kawat yang rapat. Jaringan itu juga bisa terbuat dari metalik atau material lain yang sejenis.

Apa itu konstruksi ferrocement?

Sistem konstruksi ferrocement sebenarnya sudah ada sejak 1848. Saat itu ketika Joseph-Louis Lambot dari Prancis membuat dua perahu dayung dengan panjang masing-masing 3,6 meter dan 3 meter. Namun setelah itu, beton bertulang menjadi satu-satunya material pilihan untuk konstruksi karena ketersediannya. Selama Perang Dunia I, kapal-kapal dibuat dari bahan beton bertulang, dilanjutkan Perang Dunia II.

Advertising
Advertising

Baca: Pembangunan IKN, PUPR Latih 8.500 Tenaga Kontruksi pada 2023

Pada awal tahun 1940-an, insinyur arsitek asal Italia Pier Luigi Nervi membangkitkan kembali konsep awal ferrocement. Ia mengusulkan, konstruksi ferrocement bisa digunakan untuk membuat perahu ikan. Sistem ini akhirnya diterima secara luas pada awal tahun 1960-an yang digunakan oleh kapal laut di Inggris, Selandia Baru, Kanada, dan Australia. Pada 1968, FAO mengadakan proyek pembuatan kapal ferrocement di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Uni Soviet.

Sedangkan, penerapannya untuk hunian manusia, sistem ferrocement biasa digunakan sebagai dinding semen tipis. Metode pembuatan yang bersifat gampang untuk dibuat. Dari pembuatan dan pemasangannya, daya tegang, resap air, dan ketahanannya sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai hunian atau rumah.

Ferrocement diartikan untuk menguraikan jenis bahan buatan campuran yang terdiri atas adukan semen tipis. Adukan itu diperkuat dengan jaring dalam berbagai lapisan. Dibandingkan beton bertulang biasa, ferrocement memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Mudah untuk mendapatkan bahan bakunya di hampir setiap negara.

2. Efisiensi penggunaan material yang ringan, tipis, dan ekonomis.

3. Bisa digunakan sebagai material substitusi beton.

4. Bisa mengeliminasi tebal dan persentase tulangan optimal untuk pelat ferrocement.

5. Kemudahan pengerjaan, dan penghematan bahan cetakan.

6. Mudah untuk perbaikan jika terjadi kerusakan.

Baca: Sektor Konstruksi Sangat Diuntungkan di IKN, Ekonom: Bukan Ekonomi Lokal yang Gerak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

2 hari lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

3 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

3 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

5 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

7 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

7 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

7 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

7 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya