Begini Cara Kerja Seismograf, Alat Pendeteksi dan Pengukur Kekuatan Gempa Bumi

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Selasa, 6 Desember 2022 15:39 WIB

Seismograf yang mengukur dan mencatat aktivitas gempa bumi di Pos Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG), Gunung Tangkuban Parahu, Subang, Jawa Barat, 1 Januari 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 telah menyebabkan 334 orang meninggal dunia dan 8 orang hilang. Selain menelan korban jiwa, gempa itu mengakibatkan kerugian material yang ditaksir mencapai puluhan triliun.

Merujuk situs US Geological Survey, sampai saat ini, sebenarnya belum ada teknologi untuk memprediksi waktu terjadi gempa sehingga upaya mitigasi guna mengurangi kerugian belum dapat dilakukan secara maksimal. Meskipun begitu, ilmuwan memiliki alat untuk mendeteksi sekaligus mengukur kekuatan gempa bernama seismograf. Bagaimana cara kerja alat ini?

Cara Kerja Seismograf

Dikutip dari Britannica, secara teknis, seismograf memiliki dua bagian, yaitu alat pendeteksi gerakan tanah atau seismometer dan alat perekaman. Seismometer berfungsi untuk merasakan dan mengukur gelombang pergerakan tanah.

Hasil deteksi tersebut akan dicatat dan direkam selama periode waktu tertentu menjadi catatan berupa garis-garis naik dan turun oleh alat perekam.

Berdasarkan penjelasan di situs Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), hasil rekaman pada seismograf akan dibaca dengan skala Magnitudo (M). Sebelumnya, BMKG menggunakan Skala Richter (SR) yang dikembangkan oleh ilmuwan Charles F. Richter.

Advertising
Advertising

Namun, sejak 2008, BMKG mulai menggunakan skala Magnitudo guna mengukur dan menentukan satuan kekuatan gempa.

Bagaimana Sejarah Penemuan Seismograf?

Sebelum secanggih seperti saat ini, teknologi sederhana ala seismograf telah ditemukan oleh insinyur Tiongkok bernama Zhang Heng pada 132 masehi.

Dikutip dari Britannica, Heng yang hidup saat Dinasti Han membuat seismograf dengan memanfaatkan guci perunggu besar yang dilengkapi dengan delapan kepala naga. Setiap kepala ini memiliki bola pada bagian mulut dan dihadapkan ke delapan arah mata angin.

Kemudian, di bawah patung naga tersebut, Heng membuat patung katak berjumlah sama dengan posisi mulut terbuka, tepat di bawah masing-masing kepala naga.

Prinsipnya, seismograf buatan Heng akan merasakan gempa bumi ketika bola-bola dari mulut naga terguncang dan terjatuh sehingga masuk ke mulut katak. Saat itu terjadi, bola yang masuk ke mulut katak akan menimbulkan suara keras sebagai tanda peringatan.

ACHMAD HANIF IMADUDDIN

Baca juga: Mengenal Seismograf, Alat Pengukur Kekuatan Gempa Bumi

Berita terkait

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

3 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

11 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

18 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

21 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

1 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya