Alprih Priyono Mantan Asisten Panji Petualang Itu Meninggal Dipatuk Ular: Mengenali Bahaya King Cobra

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Rabu, 21 Desember 2022 12:43 WIB

Ilustrasi ular kobra.techexplorist.com

TEMPO.CO, Jakarta - Alprih Priyono meninggal setelah dipatuk ular. Alprih Priyono meninggal setelah melakukan penanganan atau rescue ular king cobra. Mantan asisten Panji Petualang itu sempat dibawa ke RSUD R. Syamsudin, Sukabumi, Jawa Barat. Namun nyawanya tak tertolong. Alprih Priyono meninggal pada Minggu, 18 Desember 2022.

Apa itu ular king cobra?

Mengutip A-Z Animals, genus Ophiophagus salah satu spesies kobra paling terkenal di dunia. Ophiophagus hannah sering disebut sebagai king cobra. Meski sekilas menyerupai sebagian besar kobra Naja, namun king cobra mendapat pengelompokan terkhusus. Tudungnya sangat besar dan menonjol dengan pola bergaris unik yang memanjang di sepanjang leher.

Advertising
Advertising

Istilah Ophiophagus juga dasarnya memiliki arti pemakan ular. Tak seperti kebanyakan kobra lainnya, yang terutama memakan hewan pengerat kecil, burung, dan terkadang kadal, king cobra memakan ular lain yang lebih kecil.

Baca: Ular Kobra, Mengenali Efek Bisa Spesies Ini

Kobra ular berbisa yang berkerabat dengan anggota famili Elapidae, dikutip dari San Diego Zoo Animals and Plants, Ular dalam famili itu taringnya pendek. Ular kobra membunuh mangsanya menyuntikkan racun neurotoksin melalui taringnya. Seperti ular berbisa lainnya, gigitan kobra bisa mematikan jika tidak ditangani secara tepat.

Mengutip Britannica, ular kobra juga dikenal sebagai spesies pilihan bagi para pawang ular di Asia Selatan. Ular itu bergoyang sebagai respons terhadap gerak dari pawang

Racun ular kobra

Racun kobra mengandung neurotoksin aktif menghambat sistem saraf mangsa. Taring pendek di bagian depan mulut memiliki alur tertutup yang mengalirkan racun itu.

King cobra akan mengeluarkan racunnya sebagai sistem pertahanan dari predator. Mengutip dari Let's Talk Science, racun ular diproduksi di bagian belakang kepalanya di kelenjar ludah. Saat ular menggigit, otot-otot di kepalanya menekan kelenjar racun yang mendorong cairan melalui taringnya. Mirip seperti suntikan yang menembus kulit untuk menyalurkan cairan.

King cobra mempunyai jumlah neurotoksin hingga dua persepuluh ons cairan yang bisa dikeluarkan dalam satu gigitan. Hal itu diperkirakan bisa mematikan 20 orang sekaligus atau setara satu gajah.

Merujuk Cleveland Clinic, neurotoksin menyebabkan kelumpuhan atau kerusakan di sistem saraf. Racun itu akan mempengaruhi sistem pernapasan yang rentan berakibat gagal jantung dan napas berhenti.

TIM TEMPO

Baca: Pawang Ular Tewas Digigit Kobra di Trenggalek, Bagaimana Mengatasi Gigitan Ular?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

22 jam lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

8 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

10 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

17 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

23 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

31 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

37 hari lalu

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

41 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

43 hari lalu

Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

Lemah jantung alias gagal jantung dapat menyerang sisi kiri, kanan, atau kedua sisi jantung. Namun, biasanya penyakit ini menyerang sisi kiri dahulu.

Baca Selengkapnya

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

46 hari lalu

Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.

Baca Selengkapnya