Induk TikTok, ByteDance, Terungkap Memata-matai Jurnalis Amerika

Minggu, 25 Desember 2022 07:16 WIB

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah investigasi internal di induk perusahaan TikTok, ByteDance, bocor pada Kamis pekan lalu. Isinya menyatakan menemukan beberapa orang di dalam perusahaan yang telah mengakses data TikTok milik setidaknya dua jurnalis Amerika Serikat dan 'sekelompok kecil' orang lain yang terkoneksi dengan keduanya.

Pelaku disebutkan ada empat orang, terdiri dari dua berbasis di Amerika dan dua di Cina. Adapun data yang diakses termasuk IP address si reporter, yang digunakan untuk melihat apakah mereka telah secara fisik dekat dengan karyawan TikTok yang diduga membocorkan informasi ke pers.

Dalam sebuah email kepada para karyawannya, CEO ByteDance Rubo Liang mengaku kalau dia "sangat kecewa" dengan temuan itu. Dia juga menyatakan bahwa kepercayaan publik yang telah dibangun melalui usaha keras bakal terpengaruh signifikan oleh kesalahan segelintir individu.

Dalam email internal lainnya, CEO TikTok yang melapor ke Liang, Shou Chew, merujuk insiden sebagai "tindakan segelitir orang yang tidak dipikir panjang". Dan dalam email yang ketiga, Penasihat Umum TikTok Erich Andersen mengatakan tim Risiko dan Audit Internet di perusahaan itu sudah langsung dirombak.

Investigasi, yang dikerjakan sebuah firma hukum di luar perusahaan, mengungkap bahwa dua jurnalis yang datanya diakses tim Audit Internal tersebut bekerja untuk BuzzFeed dan The Financial Times. Namun, Forbes juga mengatakan kalau tiga jurnalisnya juga dilacak. Mereka adalah Emily Baker-White, Katharine Schwab, dan Richard Nieva, seluruhnya pernah bekerja untuk BuzzFeed sampai awal musim panas lalu.

Advertising
Advertising

Sedangkan The Financial Times mengatakan reporternya yang ditarget adalah Cristina Criddle. Reporter ini telah sejak Juni lalu menulis berita yang mengungkap kalau belasan pekerja telah berhenti dari kantor TikTok London sejak awal tahun ini. Mereka mengeluhkan antara lain bekerja sampai 12 jam dalam sehari atau mutasi sekembalinya dari cuti.

“Memata-matai reporter, mengganggu pekerjaan mereka atau mengintimidasi sumber-sumber mereka jelas tidak bisa diterima," bunyi pernyataan The Financial Times. "Kami akan membuat laporan investigasi yang lebih dalam sebelum memutuskan respons resmi kami atas semua ini."

Pimpinan di bagian audit dan kontrol risiko ByteDance, Song Ye, telah meninggalkan perusahaan gara-gara investigasi tersebut. Selain dia, ada tiga karyawan lain yang sudah dipecat. Satu di antaranya adalah Chris Lepitak, Kepala Audit Internal TikTok.

Berawal dari Laporan Forbes


Investigasi dipicu oleh isi laporan di Forbes pada Oktober bahwa ByteDance telah merencanakan penggunaan TikTok untuk melacak data lokasi beberapa warga Amerika. Saat itu reporter yang menulis berita itu mengungkap pengakuan perusahaan telah mengumpulkan data lokasi menggunakan IP address.

TikTok membantah isi berita itu mentah-mentah dengan menyatakannya tak berdasar, dan setiap karyawan yang menggunakan sistem audit seperti yang dilukiskan Forbes pasti akan dipecat.

Laporan Forbes itulah yang kemudian mendorong investigasi di ByteDance, yang kemudian diikuti dengan pemecatan karyawan. CFO ByteDance Julie Gao kini mengambil alih kendali di Bagian Kontrol Risiko dan Audit.

Hasil investigasi ini muncul seiring rencana legislator AS yang ingin membatasi TikTok karena kekhawatiran akan keamanan nasional. Aplikasi berbasis video pendek yang amat populer ini memang sudah dalam pengawasan dalam hal penanganan data privasi pengguna.

Sebanyak selusin negara bagian di Amerika telah melarang TikTok terpasang di ponsel pejabat pemerintahannya dan para senator seperti Marco Rubio sedang menggodok regulasi untuk melarang sepenuhnya aplikasi itu di Amerika Serikat. Rubio dkk mencemaskan kalau aplikasi itu memberikan Partai Komunis Cina kemampuan memantau dan mempengaruhi warga Amerika.

TikTok sebenarnya sudah mengambil langkah-langkah untuk menjaga jarak dari ByteDance dan sedang dalam serangkaian negosiasi dengan pemerintah Amerika untuk secara total memisahkan data pengguna dari Cina. Tapi masih belum jelas akan seperti apa hasil negosiasi itu.

Pada Juni lalu, TikTok mengatakan telah mulai merutekan data pengguna di Amerika untuk memupus kekhawatiran soal akses ilegal oleh otoritas di Cina. Dalam memo ke karyawan, Shou Chew mengatakan telah secara sistematis memotong titik akses dan sekarang seluruh data pengguna Amerika dikelola Oracle.

THE VERGE, FT TIMES


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

1 hari lalu

Cara Mengembalikan Akun TikTok yang Ditangguhkan dengan Mudah

Aplikasi TikTok bisa dibanned karena beberapa alasan, seperti kesalahan konten. Berikut ini cara mengembalikan akun TikTok yang ditangguhkan.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

2 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

3 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

4 hari lalu

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

Hartono bersaudara merupakan pemilik beberapa perusahaan mentereng termasuk Perusahaan Rokok Djarum, profil Budi Hartono yang genap berusia 83 tahun.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

5 hari lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

5 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

6 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

6 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya