Debu Permainkan Temperatur Samudra

Reporter

Editor

Senin, 30 Maret 2009 13:11 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Berkurangnya debu di udara dan emisi debu letusan gunung berapi ternyata telah membuat perairan Samudra Atlantik Utara menghangat dalam tiga dekade terakhir. Sebuah studi yang dilakukan ilmuwan University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat, menunjukkan kontribusi debu terhadap kenaikan temperatur.
Sekitar 70 persen pemanasan yang terjadi di Samudra Atlantik sejak 1980, dengan kenaikan rata-rata seperempat derajat Celsius per dekade, dipengaruhi oleh semakin lemahnya tiupan badai debu dari Afrika atau letusan gunung berapi. Hasil studi itu telah dipublikasikan dalam jurnal Science. "Gunung berapi dan badai debu sangat penting jika Anda ingin memahami perubahan iklim dalam periode waktu yang panjang," kata Amato Evan, peneliti utama studi itu.
Partikel aerosol di udara memang bisa menghasilkan temperatur udara yang lebih hangat dan membantu memicu hurikan, yang tumbuh di perairan hangat. Namun, sebelum studi ini, Evan sudah menggelar studi lain yang menyimpulkan debu dari Afrika dan partikel udara lainnya dapat mengurangi aktivitas hurikan dengan menghalangi cahaya matahari menyentuh air dan akhirnya mendinginkan permukaan laut.
Laut yang dingin membuat produksi badai melemah. Kesimpulan itu sejalan dengan fakta yang terjadi di sepanjang 2004-2005. Pada periode itu terjadi frekuensi badai tertinggi dan konsentrasi debu rendah.
Dalam studinya yang terbaru, Evan dan kawan-kawannya menggunakan data satelit serta model-model iklim yang ada untuk menghitung seberapa besar pengaruh perubahan aktivitas gunung berapi di wilayah tropis terhadap pemanasan Atlantik selama 26 tahun. Erupsi gunung berapi besar yang meredupkan cahaya matahari adalah letusan El Chichon di Meksiko pada 1982 dan Gunung Pinatubo di Filipina pada 1991.
Meskipun letusan gunung berapi secara alami tak dapat diprediksi, Evan mengatakan pemodelan iklim terbaru seharusnya memasukkan badai debu sebagai salah satu faktor untuk memprediksi perubahan temperatur samudra secara akurat. "Kami belum sepenuhnya mengerti bagaimana debu tersebut akan berubah dalam proyeksi iklim ini dan apakah perubahan debu itu akan menghasilkan efek yang sangat baik atau justru amat buruk," katanya.
Para ilmuwan menganggap badai debu berkontribusi sebesar 25 persen atas pemanasan yang terjadi di perairan Atlantik. Sementara itu, hanya 30 persen kenaikan temperatur muka air laut itu yang dipicu oleh faktor-faktor lain seperti pemanasan global. "Ini masuk akal karena kami juga tak yakin pemanasan global bisa membuat temperatur laut naik secepat itu," kata Evan.
TJANDRA | AFP

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya