Data Biometrik 'Dibobol' dari Alat Bekas Pakai Militer AS di Afganistan

Jumat, 30 Desember 2022 11:11 WIB

Sejumlah tentara Amerika Serikat berjaga-jaga dilokasi terjadinya bom bunuh diri di Kabul, Afganistan, 5 Januari 2015. REUTERS/Omar Sobhani

TEMPO.CO, Jakarta - Terungkap sejumlah besar data biometrik milik anggota militer, terduga teroris, dan orang lainnya yang pernah terkait dengan pasukan Amerika di Afganistan dan negara lain di Timur Tengah. Data berasal dari perangkat digital bekas milik militer Amerika yang diperjualbelikan di situs ecommerce eBay.

Perangkat tersebut berada di tangan kelompok peretas Chaos Computer Club. Mereka mengaku telah membeli enam perangkat yang pernah digunakan militer Amerika mengumpulkan info biometrik di pos pemeriksaan dan selama patroli, pemeriksaan, dan operasi lainnya.

Benar saja. Dua perangkat—Secure Electronic Enrollment Kits atau SEEK II — memiliki informasi yang tertinggal di kartu memorinya. Menurut para peretas, salah satu perangkat berisi 2.632 nama orang dan data biometrik yang sangat sensitif yang tampaknya telah dikumpulkan sekitar 2012.

Informasi berupa data sidik jari, iris mata, foto diri, dan deskripsi. Lebih jauh lagi, semua data itu dikabarkan tidak terenkripsi dan hanya dilindungi oleh kata sandi standar yang "didokumentasikan dengan baik".

Dalam sebuah posting blog, para peretas bahkan menyebut mendapatkan data sensitif yang benar-benar membosankan, karena dianggap terlalu mudah bagi mereka untuk membaca, menyalin, dan menganalisis.

Advertising
Advertising

Matthias Marx dari Chaos Computer Club mengaku kalau kelompoknya akan menghapus seluruh data itu setelah klub menyelesaikan penelitian. Meski begitu, apa yang telah ditemukan langsung menimbulkan kekhawatiran tentang seberapa ketat militer menjaga informasi yang mereka kumpulkan ini.

Hal ini mengingatkan sebuah laporan tahun lalu bahwa Taliban memperoleh perangkat biometrik saat AS menarik diri dari Afganistan. Perangkat bisa jadi berisi data yang dapat membantu mengidentifikasi orang-orang lokal yang telah membantu pasukan Amerika. Di Irak, Amerika bahkan yang membangun basisdata biometrik warga Irak.

Satu toko yang menjual perangkat militer bekas Amerika di eBay menyatakan memperoleh perangkat tersebut dari lelang dan tidak mengetahui bahwa berisi data sensitif. Toko tersebut menjualnya seharga $68 atau sekitar Rp 1 juta.

Toko lain tidak bersedia berkomentar tentang bagaimana mereka mendapatkan perangkat yang dijualnya ke klub. Secara teori, perangkat seharusnya dihancurkan setelah berhenti digunakan. Secara regulasi, meninggalkan data pribadi dalam perangkat elektronik yang dijual adalah juga pelanggaran.

Departemen Pertahanan Amerika atau Pentagon meminta agar perangkat tersebut dikirimkan kembali. Chaos Computer Club mengungkapkan juga diminta menghubungi pabrikan SEEK, HID Global namun, menurut Marx, belum ada tanggapan.

THE VERGE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

7 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

4 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

10 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

11 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Pengakuan untuk Negara Palestina, Ketegangan Israel-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan kabar semakin dekatnya pengakuan untuk Negara Palestina oleh tiga negara Eropa.

Baca Selengkapnya

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

14 hari lalu

Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

15 hari lalu

Peretas: Bebaskan Tahanan Palestina Atau Data Keamanan Israel Dijual

NET Hunter, kelompok peretas yang membobol Kementerian Keamanan Israel, mengatakan akan terus melakukan serangan cyber sampai perang Gaza berhenti.

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

27 hari lalu

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.

Baca Selengkapnya