Kisah Dosen yang Dulu Pernah Jadi Cleaning Service dan Kuli Bangunan

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Selasa, 10 Januari 2023 14:59 WIB

Lukman Hakim Dosen UM Surabaya. Foot " Humas

TEMPO.CO, Jakarta - Lukman Hakim, tak pernah terpikir dirinya akan menjadi dosen. Saat ini, Lukman merupakan dosen sekaligus Kepala Pusat Teknologi Informasi (PTI) Universitas Muhammadiyah Surabaya. Roda nasib berputar bagi pria asal Trenggalek Jawa Timur ini. Di balik kisah suksesnya sekarang, rupanya Lukman adalah anak yang dibesarkan di panti asuhan selama enam tahun.

Sewaktu kecil, Lukman diasuh oleh neneknya sebab ibunya menjadi tenaga kerja indonesia di luar negeri sedangkan ayahnya sudah sakit-sakitan.

“Dari kecil hingga SD saya tinggal sama nenek. Lulus dari SD saya pindah ke panti asuhan Muhammadiyah di Kediri selama 6 tahun. Di panti itulah saya ditempa dan bisa bersekolah, belajar mengaji secara gratis,” kata Lukman dilansir dari laman UM Muhammadiyah pada Selasa, 10 Januari 2023.

Baca juga:Universitas Muhammadiyah Surabaya Buka 11 Program Beasiswa 2023, Simak Detailnya

Lukman menuturkan bahwa dirinya bukan anak yang pandai di kelas. Bahkan duduk di bangku SD, Lukman tak masuk 10 besar. Saat ia tinggal di panti asuhan, ayahnya meninggal dan membuat dirinya kehilangan sosok figur di keluarga. Sempat dirundung kesedihan mendalam, Lukman kembali bangkit dan belajar serius.

Advertising
Advertising

“Syukurlah waktu itu, setelah melewati banyak kejadian saya lebih fokus belajar dari SMP hingga SMK. Saya masuk 3 besar di kelas dan mulai saat itulah saya berani bermimpi besar,” kata Lukman.

Jadi Cleaning Service hingga Kuli Bangunan

Saat lulus dari SMK, Lukman sempat pulang ke Trenggalek dan tinggal bersama neneknya. Sebetulnya dia memiliki keinginan untuk berkuliah, namun harapannya hanya sebatas angan-angan. Dia tahu bahwa kondisi keungannya tak memungkinkan untuk lanjut kuliah.

Namun, setelah dua bulan, Lukman mendapatkan tawaran kuliah dari pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. “Waktu itu nama beasiswanya Forpama atau disingkat Forum Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengambil tawaran tersebut,” kata Lukman.

Berkat beasiswa tersebut, Lukman bisa kuliah gratis di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) jurusan Teknik Elektro. Di Surabaya ia tinggal di asrama sembari berjualan kerupuk. Lantaran tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, Lukman membuka usaha jasa cuci motor.

“Akhirnya waktu itu saya buka usaha cuci motor, namun karena sering ada gusuran di samping jalan akhirnya usaha tersebut tidak berlangsung lama,” kata dia.

Lukman akhirnya mendapatkan tawaran kerja dari temannya untuk menjadi cleaning service di Delta Plaza Surabaya. Dia bekerja dari pukul 7 pagi sampai 4 sore dan malamnya ia lanjutkan untuk kuliah. Pekerjaan tersebut hanya berlangsung beberapa bulan.

“Sebenarnya waktu itu gajinya cukup untuk makan, namun karena saat itu sudah semester 6 saya membutuhkan laptop untuk mengerjakan skripsi, sehingga saya harus mencari kerja yang gajinya bisa ditabung,” kata Lukman.

Akhirnya, setelah mencari-cari ia mendapatkan pekerjaan dengan menjadi kuli bangunan dengan gaji per minggunya Rp 350 ribu. Dari uang itu, sebanyak Rp 50 ribu Lukman gunakan untuk jajan dan Rp 300 ribu dia tabung. Setelah beberapa bulan menjadi kuli, dia bisa membeli laptop bekas seharga Rp 1,8 juta.

Dengan segala perjuangan itu, Lukman akhirnya bisa lulus dari UM Surabaya. “Waktu itu setelah lulus saya kerja di toko depan kampus dengan jualan mie. Alhamdulillah, waktu itu ada orang baik yang menawari saya kerja sebagai desainer di kampus,” katanya.

Tanpa berpikir panjang, tawaran tersebut ia ambil. Dia membuat lamaran kerja dan diterima sebagai karyawan. Saat menjadi karyawan di kampus, ekonominya mulai membaik. Lukman bahkan bisa melanjutkan studi Pascasarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) jurusan Jaringan Cerdas Multimedia (JCM).

Berkat ide dan gagasan-gagasannya, ia berhasil menjadi dosen di usia yang masih sangat muda. Saat Lukman berusia 30 tahun, ia didapuk sebagai Kepala Biro Pusat Teknologi Informasi (PTI) UM Surabaya.

Dia berpesan agar mahasiswa jangan putus semangat sekalipun memiliki kekurangan ekonomi. “Selama tidak memalukan dan tetap di jalan kebaikan, ambillah peluang. Karena itu yang akan menjadi jalan menuju kesuksesan,” kata Lukman.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

1 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

2 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

3 hari lalu

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

Marsha Alycia Rahmadiar Setianto, mahasiswa Fakultas Hukum Unair berhasil meraih juara pertama dalam kejuaraan taekwondo internasional di Skotlandia.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

3 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Kapten Timnas U-23 Indonesia Rizky Ridho Akan Diberi Bonus oleh Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lempar Kelakar Soal Wisuda

3 hari lalu

Kapten Timnas U-23 Indonesia Rizky Ridho Akan Diberi Bonus oleh Universitas Muhammadiyah Surabaya, Lempar Kelakar Soal Wisuda

Universitas Muhammadiyah Surabaya menyiapkan bonus untuk kapten Timnas U-23 Indonesia Rizky Ridho Ramadhani.

Baca Selengkapnya

Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

8 hari lalu

Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

Untan membentuk tim investigasi untuk kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

8 hari lalu

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

9 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

10 hari lalu

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.

Baca Selengkapnya