Flu Burung Meluas di Hewan Mamalia, Satu Kasus pada Manusia

Kamis, 16 Februari 2023 06:12 WIB

Burung gannet mati di pulau Rouzic di kepulauan Sept-Iles, tempat suaka burung yang terkena wabah flu burung di lepas pantai Perros-Guirec di Brittany, Prancis, 5 September 2022. Ribuan burung laut telah mati di sepanjang pantai barat Prancis dalam beberapa minggu terakhir karena infeksi virus. REUTERS/Stephane Mahe

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli cemas dengan temuan flu burung pada hewan mamalia belakangan ini. Meski mereka juga menekankan virus harus bermutasi yang signifikan untuk bisa menyebar di antara manusia.

Sejak akhir 2021 Eropa dicengkeram wabah terburuk flu burung. Amerika Selatan dan Utara juga mengalami wabah yang parah. Sebanyak puluhan juta unggas domestik di dunia telah dibantai karena didapati terjangkit virus H5N1 tersebut. Wabah globalnya juga bertanggung jawab untuk kematian puluhan ribu burung liar.

Tom Peacock, virolog dari Imperial College London, Inggris, menyebut telah terjadi panzootic atau pandemi di antara hewan, dalam hal ini unggas. "Kami belum sepenuhnya yakin tapi diduga ini didorong oleh turunan virus yang sedikit berbeda dari H5N1 yang menyebar sangat efektif di antara burung liar yang bermigrasi," katanya.

Dasarnya adalah bahwa flu burung H5N1 yang bisa melompat ke mamalia selama ini dipandang langka--dan lebih langka lagi manusia bisa terjangkit virus yang berpotensi mematikan itu.

Pada Kamis pekan lalu, Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyatakan seekor rubah terkonfirmasi positif terinfeksi H5N1. Kasus ini menambah kasus delapan ekor rubah dan berang-berang pada tahun lalu. Seluruh virus H5N1 yang ditemukan memiliki mutasi PB2.

Advertising
Advertising

Menurut Peacock, mutasi itulah yang membuat virus bisa bereplikasi lebih baik dalam sel-sel mamalia. Namun dia juga menambahkan, "Butuh mutasi lebih jauh lagi untuk virus itu bisa menyebabkan pandemi flu pada manusia."

Baca halaman berikutnya: panzoonosis dan mutasi virus pemicunya

<!--more-->


Panzoonosis Flu Burung dan Mutasi Virus

Di bagian dunia yang lain, Prancis mengumumkan telah membunuh seekor kucing karena positif H5N1. Dan sebelumnya lagi, Negara Bagian Montana di Amerika Serikat mengumumkan tiga beruang grizzly yang terjangkit flu burung juga telah di-eutanasia.

Seluruh mamalia itu diduga tertular flu burung setelah menyantap unggas yang terinfeksi. Itu terjadi, menurut Paul Wigley, profesor ekosistem mikroba pada hewan di Bristol University, Inggris, tanpa penularan di antara populasi hewan mamalia. "Dan risiko penularan ke manusia masih rendah," katanya.

Meski begitu, dua kasus yang lebih baru dengan skala infeksi yang lebih besar, telah meningkatkan kekhawatiran. Salah satunya adalah wabah H5N1 dengan mutasi PB2 di sebuah peternakan di Spanyol pada Oktober 2022. Sebanyak lebih dari 50 ribu cerpelai harus dimusnahkan.

Hasil penelitian yang dipublikasi di jurnal Eurosurveillance pada Januari 2023 mengungkap temuan indikasi penularan flu burung antar cerpelai di lokasi peternakan itu. Riset lanjutan tengah dikerjakan untuk mencari konfirmasi atas indikasi tersebut.

Kasus yang kedua adalah kematian 2.500 mamalia langka, anjing laut, di sepanjang pantai Laut Kaspia di wilayah Rusia pada Januari lalu. Alimurad Gadzhiyev dari Dagestan State University, Rusia, mengatakan kalau sampel awal dari bangkai anjing laut positif flu burung. Penelitian masih berlanjut untuk mencari tahu apakah virus yang sama yang menyebabkan kematian massal itu.

Baca halaman berikutnya: Bagaimana pada manusia?

<!--more-->


Bagaimana pada manusia?

Sepanjang dua dekade terakhir, catatan WHO menyebutkakan sudah ada 868 kasus konfirmasi H5N1 pada manusia dengan 457 kematian. Di antaranya adalah empat kasus konfirmasi dan satu kematian pada tahun lalu.

Terbaru, pada bulan lalu, Ekuador melaporkan kasus pertama virus flu burung A(H5) pada manusia. Kasus melibatkan seorang anak perempuan berusia sembilan tahun yang diketahui kontak dengan unggas peliharaan--yang sebelumnya, Desember 2022, didapati kematian tanpa sebab yang jelas.

Kematian unggas, ayam dan bebek, juga belakangan diketahui terjadi di antara ternak para tetangganya.

Data dari WHO menyebutkan anak yang tinggal di kawasan rural di Provinsi Bolivar itu langsung diisolasi di rumah sakit dan mendapatkan pengobatan antivirus. Gejala awal yang ditunjukkan adalah conjunctival pruritus (gatal pada mata) dan coryza (iritasi membran lendir dalam hidung). Lalu, gejala yang persiten termasuk mual, muntah dan konstipasi.

Kasus itu adalah yang pertama di kawasan Amerika Latin dan Karibia. Saat ini, dari bukti epidemiologis dan virologis, diduga virus flu A(H5) itu tak mampu menular di antara manusia. Namun para ahli menyerukan pengawasan flu burung di unggas ternak dan liar, juga hewan mamalia, untuk membatas paparannya pada manusia.

SCIENCE ALERT, WHO


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

17 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

20 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya