Kisah Irawati, Mantan SPG Chicken Nugget Raih Beasiswa S2 di Stanford University

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Devy Ernis

Rabu, 1 Maret 2023 19:10 WIB

Irawati Puteri, mantan sales promotion girl (SPG) chicken nugget berhasil meraih beasiswa S2 di Stanford University. Dok: pribadi.

TEMPO.CO, Jakarta - Irawati Puteri merupakan mantan sales promotion girl (SPG) chicken nugget yang berhasil meraih beasiswa S2 di Stanford University, Amerika Serikat. Ia mendapat beasiswa penuh dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Cerita perjalanan hidupnya viral setelah ia mengunggah surat pernyataan diterima di Stanford lewat akun Twitternya pada akhir Februari lalu.

Perempuan yang akrab disapa Ira ini berasal dari latar belakang keluarga yang kurang mampu. Ira mengatakan orang tuanya bekerja serabutan. Kepada Tempo pada Senin, 27 Februari lalu, Ira bercerita untuk menutupi biaya hidup sehari-hari, ia bekerja sebagai SPG, pembawa acara, guru les, hingga membuka jasa terjemahan. Pekerjaan itu dilakukan Ira waktu dia duduk di bangku SMA.

Baginya, mengajar merupakan kegiatan yang awalnya lahir dari kebutuhan ekonomi. Namun, dari menjadi guru les, ia menyadari bahwa memiliki ketertarikan terhadap isu pendidikan, yang sekarang menjadi fokusnya di jenjang S2.

Dapat Keringanan dan Beasiswa Sejak SMA hingga Kuliah
Ira merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia memulai kuliahnya pada 2015 dan lulus pada 2020. Sebelum menjadi mahasiswi FH UI, ia pernah memenangkan lomba debat tingkat SMA saat sekolah di SMA 1 BPK Penabur Jakarta. Lomba debat itu yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum UI.

Uang hadiah lombanya ia gunakan untuk mendaftar tes seleksi masuk UI. Karena dapat mengikuti tes berkat lomba di FH UI, ia memutuskan masuk jurusan hukum sebagai pilihan pertamanya.

Meski kuliah di UI dan SMA Penabur yang notabene biayanya mahal, Ira mengatakan mendapat bantuan keringanan untuk membayar biaya sekolah. "SMA aku dapat keringan biaya lalu aku juga sudah bisa bayar dari hasil mengajar," kata Ira.

Advertising
Advertising

Di UI, dirinya mendapat beasiswa BCA dan peningkatan prestasi akademik. Dia juga mendapat Biaya Operasional Pendidikan Berkeadilan (BOP-B).

Semasa kuliah, Ira juga masih bekerja dan lanjut mengajar. Ia mendapat tawaran kerja di firma hukum dan mulai bekerja di semester 7. Hal tersebut ia jalani secara bersamaan hingga lulus kuliah. Buntutnya, Ira lulus sedikit terlambat dibanding teman-temannya yang lain.

“Aku lulus dari FH UI sebenarnya terlambat karena aku mesti bekerja dan menyelesaikan skripsi yang membutuhkan proses panjang," ujarnya.

Meski lulus dalam waktu 4,5 tahun kuliah, Ira telah banyak meraih prestasi lomba debat. Dia bahkan menjadi ketua di organisasi debat FH UI.

Alasan Mengambil Jurusan Pendidikan di Stanford
Program yang ia ambil di Stanford adalah International Education Policy Analysis yang berfokus pada analisis kebijakan pendidikan.

Program ini hanya menerima sekitar 20 mahasiswa per angkatan dari seluruh dunia. Selain itu, ia juga sempat diterima di tiga sekolah hukum bergengsi di Amerika Serikat, yaitu di Cornell University, University of Pennsylvania, dan University of Michigan.

Saat ditanya alasan memilih Stanford di bidang pendidikan, ia menjelaskan bahwa Stanford menerapkan lintas jurusan. Artinya, walaupun terdaftar di satu fakultas, mahasiswa tetap dapat mengambil mata kuliah dari fakultas lainnya.

Menurutnya, memilih sekolah pendidikan di Stanford dengan opsi lintas ke bidang ilmu lain akan lebih sesuai dengan perannya sekarang. Dengan jalur yang dipilih, ia dapat mempunyai perspektif hukum, kebijakan, dan pendidikan, hingga dapat memberi dampak yang lebih besar.

Sekarang, ia sedang bekerja sebagai Legal and Policy Manager di GovTech Edu, vendor di bawah Grup Telkom yang bermitra dengan Kementerian Pendidikan. Tugasnya di sana membuat desain-desain kebijakan dan memberi masukan kepada Kementerian Pendidikan atas kebijakan pendidikan di Indonesia dari segi hukum.

Tips Raih S2 di Luar Negeri
Ira membagikan tips bagi mahasiswa yang ingin mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Hal pertama yang ia sebutkan adalah cari informasi beasiswa sebanyaknya atau melakukan riset. Ia mengatakan informasi beasiswa dapat dicari di internet hingga bertanya pada orang lain yang sudah diterima S2. “Jadi, harus lebih mandiri dalam mencari informasi,” pesannya.

Kedua, harus mencari tujuan diri dan kontribusi yang akan diberikan untuk Indonesia sebelum mendaftar S2. “Lebih baik tahu dulu diri kita sendiri mau apa dan tahu bagaimana memprioritaskan S2 dibanding hal lain," ujarnya.

Bagi Ira, saat pertama kali kerja lima tahun lalu ia belum pernah memikirkan untuk lanjut pendidikan S2. Sebab, Ira masih memikirkan kebutuhan ekonomi keluarga saat itu.

“Memang butuh waktu untuk kemudian bisa meluangkan waktu, bisa meluangkan tenaga dan fokus untuk mengurus S2. Tunggu waktu yang tepat, enggak usah buru-buru," ujarnya.

Pilihan Editor: Kisah Profesor Termuda Cambridge, Tak Bisa Baca Tulis hingga Usia 18 Tahun

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

1 hari lalu

Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Jadwalnya

Kemendikbudristek membuka pendaftaran Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 2024 hingga 15 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

1 hari lalu

Penerima LPDP Bisa Bawa Keluarga di Negara Tujuan

Sebelumnya penerima beasiswa LPDP baru bisa membawa keluarga pada tahun ke dua.

Baca Selengkapnya

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

1 hari lalu

Hari Pendidikan Nasional: Universitas Jember Cetak Mahasiswa Kedokteran IPK 4,00

Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Universitas Jember, Kamis 2 Mei 2024, diwarnai dengan pencapaian satu mahasiswanya yang lulus nilai sempurna.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

2 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

3 hari lalu

Cerita Marsha, Mahasiswa Unair yang Raih Juara 1 di Ajang Taekwondo di Skotlandia

Marsha Alycia Rahmadiar Setianto, mahasiswa Fakultas Hukum Unair berhasil meraih juara pertama dalam kejuaraan taekwondo internasional di Skotlandia.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

3 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

4 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

5 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa S2 di Northeastern University, Bisa Langsung Kerja dengan Gaji Kompetitif

Simak cara daftar beasiswa LPDP di Northeastern University.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

6 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya