Mengenal Teknologi OI yang Disebut Lebih Canggih dari AI

Reporter

Tempo.co

Jumat, 10 Maret 2023 22:04 WIB

ChatGPT. Foto : OpenAI

TEMPO.CO, Jakarta - Kepopuleran ChatGPT dari OpenAI yang dibekali teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence), seakan tidak pernah memudar. Bahkan raksasa teknologi, seperti Google, Meta, dan Baidu ikut ketar-ketir. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari peruntungan dengan merilis produk serupa, yakni Bard dan LLaMa. Namun baru-baru ini, teknologi OI hadir dan digadang-gadang menjadi saingan terberat AI.

Apa itu OI?

Istilah OI diperkenalkan pertama kali oleh situs Frontiers in Science pada Selasa (28/2/2023). Sebuah proyek yang dipimpin oleh Lena Smirnova dari Pusat Alternatif Pengujian Hewan (CAAT), telah mempublikasikan tulisan berjudul Organoid Intelligence (OI): The New Frontier in Biocomputing and Intelligence-in-a-Dish.

Program yang dikerjakan oleh 25 ahli di bidang ilmu komputer dan kesehatan dari Amerika Serikat, Australia, dan Jerman itu, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan komputasi dari otak manusia. Kecerdasan OI terinspirasi dari replikasi kemajuan otak yang diturunkan dari sel punca (stem cell) manusia. Teknologi OI berusaha meniru aspek molekuler dan seluler dari memori serta pembelajaran kognisi otak secara in vitro.

Otak Manusia Dianggap Lebih Hebat Daripada Mesin

Artikel ilmiah yang dirilis oleh Frontiers in Science tersebut mengawali penjelasan terkait keunggulan otak manusia dibandingkan mesin-mesin yang disematkan kecerdasan buatan. Misalnya kemampuan manusia untuk membedakan dua objek hanya dengan beberapa sampel, sementara algoritma AI harus mengenali ribuan objek.

Otak manusia dapat memproses informasi kompleks secara berurutan dan paralel. Ilustrasi pemrosesan otak sempat ditunjukkan kepada publik pada 2013. Sebuah komputer tercanggih nomor empat di dunia saja membutuhkan waktu 40 menit untuk mereplikasi 1% aktivitas otak manusia. Selain itu, otak juga memiliki kapasitas penyimpanan setara 2.500 TB.

Advertising
Advertising

Sejak Juni 2022, Frontier Amerika Serikat telah membangun super komputer terhebat di dunia dengan performa 1.102 exaFlops. Konsumsi daya super komputer tersebut adalah 21 megawatt. Sedangkan pada kinerja 1 exaFlop, otak manusia mampu beroperasi hanya dengan kebutuhan energi 20 watt. Sehingga otak manusia dapat bekerja dengan efisiensi atau hemat energi 1 juta kali lipat lebih baik dibandingkan mesin modern.

Kelebihan Teknologi OI yang Disebut Lebih Canggih Daripada AI

Akibat terpukau dengan kemampuan otak manusia, para peneliti meriset organ itu selama bertahun-tahun dan menciptakan istilah OI. Penamaan OI dipilih karena menggambarkan bidang biokomputasi yang diarahkan oleh otak. Komputasi teknologi tersebut memanfaatkan mesin yang dirakit sendiri dari kultur sel otak manusia berwujud 3 dimensi (3D).

OI akan mengingat dan menghitung riwayat serta fungsionalitas organ lebih baik daripada teknologi 2D konvensional. Hingga saat ini, para insinyur tengah melatih OI secara sistematis untuk meningkatkan peluang input dan output sensorik yang semakin kompleks. Serta menghubungkan organ otak dengan komputer, sensor, dan antaramuka mesin untuk tujuan eksplorasi. Namun dengan tetap mempertimbangkan etika penelitian dan pengawasan ketat.

Para peneliti menyebutkan bahwa OI bukanlah ‘otak versi mini’. Meskipun begitu, mereka percaya bahwa OI juga membuka peluang mengatasi keterbatasan AI dan membantu pengembangan teknologi komputer baru. Bahkan dapat diperluas ke arah kesehatan manusia, seperti menyelidiki penderita gangguan saraf Alzheimer, memeriksa faktor genetik, serta memetakan obat-obatan atau bahan berbahaya bagi otak.

Dikutip dari laman neurosciencenews.com, kepala ilmuwan di Cortical Labs di Melbourne, Brett J. Kagan memaparkan bahwa memodifikasi neuron biologis untuk kecerdasan komputasi sangatlah mungkin terjadi. Bersama Professor Thomas Hartung dari Universitas John Hopkins dan 23 peneliti lainnya, mereka membangun komunitas, alat, serta teknologi demi mewujudkan potensi OI secara penuh.

“Bidang biokomputasi (OI) ini menjanjikan kemajuan yang belum pernah ada, yakni kecepatan komputasi, energi pemrosesan, efisiensi data, dan kemampuan penyimpanannya yang membutuhkan daya lebih rendah”, kata Brett.

NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

4 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Bocoran Terbaru Ungkap Spesifikasi Lengkap dan Harga Google Pixel 8a

11 jam lalu

Bocoran Terbaru Ungkap Spesifikasi Lengkap dan Harga Google Pixel 8a

Ponsel Google Pixel 8a akan menampilkan layar 6,1 inci dengan refresh rate 120Hz dan kecerahan puncak 2.000 nits.

Baca Selengkapnya

Giliran OpenAI Garap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft

23 jam lalu

Giliran OpenAI Garap Search Engine Berbasis AI, Saingi Produk Google dan Microsoft

OpenAI bersiap meluncurkan mesin pencari berbasis AI, tak ingin ketinggalan dari Gemini AI milik Google dan Copilot besutan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

1 hari lalu

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

Aplikasi inti iOS Apple telah dijadwalkan untuk menerima peningkatan AI.

Baca Selengkapnya

Google Rilis ChromeOS 124 untuk Chromebook, Ini Fitur-fitur Barunya

1 hari lalu

Google Rilis ChromeOS 124 untuk Chromebook, Ini Fitur-fitur Barunya

Berikut peningkatan-peningkatan yang ada pada pembaruan ChromeOS 124.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

3 hari lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

3 hari lalu

Indonesia Kaji Penerapan Publisher Rights Australia

Indonesia berencana mempelajari penerapan aturan Publisher Rights dari Australia yang telah lebih dulu melakukannya.

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

4 hari lalu

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome.

Baca Selengkapnya