BPPTKG: Kubah Lava Gunung Merapi 1888 Terus Tumbuh, Potensi Bahaya Longsoran

Selasa, 21 Maret 2023 22:16 WIB

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Kalitengah, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Jumat 10 April 2020. Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada tanggal 27 Maret - 2 April 2020, analisis morfologi area kawah menggunakan foto udara menunjukan volume kubah lava telah mencapai 291 ribu meter kubik dan sedikit mengalami perubahan bentuk. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan kubah lava barat laut Gunung Merapi yang terpantau dua tahun terakhir ini terus tumbuh. Kubah lava barat laut tersebut merupakan kubah lava lama yang sudah ada sejak tahun 1888.

“Terkait deformasi kubah lava lama 1888 di barat laut memang masih bergerak hingga sekarang. Kalau dibulatkan saat ini sudah 15,9 meter, jadi sudah genap 16 meter,” kata dia dalam konferensi pers mengenai perkembangan erupsi Gunung Merapi, Selasa, 21 Maret 2023.

Agus mengatakan, potensi bahaya dari kubah lava barat laut saat ini berupa longsoran. “Untuk saat ini dengan perilaku deformasi yang masih linear dan landai itu potensi bahaya berupa longsoran dari kubah lama. Longsoran kubah lama berupa batu bongkah yang kira-kira volumenya 2 juta meter kubik,” kata dia.

Agus mengatakan perkiraan jangkauan luncurannya masih berada dalam batas daerah bahaya yang ditetapkan dalam status Siaga atau Level III untuk Gunung Merapi. “Itu kalau longsor karena tidak stabil, karena terdorong terus dari dalam, jarak luncurannya sekitar 3 kilometer saja. Jadi masih di dalam daerah bahaya yang kita tetapkan. Ini adalah update untuk saat ini,” kata dia.

Menurut Agus, posisi kubah lava barat daya saat ini masih relatif stabil. “Sapai dengan saat ini berdasarkan analisis dari fotografi dan fotothermal dari drone, kubah lava lama masih stabil,” kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, kubah lava barat daya Gunung Merapi saat ini menjadi sumber awan panas guguran. “Kubah lava barat daya yang aktif kalau kita lihat suhunya cukup tinggi, rata-rata di atas 100 derajat Celcius, menunjukkan masih fresh di dalam kubah, sehingga kemungkinan untuk runtuh juga masih tinggi," ujarnya.

Namun, menurutnya, potensi bahaya yang disampaikan BPPTKG sudah merupakan skenario di mana seluruh kubah itu runtuh. "Jadi kita cukup mengikuti rekomendasi daerah potensi bahaya saat ini sudah mencakup kemungkinan kalau kubah lava barat daya runtuh secara masif,” kata Agus.

Agus mengatakan laju pertumbuhan kubah lava barat daya relatif masih normal. “Dari perhitungan berdasarkan data drone kira-kira belasan ribu meter kubik per hari, sekitar 15 ribu meter kubik per hari. Kalau berdasarkan sejarah erupsi Merapi masa lalu, rata-rata estrusi magma Merapi sekitar 60 ribu meter kubik per hari, segitu masih normal untuk Merapi,” kata dia.

Kubah selanjutnya berada di tengah kawah Gunung Merapi. “Untuk kubah tengah kawah ini sampai beberapa bulan ini masih stabil dan tidak mengalami pertumbuhan, artinya laju pertumbuhannya nol. Dan kalau kita lihat dari profil suhunya juga relatif kurang panas dibandingkan barat daya. Tapi ini tidak bisa dibilang tidak aktif karena masih ada hotspot di situ, di atas 100 derajat Celcius,” kata Agus.

Agus mengatakan, kondisi saat ini gempa vulkanik dalam yang asalnya bisa ratusan dalam sehari tiba-tiba mengilang mengindikasikan sistem sudah rilis. “Setelah magma keluar 11 Maret sampai dengan saat ini itu berarti sudah rilis tekanannya sehingga tidak terbentuk lagi vulkanik dalam,” kata dia.

Kepala Badan Geologi, Sugeng Mujiyanto, meminta masyarakat tenang sekaligus siap siaga. “Pada prinsipnya stamina Merapi ini masih kuat, jadi staminanya masih lumayan sehingga masyarakat sebaiknya tenang dulu, tidak perlu pantik, kemudian berikutnya selalu siap siaga," ujarnya.

Badan Geologi masih menetapkan daerah bahaya dengan status Gunung Merapi Siaga atau Level III yakni berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong maksimal 5 kilometer. Lalu arah Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 kilometer. Serta pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer, dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sementara potensi bahaya akiat lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif maksimal menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

5 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

5 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

5 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

5 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

7 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

13 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

13 hari lalu

Kirab Bergada hingga Jathilan Iringi Warga Lereng Merapi Budi Daya Sorgum

Iringan kesenian lokal itu sebagai harapan sorgum yang baru pertama kali dibudidayakan di lereng Merapi itu bisa memberikan manfaat.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

13 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

15 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya