Air Quality Backpack Dyson Baca Kualitas Udara Jakarta, 'Sangat Buruk' di Dalam dan Luar Ruangan

Senin, 17 April 2023 03:30 WIB

Investigasi kualitas udara Jakarta menggunakan Air Quality Backpack generasi kedua yang dikembangkan Dyson pada Februari-April 2023. Investigasi paparan polusi udara pribadi itu melibatkan beberapa influencer termasuk Bima Aryo seperti yang terlihat dalam foto ini. (FOTO/DYSON)

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi berbasis di Inggris, Dyson, mengembangkan Air Quality Backpack yang pernah dibuat untuk penelitian Breathe London bersama King’s College London dan the Greater London Authority. Alat pengukur kualitas udara terbaru yang didesain lebih kecil daripada generasi sebelumnya ini telah digunakan untuk investigasi paparan polusi udara pribadi dalam keseharian di Jakarta.

Alat tetap dilengkapi teknologi sensor yang telah ada dan digunakan dalam air purifier Dyson. Penggunanya dapat mengukur secara real time paparan polutan debu sangat halus yang bisa terhirup sampai ke paru-paru bahkan darah (PM 10 dan PM 2,5), polutan senyawa organik mudah menguap (VOC), dan juga gas NO2.

"Pengguna menjadi bisa mengerti kondisi udara di sekelilingnya," kata Scott Lowther, Ketua Tim Data di Dyson, dalam paparan yang diberikannya online, Jumat 14 April 2023.

Dengan sensor bawaan yang telah diperbarui, baterai, dan GPS, hasil pengukuran kualitas udara bisa dibaca melalui aplikasi yang juga dikembangkan Dyson. Selain di London, proyek sebelumnya yang melibatkan Air Quality Backpack Dyson termasuk studi global kadar polusi pribadi saat lockdown Covid-19 dan pemantauan paparan selama musim kabut asap di Delhi, India.

"Di London, dampak hasil pengukuran menggunakan alat ini adalah orang-orang yang kemudian mengubah alat transportasi maupun rute perjalanannya sehari-hari," kata Scott.

Advertising
Advertising

Investigasi Kualitas Udara Jakarta

Dalam investigasi kualitas udara Jakarta, Dyson bekerja sama dengan sejumlah influencer lewat eksperimen Februari-April lalu. Di antaranya adalah youtuber dan travel host penggemar kebugaran, Bima Aryo. Dia menyusuri jalanan Jakarta Selatan bersama Dyson Air Quality Backpack. Hasilnya, Bima mencatat bahwa kadar PM 2,5 meningkat hingga 100 µg/m3 atau 'sangat buruk' saat bersepeda malam.

Selama Bima mengumpulkan data di dalam rumah, kenaikan VOC juga terdeteksi saat ia memasak, bahkan mencapai lebih dari 12.000µg/m3, empat kali lipat di atas batas kadar wajar. Itu juga tergolong 'sangat buruk’ pada indeks kualitas udara Dyson.

Lonjakan serupa juga terjadi dengan kadar CO2 saat ia tengah mengendarai mobil. Kadar polusi udara dalam ruang mobil menetap secara konstan pada tingkat lebih dari 2.000 µg/m3 dan baru turun ketika Bima keluar dari mobil. "Ini merupakan pengalaman yang mencengangkan," katanya.

Sejumlah influencer lain yang menggunakan Air Quality Backpack Dyson adalah Ario Pratomo (@sheggario) yang mengenakan backpack tersebut saat bepergian menumpang MRT. Temuan-temuannya menunjukkan polutan NO2 meningkat di depan stasiun MRT Bundaran HI, yang terletak di kawasan lalu lintas padat.

Lalu, Vania F. Herlambang (@vaniafherlambang) yang mengunjungi kawasan Blok M pada malam mencatat kenaikan konsentrasi PM 2,5 dan VOC saat melewati pedagang yang sedang membakar makanan. Lonjakan polutan yang sama dicatat F.X. Mario Hadiwono (@fxmario) saat berkunjung ke pasar tradisional di Jakarta Utara yang terdapat banyak pedagang merokok.

Menurut Scott, sejumlah temuan di atas menunjukkan betapa penting untuk selalu mengetahui apa yang menyebabkan polusi dan bagaimana bisa menurunkan paparan terhadap polusi itu. Hal ini didukung oleh temuan Bev Tan (@odetoless) yang mencatat kondisi udara baik ketika ia mendatangi kawasan hijau di Pantai Indah Kapuk.

Scott menyebutkan data dari Air Quality Backpack tersimpan di cloud Dyson. Data diaku digunakan untuk pengembangan riset internal, selain juga dibagikan kepada publik. "Untuk meningkatkan kesadaran atas kualitas udara di sekeliling dan paparan polusi udara pribadi," kata dia.

Pilihan Editor: Ini Sebab Kualitas Udara Bisa Lebih Buruk Meski Kawasan Lebih Hijau


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

2 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

5 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

6 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

10 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

11 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

16 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

19 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG: Jakarta Hanya Cerah di Pagi Hari, Siap-siap Hujan Petir

Jakarta diprediksi hujan sejak siang, Jumat. 19 April 2024. BMKG memprediksi hujan petir turun di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya