FDA Amerika Izinkan Obat Pil Pertama dari Tinja Manusia

Selasa, 9 Mei 2023 18:38 WIB

ilustrasi obat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah per 26 April lalu mengizinkan peredaran dan penggunaan pil pertama yang dibuat dari tinja manusia. Pil itu adalah obat berbahan tinja kedua yang pernah diberikannya izin edar. Yang pertama adalah berbasis enema, atau injeksi lewat dubur, per Desember 2022.

Sebelum izin diberikan FDA, teknik medis 'transplantasi mikrobiota yang hidup di feses' ini masih dianggap investigasional. Karenanya, lebih sulit bagi para pasien untuk bisa mengaksesnya. Pengobatan juga menjadi tak ditanggung asuransi.

Seperti yang berbasis enema, pil Vowst juga mengandung bakteri hidup dari feses dan diizinkan digunakan pada orang-orang berusia lebih dari 18 tahun. Keduanya sama sebagai pengobatan preventif untuk infeksi berulang bakteri Clostridioides difficile. Disingkat C. diff, infeksi ini sering didapat setelah pasien menggunakan aneka antibiotik untuk infeksi yang berbeda.

Antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri yang normalnya mendiami jaringan usus, dan ini memberi C. diff kesempatan untuk berkembang biak dengan cepat. Bakteri yang bereplikasi dengan cepat itu mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan diare, sakit perut, demam dan peradangan usus besar (colitis), serta dalam beberapa kasus, gagal organ dan kematian.

Menurut FDA, infeksi C. diff berelasi dengan 15-30 ribu kematian per tahun di Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Mereka yang sembuh dari C. diff, kata FDA, memiliki peluang 1:6 untuk mengalami infeksi lagi dalam 2-8 minggu di masa pemulihannya. Dan dari setiap infeksi yang datang kembali tersebut membawa risiko yang lebih besar. Penyebabnya, antara lain, antibiotik yang digunakan untuk mengatasinya mengganggu mikrobioma dalam usus atau komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan bagian bawah.

Pengobatan dengan mikrobiota dari feses menawarkan sebuah cara baru untuk mencegah perulangan C. diff dengan mengisi ulang mikrobioma dalam usus tersebut. Dan kini, dengan izin yang dikantongi Vowst, ada versi pengobatan itu yang bisa dilakukan oral, ketimbang diberikan lewat rektum pasien.

"Ketersediaan produk mikrobiota fecal yang bisa diasup oral adalah sebuah langkah maju signifikan dalam memajukan layanan pasien dan aksesibilitas untuk individu-individu yang pernah mengalami penyakit ini yang dapat mengancam nyawanya," kata Peter Marks, Direktur Pusat Riset dan Evaluasi Biologi di FDA.

Regimen penggunaan Pil Vowst adalah dengan cara dikonsumsi empat kapsul per hari selama tiga hari berturut-turut. Pasien mulai meminumnya dua sampai empat hari setelah menghabiskan antibiotik untuk C. diff.

Feses donasi yang digunakan untuk membuat obat pil ini harus dipilah secara hati-hati untuk mencegah penularan patogen. Meski begitu, FDA memperingatkan, mengonsumsi Vowst tetap ada risiko terpapar patogen, juga zat alergi makanan.

Dalam uji klinis, efek samping paling umum dari obat pil Vowst adalah perut kembung, lelah, konstipasi, kedinginan, dan diare. Tapi hasilnya hanya 12,4 persen dari mereka yang diberikan pil ini yang mungkin terinfeksi C. diff kembali hingga minggu kedelapan masa pemulihan. Bandingkan dengan 39,8 persen pada mereka yang hanya menerima plasebo.

LIVESCIENCE

Pilihan Editor: Drone Meledak di Atas Kremlin Senate Ungkap Kelemahan Rusia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

3 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

6 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

11 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

11 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

12 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

14 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

15 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

20 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

21 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

24 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya