Demi Kesehatan, Kadal pun Berjemur  

Reporter

Editor

Jumat, 24 April 2009 16:48 WIB

bunglon
TEMPO Interaktif, Fort Worth: Kadal dan satwa berdarah dingin lainnya memang gemar berjemur di bawah kehangatan sinar matahari untuk menjaga panas tubuhnya. Ternyata hobinya itu memiliki tujuan lain, yaitu untuk menghasilkan vitamin D.
"Selama ini diasumsikan bahwa pemeliharaan panas adalah satu-satunya alasan mengapa kadal berjemur," kata Kristopher Karsten, ahli biologi di Texas Christian University, Amerika Serikat. "Hasil studi kami menunjukkan bahwa selain thermoregulation, perilaku berjemur secara signifikan berdampak pada regulasi vitamin D."
Seperti manusia dan vertebrata lain, bunglon memperoleh vitamin D lewat dua cara. Mereka bisa menyerapnya dari makanan dan menghasilkannya di kulit dengan bantuan radiasi ultraviolet dari sinar matahari.
Untuk menguji apakah bunglon mengubah perilaku berjemur berdasarkan asupan vitamin D dari makanannya, Karsten mengobservasi perilaku dua kelompok bunglon berbeda. Satu kelompok memiliki kadar vitamin D internal yang tinggi, berkat pakan jangkrik yang ditaburi tepung vitamin D. Kelompok lainnya hanya makan jangkrik biasa sehingga vitamin D dalam tubuhnya pun rendah.
Setiap bunglon lantas diletakkan dalam kandang-kandang outdoor pribadi yang menawarkan daerah terbuka yang terkena sinar mentari untuk berjemur dan sebuah pohon sebagai tempat bernaung.
Biasanya bunglon pindah dari daerah yang terkena sinar matahari ke tempat yang terlindung sepanjang hari. Namun, bunglon yang menyantap makanan rendah vitamin D mengkompensasikannya dengan menambah jam berjemur untuk memaksimalkan paparan sinar ultraviolet. Sebaliknya, bunglon yang diberi makanan tinggi vitamin D, membatasi paparan sinar ultravioletnya. "Tampaknya bunglon panther memiliki kemampuan untuk mengukur kandungan vitamin D dalam tubuhnya dan mengubah perilaku berjemurnya untuk menyesuaikan diri," kata Karsten.
Yang mengagumkan, penaksiran itu dilakukan dengan akurat. "Bunglon sama efektifnya dengan metode matematika yang kami gunakan dalam mengatur paparan ultraviolet optimal yang dibutuhkan dalam pembentukan vitamin D," katanya. "Kami tahu mereka mampu mengatur paparan ultraviolet yang dibutuhkan, tapi kami tidak tahu kemampuannya setinggi itu."
Para peneliti belum mengetahui mekanisme yang memungkinkan bunglon merasakan kandungan vitamin D dalam tubuhnya, tapi Karsten menduga ada reseptor otak yang sensitif terhadap vitamin. "Kemampuan yang dimiliki bunglon panther untuk menyesuaikan perilaku berjemurnya dengan efektif dan tepat sesuai vitamin D di tubuhnya, tampaknya diatur oleh reseptor vitamin D di otak," ujarnya.
TJANDRA DEWI|LIVESCIENCE

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

16 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

17 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

20 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya