Pengertian Ransomware, Kejahatan Siber yang Membuat BSI Error

Reporter

Khumar Mahendra

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 14 Mei 2023 21:18 WIB

Ilustrasi virus ransomware

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Syariah Indonesia disingkat BSI diduga terkena serangan virus berbahaya yang dikenal ransomware. Modus dari kejahatan siber ini adalah mengunci akses korban untuk kemudian meminta tebusan.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyebutkan adanya indikasi serangan siber dalam gangguan layanan BSI yang terjadi sejak Senin, 8 Mei 2023. Serangan tersebut membuat bank syariah terbesar di Indonesia itu menghentikan semua layanannya, baik layanan perbankan ATM maupun mobile banking.

Mengutip dari csirt.kemenkeu.go.id, ransomware merupakan jenis malware yang menuntut pembayaran untuk data pribadi yang telah dicuri. Munculnya ransomware menjadi sebuah epidemi secara global lantaran memaksa perusahaan membayar sejumlah tebusan besar kepada peretas.

Menurut Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pertahanan Siber, serangan malware merupakan suatu program atau kode berbahaya yang digunakan untuk mengganggu operasi normal dari sebuah sistem komputer. Biasanya program malware telah dirancang untuk mendapatkan keuntungan finansial atau keuntungan lain yang direncanakan.

Ransomware masuk ke komputer melalui berbagai cara, seperti mencolokkan flash drive yang terinfeksi atau mengunduh sesuatu dari situs web yang berbahaya. Ransomware juga masuk lewat email dengan lampiran berbahaya atau tautan situs berbahaya.

Advertising
Advertising

Selain itu, ransomware mempunyai kemampuan bisa menyebar dan menginfeksi perangkat pada sekitarnya. Sehingga sangat berbahaya bila tidak segera ditangani dengan cepat.

Ransomware menyerang perangkat dengan sistem enkripsi file. Seperti dijelaskan dari bamai.uma.ac.id, ransomware merupakan galat satu jenis malware (malicious software) yang bekerja dengan metode enkripsi, mengolah data sebagai kode yang tidak dapat dibaca oleh perangkat.

Merangkum dari upttik.undiksha.ac.id, ransomware diyakini dibuat oleh Dr. Joseph Popp, seorang ahli biologi dengan gelar doktor dari Universitas Harvard. Virus ini mulai ditemukan pada 1989, berupa AIDS Info Disk Trojan atau disebut juga PC Cyborg Trojan (PCT).

Awalnya tebusan ransomware menggunakan metode pengiriman cek ke sebuah kotak surat di Panama. Pada 2009 ransomware merajalela dengan metode pembayaran wire transfer. Kemudian di tahun berikutnya menggunakan Paysafecard, MoneyPak, UKash, CashU, Money, lalu berkembang melalui pembayaran Bitcoin.

Sejak saat itu setidaknya ada 23 kasus ransomware yang mencuat ke publik hingga sekarang. Kasus ransomware yang paling terkenal adalah CryptoLocker yang muncul 2 kali pada 2013, dan CryptoWall yang muncul 4 kali di 2014 dan 2015.

Sedangkan di Indonesia sendiri, ransomware muncul ada 2017 di Rumah Sakit Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Serangan ini menyandera data-data pasien dengan meminta uang Rp 4 juta sebagai tebusan.

Cara kerja Ransomware

Serangan ransomware diawali dengan “malware arrival” yang ditandai adanya aktivitas dari pengguna melakukan klik di sebuah malicious links atau malicious software. Setelah itu, secara otomatis akan terjadi koneksi ke C2C (Command and Control) yang merupakan pusat kegiatan malicious software untuk melakukan pengiriman perintah (Command) dan melakukan kontrol pada victim (Control).

Pada tahap ini malware akan mencari file penting untuk melakukan pencurian atau target penguncian file. Ketika file sudah terkunci maka peretas akan melakukan enkripsi, yang memunculkan informasi alamat email penyerang beserta nomor rekening pembayaran.

Saat komputer terkena virus ransomware, maka harus ditebus terdahulu agar bisa mengambil kembali data tersebut. Karena nantinya, setelah membayar dengan uang maka pemilik akan diberikan deskripsi untuk mengembalikan data.

Pilihan editor : Ragam Bantahan Komisaris BSI: Dari 15 Juta Data Nasabah Dicuri hingga Dewan Syariah Ruqyah Sistem
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Jangan Ngecas Ponsel Sembarangan di Bandara, Tiga Risiko Ini Mengintai

27 hari lalu

Jangan Ngecas Ponsel Sembarangan di Bandara, Tiga Risiko Ini Mengintai

Seorang ahli keamanan mengatakan bahwa mengisi daya di bandara memiliki risiko keamanan yang besar, terutama jika melalui port USB.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

28 hari lalu

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

Semua produk Kaspersky mendeteksi varian Linux ini sebagai HEUR:Backdoor.Linux.Dinodas.a.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

35 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

41 hari lalu

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

41 hari lalu

Kejahatan Siber Berbasis Cloud Meningkat, Ini Aktor-aktornya dan Tindakan yang Mereka Lakukan

Pelaku kejahatan siber sudah mulai mengeksploitasi kelemahan fitur-fitur di cloud.

Baca Selengkapnya

UGM Kukuhkan Guru Besar dalam Bidang Pemrosesan Sinyal, Peran Autentikasi Cegah Kejahatan Siber

59 hari lalu

UGM Kukuhkan Guru Besar dalam Bidang Pemrosesan Sinyal, Peran Autentikasi Cegah Kejahatan Siber

UGM angkat guru besar baru di bidang pemrosesan sinyal, Prof Risanuri Hidayat ungkat pentingnya autentikasi untuk mencegah kejahatan siber.

Baca Selengkapnya

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

2 Maret 2024

Kadin Gandeng Badan Perdagangan Amerika untuk Kembangkan Industri Keamanan Siber di RI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) soal keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

1 Maret 2024

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat 33 juta serangan siber melalui ponsel pada 2023. Pengguna sering terkecoh oleh iklan otomatis.

Baca Selengkapnya

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

28 Februari 2024

Kejahatan Siber: Kecepatan Serangan Semakin Mengkhawatirkan, Gangguan Cloud Melonjak

Dicatat, pelaku kejahatan siber hanya butuh 31 detik untuk menempatkan alat initial discovery, setelah akses awal diperoleh.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya