Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

Reporter

Tempo.co

Jumat, 19 Mei 2023 11:35 WIB

Ilustrasi fenomena empat matahari alias sun dogs. (worldatlas.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Warna bintang bergantung pada suhu permukaannya serta panjang gelombang yang dapat dilihat mata manusia. Matahari, bintang terbesar pusat tata surya, populer sebagai benda langit berwarna rona kuning seperti yang tampak pada ensiklopedia modern.

Namun, apakah warna asli Matahari benar-benar kuning kejinggaan? Jawaban sederhananya, tidak. Matahari memancarkan cahaya ke seluruh rentang panjang gelombang (atau warna). Itu terjadi di semua bagian spektrum elektromagnetik selain sinar gamma. Puncak spektrum Matahari lantas berguna untuk menghitung suhu permukaannya, yakni sekitar 5.500 derajat celsius. Metode yang sama juga bisa dimanfaatkan saat hendak menetapkan suhu permukaan bintang mana pun.

Panjang gelombang puncak dalam spektrum juga umumnya menentukan warna semu sebuah objek. Sebagai contoh, bintang dengan suhu yang lebih dingin akan tampak merah, sedangkan yang lebih panas akan tampak biru. Sementara itu, bintang oranye, kuning, atau putih memiliki suhu di antara bintang merah dan biru. Bagi Matahari, spektrum sebenarnya memuncak pada panjang gelombang yang biasa digambarkan sebagai warna hijau.

Namun, di rentang sempit spektrum tampak, jumlah cahaya yang dipancarkan pada setiap panjang gelombang hampir persis sama. Terlebih lagi, mata manusia tidak bisa merasakan cahaya dengan merata-ratakan berbagai warna spektrum secara bersamaan. Sedikit kelebihan cahaya hijau tidak membuat Matahari lantas terlihat hijau di mata manusia, melainkan putih. Matahari harus hanya memancarkan cahaya hijau agar mata dapat melihatnya berwarna hijau.

Ini berarti warna Matahari yang sebenarnya adalah putih. Alasan mengapa Matahari kerap terlihat berwarna kuning adalah karena atmosfer Bumi menyebarkan cahaya biru lebih efisien daripada cahaya merah. Defisit kecil dalam cahaya biru ini menyebabkan mata memandang warna Matahari sebagai kuning.

Advertising
Advertising

Semakin banyak atmosfer yang dilewati cahaya Matahari, semakin banyak cahaya biru yang tersebar. Oleh karena itu, selama matahari terbit dan terbenam, terdapat persentase cahaya merah yang jauh lebih besar dalam spektrum Matahari. Itu sering kali memberikan pemandangan indah nan menakjubkan.

Pilihan editor: Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

21 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

21 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

22 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

22 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

25 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

28 hari lalu

Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

31 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

41 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

28 Februari 2024

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.

Baca Selengkapnya

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

23 Februari 2024

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

Sun dog juga bisa terlihat seperti ada 7 matahari di langit. Masyarakat di Indonesia beruntung kalau bisa melihat fenomena ini.

Baca Selengkapnya