Bahaya AI Generatif bagi Pengguna

Reporter

Tempo.co

Senin, 22 Mei 2023 09:09 WIB

Tempo mengulas ChatGPT dan pemanfaatannya di industri kreatif dalam rubrik Urban. Artikel jua adilengkapi dengan seluk-beluk ChatGPT dari sisi teknologi, serta contoh program komputer berbasis AI

TEMPO.CO, Jakarta - Inovasi kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) terus berkembang pesat. Namun, kekhawatiran terkait risiko yang mengiringinya lama-lama semakin menonjol.

Pemangku kebijakan di sejumlah negara bahkan diminta untuk membuat peraturan baru seputar penggunaan AI. Para praktisi teknologi dan bisnis pun telah menyarankan jeda pengembangan AI sementara waktu dan menilai keamanannya.

Avivah Litan, pimpinan analis di Gartner, baru-baru ini mendiskusikan apa yang perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan yang bertanggung jawab atas pengembangan AI berkaitan dengan manajemen kepercayaan, risiko, dan keamanan (AI TRiSM)

Menurut Litan, pengembangan AI pada dasarnya tidak akan berhenti. Perusahaan harus segera bertindak dalam merumuskan strategi AI TRiSM. Ada kebutuhan mendesak untuk menciptakan alat pengelola data dan aliran proses antara pengguna dan perusahaan yang menghosting model dasar AI.

Saat ini, belum ada teknologi yang memberikan jaminan privasi sistematis kepada pengguna. Belum ada pula filter konten yang efektif dari keterlibatan mereka dengan AI generatif, seperti menyaring kesalahan faktual, halusinasi, materi berhak cipta, atau informasi rahasia.

Advertising
Advertising

Intinya, pengembang AI perlu bekerja sama dengan otoritas baru yang mungkin muncul untuk menetapkan kebijakan dan praktik pengawasan AI dan manajemen risiko.

Ketika ditanya tentang risiko atau bahaya paling signifikan yang ditimbulkan AI, terutama jenis AI generatif, Litan menjabarkan hal-hal berikut.

1. “Halusinasi” dan Pemalsuan

Ini termasuk kesalahan faktual, satu dari beberapa masalah paling umum yang muncul dari produksi AI, misal jawaban chatbot. Sangat mungkin bagi AI untuk menghasilkan respons yang bias atau bahkan salah. Namun, kekeliruan itu semakin sulit dikenali karena solusi AI terlalu cepat dipercaya dan diandalkan oleh pengguna.

2. Deepfake

Risiko AI semakin signifikan ketika itu digunakan untuk membuat konten dengan niat jahat. Gambar, video, dan rekaman suara palsu telah digunakan untuk menyerang selebritas dan politisi dalam menyebarkan informasi yang menyesatkan. Seseorang tak bertanggung jawab bahkan dapat menggunakan AI untuk membuat akun palsu atau mengambil alih akun resmi yang sudah ada.

Dalam contoh baru-baru ini, gambar Paus Francis buatan AI yang mengenakan jaket puffer putih nan modis menjadi viral di media sosial. Walau mungkin tidak berbahaya, contoh ini memberikan gambaran sekilas di mana deepfake menciptakan risiko reputasi, pemalsuan, dan penipuan yang signifikan bagi individu, organisasi, ataupun pemerintah.

3. Privasi Data

Seorang karyawan dapat dengan mudah mengekspos data perusahaan yang sensitif dan eksklusif saat berinteraksi dengan solusi chatbot AI. Aplikasi itu dapat menyimpan informasi yang ditangkap melalui input pengguna tanpa batas waktu serta menggunakannya untuk melatih model lain sehingga makin membahayakan kerahasiaan. Informasi tersebut juga bisa jatuh ke tangan yang salah jika terjadi pelanggaran keamanan.

4. Masalah Hak Cipt

Chatbot AI dilatih pada sejumlah besar data internet yang mungkin menyertakan materi berhak cipta. Akibatnya, beberapa respons mungkin melanggar perlindungan hak cipta atau kekayaan intelektual. Tanpa referensi sumber atau transparansi tentang bagaimana jawaban dihasilkan, satu-satunya cara untuk mengurangi risiko ini adalah pengguna harus memastikan kembali bahwa mereka tidak melanggar hak cipta atau kekayaan intelektual.

5. Polemik Keamanan Siber

Selain rekayasa sosial dan ancaman phishing yang lebih canggih, seorang pelaku kejahatan siber dapat memanfaatkan AI untuk membuat malware dengan lebih mudah. Vendor yang menawarkan model dasar AI generatif meyakinkan pengguna bahwa model mereka telah dilatih untuk menolak permintaan keamanan siber berbahaya. Namun, mereka tidak menyediakan alat bagi pengguna untuk secara efektif mengaudit seluruh kontrol keamanan yang ada.

Vendor juga sangat menekankan pada pendekatan “red teaming”, suatu simulasi untuk mengevaluasi sistem keamanan organisasi dengan menempatkan tim keamanan yang independen sebagai posisi penyerang. Metode ini semata-mata mengharuskan pengguna menaruh kepercayaan penuh kepada kemampuan vendor untuk mengeksekusi tujuan keamanan.

Pilihan editor: Di Balik Gambar Paus Francis Pakai Puffer Jacket yang Viral di Medsos

SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

20 jam lalu

Kongres Peradaban Aceh Bahas Budaya di Era Kecerdasan Buatan

Kongres Peradaban Aceh 2024 membahas nasib seni dan budaya di era kecerdasan buatan. Apa yang harus seniman lakukan?

Baca Selengkapnya

Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

1 hari lalu

Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

Proyek robot buatan Unpad akan mengikuti ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang pada Agustus 2024. Robot berbasis AI dan IoT.

Baca Selengkapnya

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

1 hari lalu

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

Aplikasi inti iOS Apple telah dijadwalkan untuk menerima peningkatan AI.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

2 hari lalu

Airlangga Sampaikan 3 Isu di Pertemuan OECD Paris, Apa Saja?

Airlangga membahas terkait komitmen Indonesia dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan di pertemuan OECD.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

3 hari lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

3 hari lalu

Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

Apple menyiapkan sejumlah fitur berbasis AI untuk browser Safari. Salah satu yang menonjol adalah perangkum teks otomatis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

5 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

6 hari lalu

Sederet Janji Microsoft di Balik Investasi Jumbo untuk Indonesia, Apa Saja?

Microsoft menyodorkan sejumlah rencana untuk Indonesia melalui investasi sebesar Rp 27,6 triliun.Salah satunya pelatihan AI untuk 840 ribu peserta.

Baca Selengkapnya

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

6 hari lalu

iPad Pro Terbaru Dirilis Bulan Depan, Gawai Perdana Apple yang Punya Chip M4

Sejumlah peningkatan fitur iPad Pro bocor ke publik. Salah satunya soal pemakaian chip M4 untuk menyokong AI.

Baca Selengkapnya