Jasa pernikahan yang merupakan bagian dari industri Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE), terdampak cukup parah selama masa pandemi Covid-19 terdampak cukup parah. Meskipun demikian, pelaku industri MICE terus berinovasi agar tetap dapat menjalankan usaha, diantaranya dengan memanfaatkan teknologi dan media digital.

Menurut Rayinda, aplikasi yang dikembangkan mampu menjadi media informasi, juga wadah yang dapat membantu untuk mempersiapkan tenaga kerja di industri pernikahan memperoleh sertifikasi kompetensi. “Juga dapat menambah wawasan melalui konten yang ada dalam platform untuk meningkatkan kualitas jasa pernikahan,“ kata dosen Fakultas Rekayasa Industri Telkom University itu.

Pengurus APIPI Tizza Astari mengatakan, asosiasi memiliki 30 anggota mitra seperti vendor gedung, catering makanan, tata rias, busana pengantin, dokumentasi foto, dan video. Sertifikasi kompetensi menurutnya penting agar semua anggota asosiasi dapat meningkatkan kapabilitas juga standar dalam pelayanan. “Sehingga menghasilkan layanan yang unggul dan kompetitif melalui sertifikasi kompetensi,” ujarnya.

Dengan akses jaringan ke anggota, APIPI dapat menyediakan materi pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk persiapan mengikuti sertifikasi profesi. Seorang pelaku usaha jasa pernikahan, Qisthina Ghaisani dari Ghaisaniyara Wedding House mengatakan, tenaga kerja perlu memiliki pengetahuan yang sesuai untuk memperoleh sertifikasi profesi.

“Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui proses pembelajaran terstruktur dan pengalaman kerja,” kata dia. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia untuk bidang MICE berjumlah 39 jenis unit.

Pilihan Editor: Dampak Global Penambangan Pasir Laut dan Langkah yang Diperlukan