Alasan Status KLB Antraks Belum Diterapkan di Gunungkidul Yogyakarta

Kamis, 6 Juli 2023 16:49 WIB

Pemda Kulon Progo Sosialisasikan Tentang Antraks di Kawasan Endemik. TEMPO/Hand Wahyu

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, awal Juli 2023 ini menjadi sorotan setelah penularan masif menimpa lebih dari 80 warga dan menyebabkan satu di antaranya meninggal dunia positif antraks. Namun, hingga kini pemerintah setempat, baik Gunungkidul maupun DI Yogyakarta, belum menetapkan status kejadian luar biasa atau KLB untuk kasus itu.

“Penetapan status KLB itu dikeluarkan berdasarkan rekomendasi permenkes (peraturan menteri kesehatan), yang mengacu pada sejumlah faktor,” kata Kepala Dinkes DI Yogyakarta, Pembajun Setyaningastutie, Kamis, 6 Juli 2023.

Pembajun mengatakan sejumlah faktor yang mempengaruhi suatu kejadian perlu ditetapkan KLB atau tidak, antara lain kasus yang terjadi pada saat ini lonjakannya sudah dua kali lipat atau lebih dibandingkan tahun atau periode sebelumnya.

Selain itu, penentuan KLB juga melihat faktor jumlah kematian meningkat 50 persen dalam kurun waktu yang sama, serta angka proporsi kasus kejadian juga naik daripada periode sebelumnya.

“Melihat peningkatan kasus di Gunungkidul, sebenarnya kalau mengacu permenkes sudah KLB sejak 2019 silam, atau saat kasus pertama itu muncul,” kata Pembajun.

Advertising
Advertising

Sementara, kasus antraks di Gunungkidul pada tahun 2023 ini secara akumulasi tidak sebanyak tahun 2022 silam dalam konteks suspect-nya. “Untuk penetapan status KLB itu karena kasus ini terjadi di satu daerah kabupaten, maka prosedurnya harus ditetapkan dulu di wilayah (pemerintah kabupaten) itu, baru kemudian diajukan ke provinsi dan diteruskan ke Kementerian Kesehatan,” kata dia.

Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengatakan penetapan status KLB antraks di Gunungkidul saat ini belum perlu dilakukan. "Kami kira belum (waktunya) untuk menetapkan (status kejadian antraks) sebagai KLB," kata Heri.

Heri mengatakan alasan belum adanya penetapan KLB karena lokasi penemuan kasus, yakni di Dukuh Jati, Candirejo, Kecamatan Semanu, tersebut sudah terlokalisir serta dapat ditangani petugas. "Saat ini kasus di Dukuh Jati itu sudah terlokalisir, tidak menjalar ke mana-mana, dan petugas masih bisa intensif melakukan pemantauan,” kata dia.

Menurutnya, pada area yang terkontaminasi spora antraks terus dilakukan penanganan seperti pemberian formalin, kemudian diperiksa laboratorium. “Pemeriksaan tanah itu untuk memastikan area itu tidak lagi terkontaminasi spora antraks. Kkalau terkontaminasi, maka dicor beton agar spora tidak berkembang,” ujarnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

14 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

28 hari lalu

Wisatawan Asal Sragen Nyaris Hilang Terseret Arus Balik Pantai Gunungkidul

Meski gelombang laut selama libur Lebaran ini cukup landai dengan status gelombang sedang, namun wisatawan perlu berhati-hati saat bermain air di destinasi pantai-pantai selatan Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

31 hari lalu

Warga Aceh Barat Daya Lebaran 11 April 2024, Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul 5 April 2024

Warga di Kabupaten Aceh Barat Daya rayakan lebaran Kamis, 11 April 2024. Sebelumnya, jemaah Masjid Aolia Gunungkidul berlebaran pada 5 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

36 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu

Jemaah Masjid Aolia di Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta telah merayakan Idul Fitri. Bagaimana asal usul jemaah asuhan Mbah Benu ini?

Baca Selengkapnya

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

38 hari lalu

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul Rayakan Idulfitri Hari ini, Imam dan Jemaah: Tak Ada Kendala

Jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul merayakan Idulfitri lebih cepat dari hari penetapan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jamaah Aolia di Gunungkidul Sudah Rayakan Lebaran Jumat Ini, Siapa Mereka?

38 hari lalu

Jamaah Aolia di Gunungkidul Sudah Rayakan Lebaran Jumat Ini, Siapa Mereka?

Ratusan Jamaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Giriharjo, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, DIY menggelar salat Idul Fitri hari Jumat ini.

Baca Selengkapnya

Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

53 hari lalu

Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

55 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

56 hari lalu

Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

58 hari lalu

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.

Baca Selengkapnya