Indah Aprilia Nasution, Anak Buruh yang Meraih Mimpi Kuliah di UGM dengan KIP Kuliah

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Devy Ernis

Kamis, 20 Juli 2023 18:35 WIB

Indah Aprilia Nasution. Dok. Pribadi

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu mahasiswa baru di Universitas Gadjah Mada (UGM), Indah Aprilia Nasution, berhasil meraih mimpinya untuk berkuliah di kampus tersebut dengan bantuan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah). Anak dari seorang buruh harian lepas dan seorang office boy ini lulus seleksi lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2023.

Di hari pengumuman SNBP pada Jumat, 28 Maret 2023, setelah memberanikan diri mengecek hasil lewat handphone-nya, dia menangis bahagia dan mengucap syukur atas terkabulnya mimpi dan keinginannya selama ini.

“Alhamdullilah, Teknik Kimia UGM. Takut bener, sampai saya kepikiran itu merah ternyata biru,” ucapnya dikutip dari situs UGM pada Kamis, 20 Juli 2023.

Mimpinya untuk kuliah di UGM sudah dia bangun sejak duduk di kelas sebelas di SMA Negeri 1 Bukittinggi. Sebagai seseorang dengan keinginan kuat, mimpi tersebut dia rawat meskipun orang tuanya, Yapisham Nasution dan Purnama Hasibuan, berharap dirinya melanjutkan kuliah tidak jauh dari rumahnya di Koto Selayan, Kota Bukittinggi.

Indah tetap berpegang teguh pada mimpinya. Berkali-kali pula dia harus meyakinkan kedua orang tuanya. “Saya tahu banyak yang jadi pertimbangan bapak ibu, soal biaya utamanya. Maka kepinginnya Indah tetap kuliah di sini saja, di Padang,” katanya.

Terhalang Biaya
Yapisham dan Purnama mengaku perasaannya campur aduk saat anaknya menyampaikan kabar dirinya diterima di UGM. Ada rasa bahagia dan senang, tetapi di sisi lain mereka harus memikirkan soal biaya.

Keduanya merasa tidak akan mampu menutup biaya kuliah Indah di UGM. Sementara kakak Indah, Andika Saputra, masih kuliah di Universitas Negeri Padang. Dua adik kembarnya, Muhammad Padlan Nasution dan Muhammad Padlin Nasution masih bersekolah di SMPN 8 Bukittinggi.

“Dengan penghasilan tiga juta dari kami berdua, tentunya sangat berat. Saya pun sempat bilang ke Indah untuk tidak melanjutkan keinginannya ke UGM,” ujar Purnama.

Meski pada awalnya menghendaki agar Indah tetap kuliah di Padang, Yapisham dan Purnama pada akhirnya harus membuka tangan untuk keinginan anak perempuannya.

Purnama pun mengaku sempat mendapat telepon dari ikatan alumni SMA Negeri 1 Bukittinggi. Lewat telepon tersebut, dia mendapat pemahaman dari para alumni soal bagaimana kuliah Indah di UGM nantinya. Para alumni sangat berharap agar orang tua Indah mengizinkan dia kuliah di UGM.

Hal sama dilakukan sang kakak, Andika Saputra. Kepada ibunya, dia menyampaikan penguatan bahwa Indah akan baik-baik saja kuliah di UGM. Dengan beasiswa yang diterima, dipastikan tidak akan memberatkan keluarga.

“Ya, namanya orang tua. Terima kasih pada alumni yang juga telah membantu ongkos transportasi berangkat Indah dari Padang ke Jogja. Saya pun hanya bisa berdoa semoga Indah baik-baik di sana dan bisa lancar kuliahnya,” ungkapnya.

Terbantu oleh KIP Kuliah
Meski terhalang biaya, Indah tetap memilih program studi Teknik Kimia UGM saat mendaftar kuliah. Dia mengaku tidak mau lepas dari pilihan itu, malah menjadikannya prioritas karena kelak dirinya bercita-cita menjadi profesional di bidang pertambangan.

<!--more-->

“Harus teknik kimia. Indah mengutamakan jurusan itu dan UGM kebetulan adalah kampus yang terbaik. Jadi, Indah memilih untuk teknik kimianya karena peluang kerja yang bagus dan luas,” jelasnya.

Rasa syukurnya pun bertambah karena dirinya lolos kuliah di UGM dengan pembiayaan program KIP Kuliah subsidi 100 persen, yang berarti gratis kuliah. Dia sangat berharap program ini bisa membantu meringankan rasa khawatir orang tuanya saat kuliah di UGM nantinya.

Berprestasi Sejak SD
Keinginan kuat Indah kuliah di UGM memang sedikit banyak dipengaruhi para alumni dari SMA Negeri 1 Bukittinggi yang berfokus melanjutkan studi ke perguruan tinggi di pulau Jawa seperti UI, ITB, Unpad, dan UGM. Kebetulan, salah satu alumni sekolahnya pada 2022 lalu juga diterima di Teknik Kimia UGM.

Lahir di Bukittinggi, 9 April 2005, kepintaran Indah Aprilia Nasution sudah terlihat sejak kecil. Menempuh pendidikan dasar di SDN 09 Manggis Ganting, dia lulus dengan predikat empat besar lulusan terbaik se-Sumatra Barat. Dia pun melanjutkan belajar di SMP Negeri 8 dan SMA Negeri 1 Bukittinggi.

Semasa SMA, di samping belajar dia juga aktif sebagai pengurus OSIS, menjadi sekretaris dan koordinator bidang kesehatan hingga kelas XI. Selain itu, dia pun aktif di organisasi perfilman sekolah.

Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Indah sadar bahwa dirinya tidak bisa sama dengan teman lainnya. Dia cukup bersyukur bisa mendapatkan beasiswa dari PT MHK Foundation saat duduk di kelas sepuluh dan sebelas. Dengan beasiswa itu, dia bisa membiayai sendiri sekolahnya.

Kemudian, di kelas dua belas, dia diuntungkan adanya Peraturan Daerah Kota Bukittinggi yang menyatakan untuk seluruh siswa kelas dua belas tidak dipungut biaya.

“Lumayan di kelas sepuluh dan sebelas dapat beasiswa 350 ribu per bulan. Bisa bayar uang sekolah 170 ribu, sisanya Indah tabung. Ini pun untuk jaga-jaga kalau ada keperluan mendesak dari sekolah,” ujarnya.

Mempertahankan Prestasi
Meraih dan mempertahankan prestasi akademik bukan persoalan mudah. Indah harus belajar secara konsisten dan ekstra. Jika teman lainnya sudah pulang sekolah pukul tiga sore, dia baru bisa selesai pukul lima karena sibuk berorganisasi dan berkegiatan lainnya.

Meski sibuk, dia tetap mengimbanginya dengan istirahat yang cukup dan rutinitas teratur. Setiap hari libur, dia tetap menyempatkan belajar walaupun tidak intens seperti hari-hari biasa. Katanya, hal ini dia lakukan karena tidak bisa ikut les atau bimbingan belajar.

“Alhamdullilah di dua bulan terakhir sebelum ujian kelulusan, sekolah mendatangkan bimbel, jadi bisa fokus di materi-materi UTBK. Tapi ternyata tidak harus sampai ujian sudah diterima kuliah,” ungkapnya.

<!--more-->

Mengubah Nasib Keluarga
Keinginan untuk mengubah nasib keluarga dan mengangkat harkat keluarga memang menjadi motivasi Indah untuk selalu belajar lebih dibanding orang lain. Baginya hal itu wajib, sehingga dia memaksimalkan apa pun, termasuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah.

Indah tidak akan melupakan guru-gurunya, terutama guru Bimbingan dan Konseling (BK)-nya di SMA Negeri 1 Bukittinggi, Merita Nelviardi dan Elvita Putri. Kedekatan dengan keduanya seolah seperti orang tuanya sendiri. Tak segan dirinya mencurahkan masalah dan kesulitan yang dia hadapi.

“Indah bersyukur banyak guru yang baik banget, selalu memberi perhatian. Dan ketika Indah merasa kesulitan, guru BK langsung mengerti dan bantu mencarikan solusinya,” ucapnya.

Apapun aktivitas yang pernah lakukan di saat SMA, Indah berencana akan melanjutkan di UGM. Perempuan yang memiliki hobi sinematografi ini berniat untuk bergabung dalam BEM dan organisasi kemahasiswaan lainnya.

“Kalau yang akademik kan harus, karena sebagai penerima beasiswa nilai akademik tetap dituntut tinggi. Di luar itu, kepingin sih nantinya tetap bisa gabung dengan klub-klub sinematografi,” tuturnya.

Pilihan Editor: Kisah Perjuangan Rafael Meraih Medali dalam Olimpiade Matematika 2023 di Jepang

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

18 jam lalu

Pendaftaran Seleksi Mandiri UGM 2024 Diperpanjang, Sediakan Kuota 40 Persen

UGM mengubah waktu pendaftaran untuk semua lokasi tes seleksi mandiri (UM UGM CBT) kecuali di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

22 jam lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

22 jam lalu

Peristiwa Gejayan dan Kematian Moses Gatutkaca 26 Tahun Lalu, Siapa Tanggung Jawab?

Puncak aksi mahasiswa di Gejayan terjadi pada 8 Mei 1998 setelah salat Jumat. Moses Gatutkaca menjadi korban dengan luka parah. Siapa tanggung jawab?

Baca Selengkapnya

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

1 hari lalu

Flexing Mahasiswa KIP, Dosen Administrasi Publik Beberkan Kekurangan Puslapdik

Viral flexing mahasiswa penerima fasilitas bantuan keuangan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) belum berarti menunjukkan bantuan yang salah sasaran

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Beda Sikap Soal Wacana Penambahan Jumlah Kementerian di Kabinet Prabowo

Wacana penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo perlu kajian ilmiah.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

1 hari lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Minta Pemerintah Benahi Pengawasan dan Sistem Distribusi KIP Kuliah

2 hari lalu

Anggota DPR Minta Pemerintah Benahi Pengawasan dan Sistem Distribusi KIP Kuliah

Sejumlah penerima KIP Kuliah sebelumnya ramai dibicarakan karena sudah dinilai tak layak menerima.

Baca Selengkapnya

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

2 hari lalu

Unair Buka 1.200 Kuota Penerima KIP Kuliah 2024

Unair menerima kuota KIP Kuliah sebanyak 660 mahasiswa pada 2023.

Baca Selengkapnya

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

2 hari lalu

Hari Susu Dunia, UGM Siap Pecahkan Rekor MURI Minum 11.690 Susu oleh Mahasiswa

Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM) siap pecahkan rekor MURI minum 11.690 susu oleh mahasiswa pada peringatan hari susu sedunia.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Harus Punya Keinginan Maju

2 hari lalu

Kemendikbud: Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Harus Punya Keinginan Maju

Kemendikbud mendorong penerima KIP Kuliah untuk maju dan berkembang.

Baca Selengkapnya