Fenomena Ajaib Setiap Agustus Turun Embun Salju di Dieng, Kok Bisa?

Rabu, 2 Agustus 2023 14:15 WIB

Pesona Dieng saat musim kemarau ditandai dengan munculnya kabut tipis yang disebut ampak-ampak oleh warga setempat, (12/8). Kabut itulah yang nantinya akan menjadi embun upas atau butiran salju karena suhu bisa menembus nol derajat celcius. (Aris Andrianto/Tempo)

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Agustus, wilayah pegunungan Dieng selalu menjadi sorotan karena fenomena yang langka dan mengejutkan: embun salju yang muncul di tengah musim panas.

Meskipun Indonesia dikenal dengan iklim tropisnya, fenomena ini terjadi secara konsisten selama bertahun-tahun dan menarik perhatian banyak pengunjung dari berbagai penjuru dunia. Tidak sedikit yang penasaran dengan penyebab dari embun salju yang misterius ini.

Kondisi geografis Dieng memainkan peran penting dalam keunikan fenomena ini. Dieng berlokasi di ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh deretan gunung yang menjulang tinggi.

Iklim pegunungan di kawasan ini cenderung dingin, terutama di malam hari. Saat musim panas, suhu udara di Dieng biasanya turun hingga mencapai titik embun, yang menyebabkan terbentuknya embun di malam hari.

Embun ini kemudian akan membeku menjadi kristal-kristal kecil, mirip dengan struktur salju, ketika suhu mencapai titik beku atau di bawahnya. Oleh karena itu, saat pagi hari, pengunjung akan melihat pemandangan menakjubkan ketika sinar matahari pagi menyinari pegunungan Dieng, membuat embun beku itu tampak seperti salju tipis yang menutupi tanah dan vegetasi di sekitarnya.

Advertising
Advertising

Namun, penting untuk mencatat bahwa embun salju di Dieng sebenarnya berbeda dengan salju alami yang turun dari langit. Embun salju terbentuk oleh proses kondensasi, sedangkan salju biasa adalah kristal es yang terbentuk dari uap air di atmosfer yang membeku sebelum jatuh ke tanah.

Selain faktor geografis, perubahan iklim global juga memiliki peran dalam fenomena embun salju ini. Dengan perubahan pola cuaca yang terjadi akibat pemanasan global, terjadi fluktuasi suhu ekstrem di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Meskipun Indonesia dikenal dengan iklim tropisnya, beberapa wilayah tertentu mengalami perubahan suhu yang tidak biasa. Beberapa pakar iklim percaya bahwa peningkatan suhu global telah menyebabkan perubahan iklim di berbagai wilayah, termasuk Dieng.

Suhu malam yang lebih rendah daripada biasanya, akibat pendinginan yang lebih cepat setelah matahari terbenam, menyebabkan embun lebih mudah membeku menjadi struktur mirip salju.

Seperti dikutip dari laman bnpb.go.id, embun salju di Dieng telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata di kawasan ini. Setiap Agustus, pengunjung lokal dan mancanegara memadati kawasan ini untuk menyaksikan fenomena alam yang langka ini.

Pemerintah setempat telah berupaya mempromosikan fenomena ini untuk meningkatkan pariwisata di daerah tersebut, sambil tetap memperhatikan perlindungan lingkungan dan kelestarian alam.

Dalam beberapa tahun terakhir, pengunjung yang meninggalkan jejak berlebihan dan sampah di kawasan Dieng telah menjadi perhatian serius. Pihak berwenang mengimbau pengunjung untuk bertanggung jawab dan menjaga kebersihan lingkungan ketika berkunjung ke sana, agar fenomena embun salju dan keindahan alam Dieng tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Pada kesimpulannya, fenomena embun salju yang terjadi setiap Agustus di Dieng merupakan hasil dari kombinasi faktor geografis dan perubahan iklim global.

Meskipun fenomena ini adalah hasil dari embun yang membeku, bukan salju alami, tetaplah menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan dan memberikan pesan penting tentang pentingnya menjaga kelestarian alam di tengah tantangan perubahan iklim.

Pilihan Editor: Dieng Kembali Membeku di Bawah 0 Derajat Celcius, Ini Analisis Peneliti BRIN

Berita terkait

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

2 hari lalu

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

3 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

5 hari lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

5 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

8 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

10 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

11 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

12 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

12 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

14 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya