Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

Reporter

Andika Dwi

Editor

Devy Ernis

Kamis, 10 Agustus 2023 20:12 WIB

Moeldoko menyambut kedatangan redaksi Tempo.co di Kantor Staf Presiden. (Foto: TEMPO/Dimas Prasetyo)

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Agung (MA) akhirnya menolak Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko atas Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan HAM tentang kepengurusan Partai Demokrat pada Kamis, 10 Agustus 2023.

Duduk perkara kisruh ini dimulai pada awal Februari 2021 saat Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengumumkan ada upaya di luar partai untuk yang akan mengkudeta Demokrat di era kepemimpinannya.

Tak lama, Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat diselenggarakan di Hotel The Hill Hotel and Resort, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 5 Maret 2021. KLB itu menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Pembin

AHY dan Moeldoko membawa sengketa ini ke jalur hukum. Kekalahan Moeldoko ini bukan kali pertama. Berbagai gugatan telah dilakukan baik ke Kementerian Hukum dan HAM, PN Jakarta Pusat, hingga PTUN, namun tetap kalah. Lantas, bagaimana rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko?

Rekam Jejak Karier Moeldoko


Dilansir dari situs Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Indonesia (UI), Moeldoko menempuh pendidikan militernya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Akabri (sekarang berganti nama menjadi Akademi Militer atau Akmil) di Magelang pada 1981. Pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu menjadi lulusan terbaik dan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa.

Advertising
Advertising

Setelah itu, Moeldoko ditugaskan sebagai Komandan Pleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara (Yonif Linud) 700 Komando Daerah Militer atau Kodam VII/Wirabuana. Ia dibebani tugas dalam Operasi Seroja Timor-Timur 1984 serta penugasan lainnya, seperti ke Irak-Kuwait, Amerika Serikat, dan Kanada.

Adapun beberapa jabatan yang pernah dipegangnya, antara lain Komandan Kompi A Yonif Linud 700/BS, Kepala Seksi Operasi Yonif Linud 700/BS, Perwira Operasi Kodim 1408/BS Makassar, Wadan Yonif 202/Tajimalela, Kepala Seksi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS, Danyonif 101/Jaya Yudha, Dandim 0501 BS/Jakarta Pusat, dan Sepri Wakil KSAD.

Selain itu, ada pula jabatan lain, seperti Pabadya-3 Ops PB-IV/Sopsad, Brigif-1 Pengamanan Ibu Kota, Asops Kasdam VI/TPR, Dirbindiklat Pussenif, Danrindam VI/TPR, Danrem 141/TP Dam VII/WRB, dan Pa Ahli KSAD Bidang Ekonomi.

Kariernya Terus Meroket


Pada 2008, ia dipercaya menjadi Dirdok Kodiklat TNI AD Komando Daerah Militer Jayakarta (disingkat Kodam Jaya). Pada 2010-2011, ia mengalami tiga kali kenaikan pangkat dan rotasi jabatan, mulai dari Panglima Divisi 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, Panglima III/Siliwangi, dan Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Selang dua tahun kemdian, Moeldoko menduduki posisi Wakil Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Selanjutnya ia mengemban amanah sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD) pada 22 Mei 2013.

Hanya menjabat tiga bulan, Presiden SBY melantik Moeldoko menjadi Panglima TNI pada Jumat, 30 Agustus 2013. SBY mengambil sumpah lulusan terbaik Akmil 1981 tersebut untuk menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang sudah memasuki masa purna jabatan.

Pada 2014, anak dari pasangan Moestaman dan Masfuah itu menyelesaikan pendidikan pascasarjana dan meraih gelar doktor program Ilmu Administrasi di UI. Tak hanya itu, Moeldoko juga mendapatkan gelar doktor kehormatan atau honoris causa bidang Manajemen Strategi Pembangunan Sumber Daya Manusia dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Moeldoko dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki pada Rabu, 17 Januari 2018. Ia menduduki jabatan yang sama hingga kini.

Moeldoko juga menyabet sejumlah penghargaan, di antaranya Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV, Satya Lencana Seroja, tanda jasa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Satya Lencana Santi Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, dan Bintang Yudha Dharma Nararya.

MELYNDA DWI PUSPITA

Pilihan Editor: Raih 4 Gelar di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Ingin Terus Belajar

Berita terkait

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

16 jam lalu

AHY Harap Penyelenggaraan World Water Forum Bisa Beri Solusi Pengelolaan Air Global

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) AHY penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bisa menciptakan solusi pengeloaan air global

Baca Selengkapnya

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Demokrat Tolak Usulan Politik Uang Dilegalkan dalam Pilkada 2024

Partai Demokrat menolak usulan agae politik uang atau money politics dilegalkan pada Pemilihan Kepala Daerah alias Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

2 hari lalu

Dede Yusuf Ungkap Alasan Enggan Maju Pilkada 2024

Politikus Partai Demokrat Dede Yusuf lebih memilih menjadi anggota DPR RI dibanding maju Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Bey Triadi Machmudin Tolak Pinangan Demokrat Maju di Pilkada Jabar 2024

4 hari lalu

Alasan Bey Triadi Machmudin Tolak Pinangan Demokrat Maju di Pilkada Jabar 2024

Partai Demokrat menilai Bey Triadi Machmudin sebagai figur potensial untuk Pilkada Jabar 2024.

Baca Selengkapnya

KPK Resmi Ajukan Banding atas Vonis Hasbi Hasan

4 hari lalu

KPK Resmi Ajukan Banding atas Vonis Hasbi Hasan

Tim Jaksa KPK telah menyerahkan memori banding dalam perkara yang menjerat Sekretaris Mahkamah Agung Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya

Soal Pemberhentian Hasbi Hasan, Wakil Ketua Mahkamah Agung Sebut Tunggu Putusan Inkrah

4 hari lalu

Soal Pemberhentian Hasbi Hasan, Wakil Ketua Mahkamah Agung Sebut Tunggu Putusan Inkrah

Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA) Suharto buka suara soal rencana pemberhentian Sekretaris MA Hasbi Hasan.

Baca Selengkapnya

Profil Suharto, Wakil Ketua Mahkamah Agung Non-Yudisial yang Dilantik Jokowi

4 hari lalu

Profil Suharto, Wakil Ketua Mahkamah Agung Non-Yudisial yang Dilantik Jokowi

Presiden Jokowi melantik Suharto sebagai Wakil Ketua Mahkamah Agung atau MA Non- Yudisial yang baru. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Sah Jadi Wakil Ketua MA, Hakim Agung Suharto Janji Emban Amanah dengan Baik

4 hari lalu

Sah Jadi Wakil Ketua MA, Hakim Agung Suharto Janji Emban Amanah dengan Baik

Suharto menggantikan Sunarto yang dilantik menjadi Ketua MA Bidang Yudisial pada 3 April 2024.

Baca Selengkapnya

Dilantik Jokowi, Suharto Sah Jadi Wakil Ketua Mahkamah Agung

4 hari lalu

Dilantik Jokowi, Suharto Sah Jadi Wakil Ketua Mahkamah Agung

Presiden Jokowi mengambil sumpah jabatan Wakil Ketua Mahkamah Agung atau MA Non Yudisial Suharto di Istana Negara, Rabu, 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Susanti Dewayani Daftar ke Partai Demokrat di Pilkada Pematangsiantar

5 hari lalu

Susanti Dewayani Daftar ke Partai Demokrat di Pilkada Pematangsiantar

Wali Kota Pematangsiantar, Susanti Dewayani, menyerahkan formulir pendaftaran sebagai Calon Wali Kota Pematangsiantar ke Partai Demokrat

Baca Selengkapnya